Kamis, 01 Maret 2018

Makalah Alat dan Teknologi Suku Sunda | Bahasa Sunda

Tags

Makalah Alat dan Teknologi Suku Sunda | Bahasa Sunda


Untuk Download Document Silahkan Ikuti
TAUTAN INI

BAB I

PENDAHULUAN

A.           LATAR BELAKANG

Suku Sunda adalah kelompok etnis yang berasal dari bagian barat pulau Jawa, Indonesia, dengan istilah Tatar Pasundan yang mencakup wilayah administrasi provinsi Jawa Barat, Banten, Jakarta, Lampung dan wilayah barat Jawa Tengah (Banyumasan). Suku Sunda merupakan etnis kedua terbesar di Indonesia. Sekurang-kurangnya 15,2% penduduk Indonesia merupakan orang Sunda.
Mayoritas orang Sunda beragama Islam, akan tetapi ada juga sebagian kecil yang beragama kristen, Hindu, dan Sunda Wiwitan/Jati Sunda. Agama Sunda Wiwitan masih bertahan di beberapa komunitas pedesaan suku Sunda, seperti di Kuningan dan masyarakat suku Baduy di Lebak Banten yang berkerabat dekat dan dapat dikategorikan sebagai suku Sunda.
Orang Sunda dikenal memiliki sifat optimistis, ramah, sopan, dan riang.[2] Orang Portugis mencatat dalam Suma Oriental bahwa orang sunda bersifat jujur dan pemberani. Orang sunda juga adalah yang pertama kali melakukan hubungan diplomatik secara sejajar dengan bangsa lain.[1]

B.                 RUMUSAN MASALAH

Untuk lebih memudahkan dalam memahami makalah ini maka penulis membuat rumusan sebagai berikut :
1.      Apa saja alat produksi, distribusi, transportasi suku sunda?
2.      Apa saja peralatan komuniklasi suku sunda?
3.      Apa saja konsumsi dalam bentuk wadah di dalam adat sunda?
4.      Apa saja jenis pakaian dan perhiasan yang sering dipakai dalam adat sunda.?
5.      Apa saja tempat berlindung dann perumahan suku sunda.
6.      Apa saja senjata yang sering digunakan di dalam adat sunda.?

C.             TUJUAN

1.      Mengetahui apa saja alat produksi, distribusi, transportasi suku sunda?
2.      Mengetahui apa saja peralatan komuniklasi suku sunda?
3.      Mengetahui apa saja konsumsi dalam bentuk wadah di dalam adat sunda?
4.      Mengetahui apa saja jenis pakaian dan perhiasan yang sering dipakai dalam adat sunda.?
5.      Mengetahui apa saja tempat berlindung dann perumahan suku sunda.
6.      Mengetahui apa saja senjata yang sering digunakan di dalam adat sunda.?


1.          

BAB II

PEMBAHASAN

A.                PENDAHULUAN

Peralatan hidup atau Teknologi erat sekali hubungannya dengan sistem pengetahuan,karena keduanya merupakan upaya manusia untuk mempertahankan dan mengembangkan kehidupannya.Itulah sebabnya sekarang ini,yakni IpTek (Ilmu Pengetahuan dan Teknologi).Contohnya, nenek moyang Manusia di zaman prasejarah sering mempergunakan gua-gua sebagai tempat berlindung dari udara dingin angin atau hujan maupun dari serangan binatang buas.Contoh lainnya ,upaya Petani dalam produksi pertaniannya.Selaim mempergunakan cangkul atau tugal,mereka juga mempergunakan alat bajak yang ditarik oleh Kerbau atau Sapi.

1)      Produksi, Distribusi, Transportasi



a. Produksi

Berbagai produk kerajinan tangan yang menjadi ciri khas daerah Jawa Barat bisa di bilang cukup banyak dan di buat dari berbagai jenis bahan, di produksi di berbagai daerah di wilayah jawa barat diantara kota kerajinan ternama di jawa barat yaitu di Tasikmalaya, Cirebon, Garut, Bandung dan masih banyak daerah penghasil produk kerajinan tangan lainnya.

Produk kerajinan tangan khas jawa barat pada umumnya hasil karya kerajinan tangan sederhana dari bahan bahan alam , berbagai macam kategori kerajinannya meliputi,

1. Pakaian dan busana

Jawa Barat juga mengahasilkan kain batik, setiap daerah di Jawa Barat dapat kita jumpai para pengrajin batik meskipun jumlahnya tidak terlalu banyak, produk kerajinan batik yang sangat terkenal di jawa barat yaitu kerajinan batik khas Cirebon dengan motif khasnya mega mendung.

Selain batik, Jawa Barat juga terkenal dengan produk pakaian atau busananya yaitu produk pakaian jadi atau busana muslim, Tasikmalaya merupakan penghasil produk busana muslim dengan kualitas dan motif bordir yang cukup di kenal terbukti di Pasar Tanah Abang Jakarta produk busana muslim kota Tasik menjadi primadona dan menjadi buruan pembeli dari berbagai daerah bahkan manca negara.Para pedangang pasar Tanah Abang yang menjual produk busana muslim umumya dari Tasikmalaya.

2. Alas kaki sandal dan sepatu

Produk alas kaki dan sepatu yang sangat populer di jawa barat yaitu produk sepatu Cibaduyut, tidak hanya di kenal di wilayah jawa barat saja, Produk sepatu Cibaduyut juga sudah di kenal dan menyebar ke berbagai wilayah di Indonesia bahkan manca negara.

