ASUHAN KEPERAWATAN ASMA BRONKIAL (ASKEP)
Ingat, Makalah yang kami share hanya sebagai bentuk referensi saja. Silahkan cari referensi dari sumber lainnya.
Download Filenya Disini
BAB
1. LAPORAN PENDAHULUAN
- Definisi
Asma bronkial adalah penyakit
penyempitan saluran pernapasan yang disebabkan oleh meningkatnya respons trakea
dan bronkus terhadap berbagai macam rangsangan. Penyempitan saluran pernapasan
ini bersifat sementara dan dapat kembali seperti semula, baik tanpa obat maupun
dengan obat (Admin, 2011). Pengertian lain dari asma adalah suatu penyakit
jalan nafas obstruktif intermitten, reversible, bahwa trakea dan bronki
berespons dalam secara hiperaktif terhadap stimulus tertentu. Asma
dimanifestasikan dengan penyempitan jalan nafas yang mengakibatkan dispnea,
batuk dan mengi.
- Epidemiologi
Menurut Dinas Kesehatan Sulawesi
Selatan 2010, Berdasarkan hasil surveilans penyakit tidak menular berbasis
rumah sakit di Sulawesi selatan pada tahun 2008. Diperoleh informasi bahwa
jumlah penderita asma adalah 800 orang. Sedangkan pada tahun 2009 sebanyak 870
orang, dan berdasarkan hasil surveilans penyakit menular berbasis puskesmas di
Sulawesi selatan pada tahun 2008. Diperoleh informasi bahwa jumlah penderita
asma adalah 654 orang sedangkan pada tahun 2009 sebanyak 746 orang (Lindawati,
2011). Berdasarkan dari data yang diperoleh dari bagian rekam medik, Rumah
Sakit dr. Wahidin Sudirohusodo. Makassar. Jumlah penderita asma bronchial pada
tahun 2009 sebanyak 166 penderita, sedangkan pada tahun 2010 terjadi penurunan
yaitu sebanyak 121 penderita, sedangkan pada tahun 2011 terjadi peningkatan sebanyak
138 penderita.
- Penyebab
Etiologi dari asma bronchial belum
diketahui, tapi ada beberapa faktor predisposisi dan presipitasi timbulnya
serangan asma bronchial:
- Faktor predisposisi
Genetik adalah factor predisposisi
dari asma bronkial yang diturunkan berupa alerginya, meskipun belum diketahui
cara penurunannya karena dengan adanya alergi ini, penderita akan sangat mudah
terkena penyakitasmabronkialjikaterpapardengan factor pencetusnya.
- Faktor presipitasi
- Alergen
Dimana
alergen dapat menjadi 3 jenis, yaitu :
- Inhalan, yang masuk melalui saluran pernapasan
Contohnya
: debu, bulu binatang, serbuk bunga, spora jamur, bakteri dan polusi.
- Ingestan, yang masuk melalui mulut
Contohnya
: makanan dan obat-obatan
- Perubahan cuaca
Cuaca lembab dan hawa pegunungan yang
dingin sering mempengaruhi asma. Kadang-kadang serangan berhubungan dengan
musim, seperti : musim hujan, musim kemarau, musim bunga. Hal yang berhubungan
dengan arah mata angin adalah debu dan serbuk bunga.
- Stress
Stress atau gangguan emosi dapat
menjadi pencetus serangan asma, selain itu juga bisa memperberta serangan asma
yang sudah ada. Jika stress masih belum bisa diatasi maka gejala asma juga
belum bisa diobati.
- Lingkungan kerja
Lingkungankerjamempunyai hubungan
langsung dengan sebab terjadinya serangan asma. Hal ini berkaitan dengan dimana
dia bekerja. Misalnya orang yang bekerja di laboratorium hewan, industri
tekstil, pabrik asbes, polisi lalu lintas.
- Aktifitas Fisik
Asma yang timbul karena
aktifitasfisik terjadi bila seseorang mengalami gejala-gejala asma selama atau
setelah berolahraga atau melakukan aktifitas. Pada saat penderita dalam keadaan
istirahat, penderitaakan bernafas melalui hidung. Sewaktu udara bergerak
melalui hidung, udara itu dipanaskan dan menjadi lembab. Saat melakukan aktifitas,
pernafasan terjadi melalui mulut, nafasnya semakin cepat dan volume udara yang
dihirup bertambah banyak. Hal ini dapat menyebabkan otot yang peka di sekitar
saluran pernafasan mengencang sehingga saluran udara menjadi lebih sempit, yang
menyebabkan bernafas menjadi lebih sulit sehingga terjadilah gejalagejala asma
(Muzayin, 2004). Sebagian besar penderita asma akan menyebabkan bernafas
menjadi lebih sulit sehingga terjadilah gejalagejala asma (Muzayin, 2004).
Berbagai
keadaan dapat meningkatkan hiperaktivitas saluran pernafasan seseorang yaitu :
- Inflamasi saluran pernafasan
Sel-sel
inflamasi serta mediator kimia yang dikeluarkan terbukti berkaitan erat dengan
gejala asma dan HSN (Hiperaktivitas Saluran Napas).
- Kerusakan epitel
Salah
satu konsekuensi asma adalah kerusakan epitel. Kerusakan ini bervariasi dari
yang ringan sampai yang berat. Perubahan ini akan menigkatkan penetrasi
alergen, mediator inflamasi serta mengakibatkan iritasi ujung-ujung saraf
autonom.
- Mekanisme neurologis
Pada
pasien asma terdapat peningkatan respon saraf para simpatik.
- Gangguan instrinsik
Otot
polos saluran pernapasan dan hipotrofi otot polos pada saluran napas di duga
berperan dalam HSN.