Tasikmalaya juga penghasil produk alas kaki yang terbesar di jawa barat banyak sentra pengrajin pembuatan sandal di sana, selain sandal Tarumpah produk sandal yang sangat populer yaitu kelom geulis. Bahkan kelom geulis menjadi ikon produk kerajinan Tasikmalaya. Sebenarnya produk sandal Tasikmalaya banyak macam dan jenisnya ada yang terbuat dari bahan spon, sol cetak atau dari bahan kulit juga bentuk dan model yang sangat menarik. Selain Tasikmalaya Bogor juga daerah penghasil produk sandal di jawa barat.[2]

Produksi

3. Kerajinan alat kesenian

Jawa Barat banyak terdapat jenis seni tradisional yang cukup banyak sehingga alat alat kesenian pun banyak di buat. Bahan yang banyak di gunakan umumnya adalah bambu atau kayu, yang sangat terkenal produk kerajinan tangan untuk alat kesenian khas Jawa Barat yaitu

a. Angklung

Adalah jenis alat musik tradisional jawa barat yang sangat unik karena terbuat dari bahan bambu, dengan bentuk yang sederhana sehingga menghasilkan nada nada suara yang khas dan beda dari alat alat musik tradisional lainnya. Sanggar Saung Angklung Udjo adalah yang sangat giat mengembangkan dan mempolerkan alat musik angklung ini.

b. Wayang golek

Selain sebagai produk alat kesenian pertunjukan, wayang golek juga sering di jadikan sebagai souvenir atau oleh oleh khas daerah Jawa Barat. Saat ini pengrajin yang membuat alat kesenian tradisional wayang golek ini sangatlah jarang.

4. Perabot dan peralatan tradisional

Produk kerajinan bambu banyak menghasilkan berbagai peralatan tradisional yang di gunakan sebagai perabotan rumah tangga atau peralatan dapur sehari hari, misalnya Boboko, Hihid, Tudung saji dari bambu, berbagai tempat makanan, keranjang dan berbagai peralatan rumah tangga sehari hari lainnya. Produk produk tersebut sekarang jarang di gunakan lagi oleh masyarakat kita sehingga pengrajinnya pun juga mulai berkurang.

5. Souvenir dan hiasan

Produk kerajinan tangan dalam bentuk souvenir atau hiasan adalah yang paling banyak hampir di setiap daerah di jawa barat pasti ada. Produk souvenir dan hiasan khas jawa barat yang paling terkenal yaitu Payung geulis selain sebagai souvenir atau hiasan, payung geulis banyak di gunakan sebagai alat peraga untuk acara acara kesenian tradisional khas jawa barat. Pada saat sekarang payung geulis banyak di gunakan sebagai media seni lukis dan sebagai hiasan dekorasi ruangan di tempat tertentu.

Bebagai jenis anyaman dari bahan bahan alami sekarang mulai di kembangkan meskipun kalau di Tasikmalaya sudah dari dulu. Banyak produk yang mereka hasilkan dari mulai tas, dompet, tikar, hiasan dinding, sandal, berbagai macam assesoris dan lain sebagainya. Bahannya pun berkembang dengan bahan bahan unik.

b. Distribusi
Teknologi Seiring dengan berkembangnya zaman, kini hasil-hasil pengembangan teknologi sangat membantu masyarakat sunda dalam kegiatannya sehari-hari serta mudah untuk didapat. Seperti alat-alat yang digunakan untuk pertanian yang pada zaman dulu masih trdisional, kini telah berubah mengunakan alat-alat yang modern serta canggih seperti traktor untuk membajak sawah, penggilingan padi. Selain itu juga sudah terdapat alat komunikasi dan barang elektronik yang modern, canggih serta mutakhir. Sehingga memudahkan dalam pemasaran produk-produk yang dihasilkan.[3]
Sedangkan mukjizat adalah perkara yang luar biasa yang disertai dengan tantangan yang tidak mungkin dapat ditandingi oleh siapapun dan kapanpun.
a.      Alat Transportasi
Delman dan Pedati adalah alat transportasi darat (tradisional) yang ada di Jawa Barat. Dua alat transportasi inilah yang dulu digunakan oleh Warga Jawa Barat sebelum kini terisisihkan oleh kendaraan modern seperti mobil dan sepeda motor.
1.              Delman
Kereta pengangkut yang ditarik kuda atau disebut juga Kretek. Awalnya hanya digunakan oleh kalangan bangsawan. Kini masih menjadi alat transportasi masyarakat di kawasan Priangan.  Asal muasal: Ciparay, Kab. Bandung.
2.              Pedati
Alat transportasi darat ini menggunakan sapi atau kerbau sebagai tenaga penariknya. Pada umumnya digunakan untuk mengakut beban berat, seperti bahan bangunan, hasil bumi dan sebagainya. Kereta barang ini dijalankan pada malam hari, agar tidak menggangu kelancaran lalu lintas. Asal muasal : Kabupaten Indramayu.[4]

2)      Peralatan Komunikasi

a.      Kentongan
               Pada masa kerajaan, kentongan digunakan untuk menyampaikan pesan dan perintah dari sang raja kepada rakyatnya. Petugas kerajaan cukup memukul kentongan dan dalam beberapa saat kemudian rakyat bergegas kumpul di tempat yang sudah biasa digunakan untuk  pertemuan antara raja dengan rakyatnya untuk menyampaikan informasi.
               Meskipun saat ini teknologi sudah semakin canggih, namun sebagian masyarakat tidak  bisa meninggalkan media komunikasi tradisional ini khususnya di daerah pedesaan yang digunakan sebagai sarana ronda malam. Ada juga kentongan yang bentuknya cukup besar atau yang sering disebut ´bedug´ digunakan oleh masyarakat sebagai penanda waktu sholat tiba.Dalam penggunaannya, kentongan dipukul dengan irama yang berbeda beda sesuai kejadian yang akan dan sedang terjadi. Misalnya, tanda kentongan yang menandakan adanya kebakaran rumah, adanya bencana banjir, adanya pencurian, atau akan adanya gerombolan pasukan lawan yang datang menyerang dimasa peperangan kerajaan zaman dahulu.
            Manfaat dan Fungsi Kentongan :
          Awalnya, kentongan digunakan sebagai alat pendamping ronda untuk memberitahukan adanya pencuri atau bencana alam. Dalam masyarakat pedalaman, kentongan seringkali digunakan ketika suro-suro kecil atau sebagai pemanggil masyarakat untuk ke masjid bila jam salat telah tiba.Namun, kentongan yang dikenal sebagai teknologi tradisional ini telah mengalami transformasi fungsi.Dalam masyarakat modern, kentongan dijadikan sebagai salah satu alat yang efektif untuk mencegah demam berdarah. Dengan kentongan, monitoring terhadap pemberantasan sarang nyamuk pun dilakukan. Dalam masyarakat tani, seringkali menggunakan kentongan sebagai alat untuk mengusir hewan yang merusak tanaman dan padi warga
b.      Lonceng
               Lonceng adalah suatu peralatan sederhana yang digunakanuntuk menciptakan bunyi. Bentuknya biasanya adalahsebuah tabung dengan salah satu sisi yang terbuka dan bergema saat dipukul. Alat untuk memukul dapat berupa pemukul panjang yang digantung di dalam lonceng tersebutatau pemukul yang terpisah.
               Menurut KBBI, loncengmemiliki dua pengertian, pertama lonceng adalah semacam bel yang dibunyikan untuk menentukan waktu atau memberitahukan sesuatu, sedangkan pengertian yang kedua,lonceng adalah jam besar atau arloji. Lonceng-lonceng besar pada umumnya terbuat darilogam namun lonceng-lonceng kecil dapat pula terbuat dari keramik atau porselen.Dahulu lonceng digunakan untuk mengabarkan suatu berita kepada masyrakat dansebagai penanda waktu. Lonceng juga digunakan oleh umat Kristiani untuk memberitanda waktu beribadah, biasanya dibunyikan tiga kali, pada pukul 06.00. 12.00, dan18.00.
               Lonceng digunakan pertama kali dalam gereja Katolik sekitar tahun 400 masehi,dan dianggap diperkenalkan oleh Paulinus, Uskup Nola, sebuah kota di Campania, Italia.Penggunaannya menyebar luas dengan cepat dan tidak hanya digunakan untuk mengumpulkan umat dalam acara keagamaan, tetapi juga sebagai peringatan ketika ada bahaya.
c.       Bedug
               Bedug adalah alat musik tabuh seperti gendang. Bedugmerupakan instrumen musik tradisional yang telah digunakansejak ribuan tahun lalu, yang memiliki fungsi sebagai alatkomunikasi tradisional, baik dalam kegiatan ritualkeagamaan maupun politik. Di Indonesia, sebuah bedug biasadibunyikan untuk pemberitahuan mengenai waktu salat atau sembahyang.
               Bedug terbuat dari sepotong batang kayu besar atau pohon enau sepanjang kira-kira satu meter atau lebih. Bagian tengah batangdilubangi sehingga berbentuk tabung besar. Ujung batang yang berukuran lebih besar ditutup dengan kulit binatang yang berfungsi sebagai membran atau selaput gendang.Bila ditabuh, bedug menimbulkan suara berat, bernada khas, rendah, tetapi dapatterdengar sampai jarak yang cukup jauh.

d.      Surat
               Berdasarkan prasasti dan dokumen yang ditemukan, surat-menyurat di Indonesia sudah ada sejak zaman Kerajaan Mulawarman, Sriwijaya, Tarumanegara, Mataram Kuno, Purnawarman, dan Majapahit. Masuknya agama Budha dan Hindu memicu budaya maneulis dan surat menyurat. Namun, biasanya hanya dilakukan antara bangsawan dan biarawan. Bentuknya sederhana, mengunakan batu, kayu, kulit kayu, bambu atau lontar, dan menggunakan bahasa sansakerta.
               Ketika VOC berkuasa (sekitar abad 17 dan 18), surat menyurat dilakukan antara Pulau Jwa dan daratan Eropa. Saat itu surat hanya boleh ditujukan kepada para pejabat resmi dan isinya tidak boleh menceritakan kegiatan VOC di Indonesia. Pengirimannya melalui kapal yang berlayar dari Belanda ke Indonesia atau sebaliknya. Tak berapa lama jasa pengiriman pas pun muncul melalaui kantor pas. Pengiriman surat pun semakin lancer saat Jalan Raya Pos (de Grote Posweg) dari Anyer ke Panarukan (1.000 km) mulai dibangun. Waktu yang dibutuhkan untuk mengirim surat dari Jawa Barat ke Jawa Timur semakin singkat.

e.       Merpati Pos
               Merupakan alat komunikasi dengan menggunakan burung merpati sebagai mengantar surat atau pesan, Merpati dipilih karena burung ini pintar, memiliki daya ingat kuat, kemampuan navigasi dan naluri alamiah untuk kembali ke sarang, metode ini berasal dari orang-orang Persia yang melatih burung-burung merpati. Pertama kali digunakan oleh Sultan Bagdad, Nuruddin (1416) untuk mengirimkan pesan sekitar kerajaannya. Orang Romawi menggunakan merpati pos untuk mengirim pesan kepada pasukan militernya. Orang Yunani memberitahukan pemenang olimpiade melalui merpati pos. pada masa perang dunia pertama (1914-1918) pun pasukan Amerika menggunakan permati pos untuk komunikasi.

f.       API 
               Api adalah zat panas yang ditimbulkan dari benda yang terbakar, berasal dari proses oksidasi sehingga berupaenergi berintensitas yang bervariasi dan memiliki bentuk cahaya (dengan panjang gelombang juga di luar spektrumvisual sehingga dapat tidak terlihat oleh mata manusia)dan panas yang juga dapat menimbulkan asap. Api juga digunakan dalam komunikasi tradisional

g.      Asap
               Media komunikasi ini tergolong unik dan sangat populer digunakan oleh bangsa Indian di Amerika. Asap dapat digunakan untuk mengirimkan informasi rahasia kepada temanmaupun lawan. Dalam berkomunikasi menggunakan asap, tidak ada kode-kode yang baku sehingga tidak semua orang dapat membaca maksud dari kepulan asap yangdikirim. Namun yang umum dan sering kita lihat di beberapa film, asap dapat digunakanuntuk meminta bantuan ketika seseorang sedang tersesat di hutan dengan cara menunjukan keberadaannya menggunakan asap. Atau mungkin kamu pernah ikut dalamkegiatan Pramuka dimana mereka menggunakan asap dalam suatu permainan pesan berantai.

h.      Prasasti
               Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, prasastimerupakan piagam yang tertulis pada batu, tembaga,dan sebagainya. Prasasti merupakan sumber sejarah penting untuk mengungkap peristiwa masa lalu.Prasasti merupakan sumber dokumen tertulis yangorisinil dan pasti terjamin keasliannya sebagai peninggalan masa lalu.Menurut Matrical Eulogitic Inscription, Ms. Dannel,Sanskrit Dictionary, Prasasti berarti tulisan yang berisi pujian dan merupakan anugerah yang diberikan seorangraja kepada rakyatnya dan berlakunya secara turuntemurun. Istilah tersebut dalam Negara Kertagama dikatakan sebagai purwasarirareng prasatyalama tan rinaksan iwo, yang berarti hak-hak istimewa yang sejak dahuludilindungi oleh prasasti kuno.

i.        Daun Lontar
               Selain prasasti, daun lontar juga digunakan sebagai alat komunikasi masa lalu. Daun lontar adalah daun dari pohon siwalan yang dikeringkan. Daun lontar dikenal juga sebagai daun pohon Nira. Daun lontar di pakai untuk menulis naskah dan kerajinan. Naskahdari lontar banyak ditemukan di Sunda, Jawa, Bali,Madura, Lombok, dan Sulawesi Selatan. Sedangkan kerajinan dari lontar digunakanuntuk bahan baku atap rumah dan produk utama anyaman serta kipas[5]


3) Peralatan Konsumsi dan Wadah

Peratan Konsumsi dalam bentuk wadah seperti: keranjang,bakul koli,atau peralatan dapur seperti tembikar,gentong,mangkuk,piring,dan gayung.[6]

Deskripsi Produk Boboko merupakan kerajinan tangan yang terbuat dari bambu. Di gunakan untuk tempat nasi / beras atau untuk tempat bahan makanan atau sayuran. Ukurannya bermacam-macam, ada yang berdiameter 50 cm, 100 cm, bahkan ada yang berukuran besar sekitar 3 meter.

Cara pembuatannya tergolong rumit, perlu keahlian khusus. Pertama kita harus menyiapkan sebatang pohon bambu yang sudah tua, kemudian dibersihkan sampai halus. Kemudian bambu dipotong beberapa bagian untuk selanjutnya dibuat kecil-kecil dan tipis. Setelah itu, dibuat bentuk boboko, jika sudah terbentuk, langkah selanjutnya adalah penganyaman, kemudian pengikatan dengan rotan. Untuk lebih jelasnya bisa kita liat pada gambar dibawah ini. Terlihat salah satu keluarga di Kampung Seni Yudha Asri sedang membuat boboko.

Boboko ini ada yang dipakai untuk keperluan sehari-hari, ada juga untuk keperluan pesanan atau dijual di pasar tradisional.

Sebenarnya tidak hanya wlilayah itu saja yang membuat produk kerajinan Boboko atau tempat nasi tersebut masih ada daerah atau wilayah lain yang membuat produk kerajinan tersebut mungkin karena mayoritas pengrajin di Pasir Angin membuat Boboko tempat nasi.

Proses pembuatan boboko tersebut hampir sama dengan cara pembuatan produk kerajinan bambu lainnya, dengan memilih bambu yang berkualitas serta cara pengerjaan yang teliti dan sangat rapi para pengrajin berpengalaman membuat produk tersebut agar bisa di terima pasar. Pengerjaan produk tersebut membutuhkan ketekunan, ketelitian, keuletan, keterampilan dan keahlian khusus sehingga tidak setiap orang bisa membuat produk tersebut. para pembuatnya umumnya mereka yang berusia tua dan sangat jarang orang orang yang masih muda. Sebenarnya produk ini adalah sebuah produk yang ramah lingkungan dan apabila di kembangkan lagi akan bermanfaat bagi kita semua terutama untuk lingkungan.

Seiring perkembangan dari waktu ke waktu para pengrajin boboko atau tempat nasi di sana sekarang mulai berkurang di bandingkan masa masa dahulu. Mungkin karena berbagai hal yang membuat para pengrajin tidak melanjutkan usahanya. Masalah klasik yang di hadapi para pengrajin yaitu permintaan mulai berkurang akibat masyarakat sekarang dalam menyimpan nasi tidak pada tempat nasi tersebut tapi menggunakan produk produk modern seperti tempat nasi dari bahan plastik atau peralatan yang modern lainnya.

Permintaan boboko atau tempat nasi yang masih membutuhkan sekarang yaitu warung nasi atau rumah makan tradisional yang menyajikan makanan makanan yang masih tradisional, bukan rumah makan yang menyediakan makanan makanan modern atau makanan cepat saji. Perkembangan minat masyarakat sekarang yang mulai berubah yaitu mereka banyak mencari tempat tempat makan yang asli tempo dulu dan tradisional. Seiring perkembangan tempat tempat makan yang serba alami sekarang banyak bermunculan di mana mana dengan menyajikan menu makanan tempo dulu yang asli dan sederhana.

Pada saat sekarang setiap orang atau keluarga di rumahnya masing masing jarang yang mempunyai atau menggunakan produk tersebut dan mungkin suatu saat nanti produk kerajinan ini akan susah di temukan atau bahkab bisa jadi akan hilang di telan jaman.[7]

4)      Pakaian dan Perhiasan

               Pakaian dan Kelengkapannya, seperti : baju,kain,sarung,perhiasan dari manik-manik atau batu berharga. Pakaian berfungsi untuk melindungi anggota badan dari serangan cuaca seperti terik matahari,udara dingin atau hujan dan untuk menutup aurat (anggota badan yang ditabuhkan atau di larang diperlihatkan di muka umum).Selain ittu untuk memperindah penampilan dan mempercantik diri, pakaian juga mempunyai fungsi lain,misalnya sebagai simbol status kebangsan,penanda bagi pemuka adat atau pemuka agama dan tanda-tanda keprajuritan.
a.         Pakaian
1.      Pakaian Bangsawan/Menak
               Pakaian yang dikenakan oleh kaum bangsawan pria terdiri dari jas berbahan beludru dan celana panjang bahan beludru warna hitam yang dihiasi sulaman benang emas, kain dodot motif rereng parang rusak, sabuk, bendo dengan motif yang sama dengan dodot sebagai tutup kepala, serta alas kaki berupa sepatu atau selop hitam. Bisa juga mengenakan jas tutup warna hitam, kain kebat batik motif rereng, tutup kepala motif rereng, sabuk, jam rantai sebagai hiasan baju.
Sementara pakaian yang dikenakan oleh kaum bangsawan wanita yakni berupa kebaya beludru warna hitam yang dihiasi dengan sulaman benang emas, kain kebat motif rereng, serta alas kaki berupa sepatu atau selop beludru yang dihiasi dengan manik-manik atau sulaman emas. Sebagai pelengkap ditambahkan pula penggunaan perhiasan dari emas yang bertahtakan berlian yaitu berupa giwang, gelang keroncong, cincin, kalung, peniti rantai, bros dan tusuk konde.[8]
2.      Pakaian Kaum Menengah
                     Pakaian yang diperuntukkan bagi kaum pria dari golongan menengah terdiri dari baju bedahan putih, kain kebat batik, sabuk dan ikat kepala, alas kaki sandal tarumpah, serta arloji berantai emas yang digantung disaku baju. Sementara untuk kaum wanita menggunakan kain kebat batik sebatas mata kaki, beubeur, kebaya beraneka warna, selendang berwarna, serta alas kaki berupa selop atau kelom geulis. Sebagai pelengkap ditambahkan pula pemakaian giwang, kalung, gelang dan cincin yang terbuat dari emas atau perak.[9]


3.      Pakaian Rakyat Biasa
               Kaum pria dari golongan rakyat biasa umumnya mengenakan celana komprang/pangsi yang dilengkapi dengan sabuk, baju kurung, ikat kepala dan memakai kain sarung poleng yang diselempangkan dari bahu kanan kearah pinggang sebelah kiri atau sebaliknya serta alas kaki berupa sandal tarumpah sebagai pelengkapnya. Sementara untuk kaum wanita menggunakan kain batik panjang, ikat pinggang, kutang (kamisol), baju kebaya dan selendang batik serta perhiasan berupa  gelang akar bahar, suweng pelenis, cincin polos dari perak yang disepuh emas dan alas kaki berupa sendal jepit/sendal keteplek.[10]
4.      Pakaian Mojang dan Jajaka
               Pakaian yang digunakan ole pria atau jajaka Jawa Barat biasanya berupa jas tutup atau jas takwa dengan warna bebas, celana panjang, kain dodot motif bebas, bendo sebagai penutup kepala, alas kaki berupa sepatu atau selop dan rantai kuku macan serta jam rantai sebagai hiasan pada jas tutup. Sementara pakaian yang digunakan untuk wanita atau mojang Jawa Barat yaitu berupa kebaya polos dihiasi sulaman atau manik-manik, kain kebat dilepe, kutang (kamisol), beubeur (ikat pinggang) untuk mengencangkan kain, alas kaki memakai selop yang sewarna dengan kebaya, karembong (selendang) sebagai pemanis. Sebagai pelengkap rambut disanggul rapi memakai hiasan bunga dan tusuk konde, perhiasan gelang kalung, cincin, dan bros.[11]
5.      Pakaian Pengantin Sukapura
               Pengantin pria Sukapura menggunakan kain rereng, baju jas tutup warna putih dengan ikat pingga warna putih, tutup kepala bendo motif rereng, dan selop warna putih. Ditambah pula perhiasan berupa kalung bunga berukuran panjang dan memakai keris. Untuk pengantin wanita mengenakan kebaya brukat putih dengan memakai ikat pinggang atau benten warna emas, kain rereng eneng, dan selop warna putih. Sebagai pelengkap ditambahkan pula perhiasan berupa gelang, kalung panjang, bros, giwang, cincin, serta kilat bahu dibagian lengan. Tatanan rambutnya disanggul memakai siger subadra, tujuh buah kembang goyang, dan untaian bunga sedap malam.
6.      Pakaian Pengantin Cirebon
               Pakaian pengantin pria cirebon yakni berupa baju oblong warna krem yang dilengkapi terataian, celana panjang beludru warna hijau, kain dodot batik cirebonan, ikat pinggang, keris, kilat bahu.dan gelang kono. Dibagian kepala dihiasi menggunakan mahkota Prabu Kresna, sementara alas kakinya memakai selop warna hijau dengan perhiasan gelang kono dan gelang kaki. Untuk mempelai wanita menggunakan kemben beludru warna hijau, terataian, kain batik cirebonan, pending dan selop warna hijau. Memakai siger mahkota suri, untaian melati bawang sebungkus, kalung tiga susun, kilat bahu dan gelang kono.

b.      Perhiasan
a.       Baju jas dengan kerah yang menutup leher. Pakaian ini disebut dengan nama Jas Takwa
b.      Kain batik yang disebut dengan nama Kain Dodot.
c.       Celana panjang yang sewarna dengan pakaian atas.
d.      Kalung.
e.       Penutup kepala yang disebut dengan Bendo.
f.       Keris yang dimasukkan di belakang pinggang.
g.      Selopalas kaki.
h.      Jam rantai atau rantai kuku macam untuk menghiasai Jas Takwa.[12]

5)      Tempat Berlindung dan Perumahan

               Peralatan Berlindung atau Istirahat dalam bentuk perumahan atau papan.Pada masyarakat zaman prasejarah,gua-gua sering dipergunakan sebagai tempat berlindung dari serangan binatang buas,musuh dn cuaca seperti: angin,hujan udara dingin,atau udara panas.Pada banyak suku bangsa di Indonesia,dikenal berbagi bentuk rumah adat seperti:"Imah"di Sunda",rumah "Betang "di Dayak,"Limasan" di Jawa,"Rumah Gadang" di Minangkabau,dan "Honai" di Asmat.Selain sebagai tempat berlindung dan tempat peristirahatan,antropologi mencatat adanya bentuk-betuk perumahan yang diperuntukkan sebagai tempat bermusyawarah adat ("bale desa" di Sunda dan "Balai Adat" di Minangkabau) serta tempat ibadah ("pura" di Bali dan Surau di Minangkabau).[13]
               Dalam masyarakat Sunda buhun (kuno) dikenal beberapa jenis bangunan rumah, Pada umumnya bangunan rumah adat sunda bentuknya panggung, yang kaki-kakinya (tatapakan, istilah sunda) terbuat dari batu persegi (balok) dalam bahasa Sunda disebut batu tatapakan. Untuk tihang (tiang) mengunakan kayu. Bagian bawah/lantai menggunakan papan kayu atau palupuh/talupuh dari bambu. Dindingnya memakai anyaman bambu (bilik) atau papan kayu.
Perbedaannya terlihat pada bagian atas/atap (suhunan), antara lain:
- Julang ngapak, yaitu bentuk bangunan rumah yang suhunan bagian sisi kiri kanan agak melebar ke samping. Ada juga yang menyebutnya memakai sorondoy. Apabila di lihat dari arah depan seperti burung yang sedang terbang.
- Parahu kumureb, yaitu bentuk bangunan rumah yang atapnya (suhunan) membentuk perahu terbalik (telungkup).
 - Suhunan jolopong, yaitu bentuk bangunan yang atapnya (suhunan) memanjang sering disebut suhunan panjang atau gagajahan.
 - Tagog anjing, yaitu bentuk bangunan mirip dengan bentuk badak heuay, tetapi ada sambungan kebagian depan dan sedikit turun. Jadi bangunannya tekuk (ngeluk) seperti anjng jongkok.
 - Badak heuay, yaitu bentuk bangunan seperti saung tidak memakai wuwung sambungan atap (hateup) depan dengan belakang seperti badak sedang membuka mulutnya (menguap, arti sunda heuay).
 - Capit gunting, yaitu bentuk bangunan rumah yang atap (suhunan) bagian ujung belakang atas dan depan atas menggunakan kayu atau bambu yang bentuknya menyilang dibagian atasnya seperti gunting.[14]


6)      Senjata

              
               Senjata, yakni peralatan untuk mempertahankan diri dari serangan binatang buas atau musuh,contohnya panah,tombak,parang,golok,dan senapan.Peralatan semacam ini bisa juga dijadikan sebagai alat untuk berburu atau menangkap binatang.[15]
               Selain pakakas yang digunakan dalam kehidupan sehari – hari pacul, arit, bedog dan kujang, terdapat pula peralatan lain yang terbuat dari logam yang dalam bahasa Sunda termasuk ke dalam golongan pakarang. Pakarang sendiri dapat dimaknai sebagai senjata untuk berburu antara lain adalah gondewa (busur) dan jamparing (anak panah), kuli (tombak pendek), dan tumbak (tombak). Sementara itu, pakarang yang digunakan sebagai senjata berperang yang dikenal oleh masyarakat Sunda tradisional antara lain bajra (senjata serupa gada), badi (badik, senjata serupa pisau tapi bergagang bengkok), duhung (keris, kerap dijadikan perhiasan dan jimat), gada, gegendir (alat pemukul dari kayu atau besi), gobang (bedog panjang seperti pedang), sekin (pisau belati), sumpit dan paser (sumpit dan mata sumpit), tameng (perisai).
               Dari semua yang tersebut di atas, senjata yang kerap diidentikkan dengan masyarakat Sunda tradisional adalah Kujang. Kata kujang sendiri berasal dari penggabungan kata kudi dan (hyang). Posisi kujang dalam kebudayaan Sunda dapat dikatakan setara dengan posisi keris dalam kebudayaan jawa, yakni sama – sama dianggap sebagai senjata pusaka atau jimat yang bertuah. Akan tetapi, secara fisik kujang memiliki bentuk yang sangat berbeda dengan keris. Kujang adalah pisau yang terdiri atas combong, (gagang) dan mata pisau. Mata pisau ini memiliki tiga bagian, yakni tadah (bagian yang bawah), beuteung (bagian perut atau tengah kujang), dan papatuk atau congo (ujung pisau). Bentuk mata pisau kujang melengkung, terutama pada bagian beuteung. Pada bagian beuteung ini, atau tonggong (punggung), umumnya terdapat lubang yang jumlahnya bervariasi, antara satu hingga Sembilan.
               Menurut Jakob Sumardjo, kujang yang matanya tebagi menjadi tiga bagian tersebut adalah perlambang tritangtu atau tripartite masyarakat Sunda. Ujung kujang, menurutnya, berarti langit yang berasas perempuan, dengan ujung menghadap kiri tadah, yang menghadap ke kanan adalah bumi yang berasas laki – laki. Sementara itu, bagian beuteung, bagian yang paling kaya ornament, menunjukkan dunia tengah, pertemuan antara perempuan dan laki – laki, yang menghadap ke kiri dank ke kanan sekaligus. Ini menunjukkan bahwa dalam kujang terkandung filsafat dan mistisme Sunda yang kental, sehingga kujang menjadi pusaka yang mewakili alam pemikiran masyarakat Sunda.[16]
               Menurut Jakob Sumardjo, kujang yang matanya tebagi menjadi tiga bagian tersebut adalah perlambang tritangtu atau tripartite masyarakat Sunda. Ujung kujang, menurutnya, berarti langit yang berasas perempuan, dengan ujung menghadap kiri tadah, yang menghadap ke kanan adalah bumi yang berasas laki – laki. Sementara itu, bagian beuteung, bagian yang paling kaya ornament, menunjukkan dunia tengah, pertemuan antara perempuan dan laki – laki, yang menghadap ke kiri dank ke kanan sekaligus. Ini menunjukkan bahwa dalam kujang terkandung filsafat dan mistisme Sunda yang kental, sehingga kujang menjadi pusaka yang mewakili alam pemikiran masyarakat Sunda.[17]



BAB III

PENUTUP


A.                KESIMPULAN
Peralatan hidup atau Teknologi erat sekali hubungannya dengan sistem pengetahuan,karena keduanya merupakan upaya manusia untuk mempertahankan dan mengembangkan kehidupannya.Itulah sebabnya sekarang ini,yakni IpTek (Ilmu Pengetahuan dan Teknologi).Contohnya, nenek moyang Manusia di zaman prasejarah sering mempergunakan gua-gua sebagai tempat berlindung dari udara dingin angin atau hujan maupun dari serangan binatang buas.Contoh lainnya ,upaya Petani dalam produksi pertaniannya.Selaim mempergunakan cangkul atau tugal,mereka juga mempergunakan alat bajak yang ditarik oleh Kerbau atau Sapi.
    Antropologi mengaitkan beberapa bentuk peralatan hidup sebagai berikut.
(1) Peralatan Produksi,yakni alat-alat untuk membuat atau memproduksi kehidupan seperti alat pertanian(tugal,cankul,bajak),alat-alat untuk berburu (panah,tombak,jaring alat perangkap),alat-alat penangkap ikan (tombak,harpun,jaring),dan alat-alat pabrik atau industri (alat tenun,penggilingan padi,teknologi pabrik).
(2) Peralatan Distribusi dan Transportasi,yakni alat-alat untuk mengangkut benda atau barang-barang hasil produksi ke tempat pemasaran atau konsumen.Alat-alat pengangkutan di darat antara lain:Gerobak,andong,sepeda dan kendaraan bermotor.Alat-alat pengangkutan di sungai atau di laut antara lain:Rakit,perahu dan kapal laut.Adapun pengangkutan Udara baru dikenal pada zaman modern.
(3) Peralatan Komunikasi.Pada masyarakat tradisional,sudah dikenal teknologi komunikasi seperti kentongan,genderangan,terompet siput dan beduk.Ada juga isyarat komunikasi untuk berburu atau berperang seperti peluit dan tiruan bunyi binatang.
 (4) Peralatan Konsumsi dalam bentuk wadah seperti:keranjang,bakul koli,atau peralatan dapur seperti tembikar,gentong,mangkuk,piring,dan gayung.
 (5) Pakaian dan perhiasan ,seperti : baju,kain,sarung,perhiasan dari manik-manik atau batu berharga.Pakaian berfungsi untuk melindungi anggota badan dari serangan cuaca seperti terik matahari,udara dingin atau hujan dan untuk menutup aurat (anggota badan yang ditabuhkan atau di larang diperlihatkan di muka umum).Selain ittu untuk memperindah penampilan dan mempercantik diri,pakaian juga mempunyai fungsi lain,misalnya sebagai simbol status kebangsan,penanda bagi pemuka adat atau pemuka agama dan tanda-tanda keprajuritan.
 (6) Peralatan Berlindung atau Istirahat dalam bentuk perumahan atau papan.Pada masyarakat zaman prasejarah,gua-gua sering dipergunakan sebagai tempat berlindung dari serangan binatang buas,musuh dn cuaca seperti: angin,hujan udara dingin,atau udara panas.Pada banyak suku bangsa di Indonesia,dikenal berbagi bentuk rumah adat seperti:"Imah"di Sunda",rumah "Betang "di Dayak,"Limasan" di Jawa,"Rumah Gadang" di Minangkabau,dan "Honai" di Asmat.Selain sebagai tempat berlindung dan tempat peristirahatan,antropologi mencatat adanya bentuk-betuk perumahan yang diperuntukkan sebagai tempat bermusyawarah adat ("bale desa" di Sunda dan "Balai Adat" di Minangkabau) serta tempat ibadah ("pura" di Bali dan Surau di Minangkabau).
(7) Senjata,yakni peralatan untuk mempertahankan diri dari serangan binatang buas atau musuh,contohnya panah,tombak,parang,golok,dan senapan.Peralatan semacam ini bisa juga dijadikan sebagai alat untuk berburu atau menangkap binatang.

B.            SARAN
Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca dan penulis.Kami selaku penyusun makalah tersebut mengharapkan saran, dan ide yang bisa membangun, dan melengkapi makalah tersebut.Dan jika ada kesalahan mohon dimaafkan.




DAFTAR PUSTAKA

NN, 2014. ONLINE (Http://id.wikipedia.org/wiki/Suku_Sunda diakses tanggal 1 desember 2014)
  http://catatan-operator-warnet.blogspot.co.id/2014/12/produk-kerajinan-tangan-khas-jawa-barat.html
  Ali Machsun, 7 Unsur Kebudayaan Suku Sunda.
  Andriana Deni, 2009. ALAT TRANSPORTASI TRADISIONAL. Online (http://www.karawanginfo.com/?p=3106 diakses tanggal Thu, Jul 23rd, 2009 )
  NN, 2012. KOMUNIKASI DAN MEDIA ALAT KOMUNIKASI. Online (https://iki-saiin.blogspot.co.id/2012/08/komunikasi-dan-media-alat-komunikasi.html )
  Natali juli, 2013. SISTEM SOSIAL BUDAYA. Online (http://pendididi.blogspot.co.id/2013/08/sistem-sosial-budaya.html , diakses pada : Tuesday, August 27, 2013)
  NN,  http://catatan-operator-warnet.blogspot.co.id/2014/12/produk-kerajinan-tangan-khas-jawa-barat.html
  NN, Sumber : http://alatmusiktradisional.com.
  NN, Sumber : http://id.wikipedia.org/ .
  NN, PAKAIAN ADAT JAWA BARAT. Online, (Sumber : http://bisnis-jabar.com/ )
  NN.  PAKAIAN ADAT JAWA BARAT. Online (http://mojangjajakadutapromosi12.blogspot.com/ )
  NN, MENGENAL PAKAIAN ADAT KHAS SUKU SUNDA. Online( https://sebandung.com/2014/02/pakaian-adat-khas-suku-sunda/  )
  Natali Juli, 2013. SISTEM SOSIAL BUDAYA, Online, (http://pendididi.blogspot.co.id/2013/08/sistem-sosial-budaya.html,diakses pada 27 Agustus 2013 )
  Wahyudi Ade. RUMAH ADAT SUNDA, Online (http://adewaych.blogspot.co.id/p/rumah-adat-sunda.html )
  Mumuh Muhhsin Z, dkk., Kajian Identifikasi Permasalahan Kebudayaan Sunda Masa Lalu, Masa KIni, dan Masa Yang Akan Datang.
  NN, 2016. SENJATA.. Online, (http://ikampisan.blogspot.co.id/2016/01/kebudayaan-sunda.html )




[1] NN, 2014. ONLINE (http://id.wikipedia.org/wiki/Suku_Sunda diakses tanggal 1 desember 2014 )


[2] http://catatan-operator-warnet.blogspot.co.id/2014/12/produk-kerajinan-tangan-khas-jawa-barat.html


[3] Ali Machsun, 7 Unsur Kebudayaan Suku Sunda.


[4] Andriana Deni, 2009. ALAT TRANSPORTASI TRADISIONAL. Online (http://www.karawanginfo.com/?p=3106 diakses tanggal Thu, Jul 23rd, 2009 )


[5] NN, 2012. KOMUNIKASI DAN MEDIA ALAT KOMUNIKASI. Online (https://iki-saiin.blogspot.co.id/2012/08/komunikasi-dan-media-alat-komunikasi.html )


[6] Natali juli, 2013. SISTEM SOSIAL BUDAYA. Online (http://pendididi.blogspot.co.id/2013/08/sistem-sosial-budaya.html , diakses pada : Tuesday, August 27, 2013)


[7] NN, http://catatan-operator-warnet.blogspot.co.id/2014/12/produk-kerajinan-tangan-khas-jawa-barat.html


[8] NN, Sumber : http://alatmusiktradisional.com.


[9] NN, Sumber : http://id.wikipedia.org/ .


[10] NN, PAKAIAN ADAT JAWA BARAT. Online, (Sumber : http://bisnis-jabar.com/ )


[11] NN. PAKAIAN ADAT JAWA BARAT. Online (http://mojangjajakadutapromosi12.blogspot.com/ )


[12] NN, MENGENAL PAKAIAN ADAT KHAS SUKU SUNDA. Online( https://sebandung.com/2014/02/pakaian-adat-khas-suku-sunda/ )


[13] Natali Juli, 2013. SISTEM SOSIAL BUDAYA, Online, (http://pendididi.blogspot.co.id/2013/08/sistem-sosial-budaya.html,diakses pada 27 Agustus 2013 )


[14] Wahyudi Ade. RUMAH ADAT SUNDA, Online (http://adewaych.blogspot.co.id/p/rumah-adat-sunda.html )


[15] Wahyudi Ade. RUMAH ADAT SUNDA, Online (http://adewaych.blogspot.co.id/p/rumah-adat-sunda.html )


[16] Mumuh Muhhsin Z, dkk., Kajian Identifikasi Permasalahan Kebudayaan Sunda Masa Lalu, Masa KIni, dan Masa Yang Akan Datang.


[17] NN, 2016. SENJATA.. Online, (http://ikampisan.blogspot.co.id/2016/01/kebudayaan-sunda.html )


source : antontasik.com