- Obstruksi saluran napas
Meskipun
bukan penyebab utama tapi obstruksi diduga ikut berperan dalam HSN (Suyono,
Slamet. 2002: 22).
Menurut NANDA etiologi dari asma
adalah :
- Lingkungan, seperti asap rokok.
- Jalan napas, seperti spasme inhalasi napas, perokok
pasif, sekresi yang tertahan, dan sekresi di bronkus.
- Fisiologi, seperti inhalasi, penyakit paru obstruksi
kronik
(Nanda, 2005: 4-5)
- Tanda dan Gejala
Gambaran klinis asma yang klasik
terdiri atas batuk, sesak dan mengie (wheezing) dan sebagian penderita disertai
nyeri dada). Pada awal serangan sering gejala tidak jelas, seperti rasa berat didada,
dan pada asma alergi mungkin disertai pilek atau bersin, Meskipun pada mulanya
batuk tanpa disertai sekret. tetapi pada perkembangan selanjutnya pasien akan
mengeluarkan sekret baik yang mukoid, putih kadang-kadang purulent (Suyono,
Slamet. 2002: 23).
Tanda dan gejala yang ditemukan pada
anak dengan asma bronchial adalah:
- Sesaknapas/dispnea.
- Batuk yang disertailendir/batukkering.
- Nyeri dada.
- Adanya suara nafas mengi (wheezing), yang bersifat
paroksismal, yaitu membaik pada siang hari dan memburuk pada malam hari.
- Kemerahan pada jaringan.
Gejala pada asma yang lebih berat,
antara lain
- Barrel chest
- Sianosis
- Gangguan kesadaran
- Takikardi
- Peningkatan tekanan darah
- Pernafasan yang cepat dan dangkal.
- Patofisiologi
Ciri khas pada asma bronkial adalah
terjadinya penyempitan bronkus, yang disebabkan oleh spasme atau konstriksi
otot-otot polos bronkus, pembengkakan atau edema mukosa bronkus, dan
hipersekresi mukosa/ kelenjar bronkus (Smeltzer, 2002; Sundaru, 2001).Asma
ditandai dengan kontraksi spastic dari otot polos bronkhiolus yang menyebabkan
sukar bernafas. Penyebab yang umum adalah hipersensitivitas bronkhioulus
terhadap benda-benda asing di udara. Reaksi yang timbul pada asma tipe alergi
diduga terjadi dengan cara sebagai berikut : seorang yang alergi mempunyai
kecenderungan untuk membentuk sejumlah antibody Ig E abnormal dalam jumlah
besar dan antibodi ini menyebabkan reaksi alergi bila reaksi dengan antigen
spesifikasinya. Pada asma, antibody ini terutama melekat pada sel mast yang
terdapat pada interstisial paru yang berhubungan erat dengan brokhiolus dan
bronkhus kecil. Bila seseorang menghirup alergen maka antibody Ig E orang
tersebut meningkat, alergen bereaksi dengan antibodi yang telah terlekat pada
sel mast dan menyebabkan sel ini akan mengeluarkan berbagai macam zat,
diantaranya histamin, zat anafilaksis yang bereaksi lambat (yang merupakan
leukotrient), faktor kemotaktik eosinofilik dan bradikinin. Efek gabungan dari
semua faktor-faktor ini akan menghasilkan adema lokal pada dinding bronkhioulus
kecil maupun sekresi mucus yang kental dalam lumen bronkhioulus dan spasme otot
polos bronkhiolus sehingga menyebabkan tahanan saluran napas menjadi sangat
meningkat.
Diameter bronkiolus pada asma akan
berkurang selama ekspirasi dari pada selama inspirasi karena peningkatan
tekanan dalam paru selama ekspirasi paksa menekan bagian luar bronkiolus.
Karena bronkiolus sudah tersumbat sebagian, maka sumbatan selanjutnya adalah
akibat dari tekanan eksternal yang menimbulkan obstruksi berat terutama selama
ekspirasi. Pada penderita asma biasanya dapat melakukan inspirasi dengan baik
dan adekuat, tetapi sekali-kali melakukan ekspirasi. Hal ini menyebabkan
dispnea. Kapasitas residu fungsional dan volume residu paru menjadi sangat
meningkat selama serangan asma akibat kesukaran mengeluarkan udara ekspirasi
dari paru. Hal ini bisa menyebabkan barrel chest.
- Clinical Pathway
Pengaktifan respon imun (sel mast)
|
Pengaktifan mediator kimiawi
(histamin, serotonin, kinin)
|
Bronkospasme
|
Penyempitan jalan nafas
|
Sekresi mucus
|
Inflamasi
|
Edema mukosa
|
Serangan paroksimal
|
Dispnea, wheezing, batuk sputum
|
Bersihan jalan nafas tidak efektif
|
Kelemahan dan keletihan
|
Ketidakadequatan suplai oksigen
|
Intoleransi Aktifitas
|
Alveoli tertutup
|
Hipoksemia
|
Gangguan pertukaran gas
|
Anoreksia
|
Perubahan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
|
Defisit cairan dan nutrisi
|
Faktor Ekstrinsik
|
Infeksi kuman
|
Infeksi sal.nafas
|
Alergen + Faktor genetic
|
Faktor Intrinsik
|
- Pemeriksaan Diagnostik
- Pengukuran fungsi paru (Spirometri)
Pengukuran fungsi paru bertujuan
untuk mengukur volume paru secara static dan dinamik dan untuk mengetahui
gangguan pada faal paru. Cara yang paling cepat dan sederhana untuk menegakkan
diagnosis asma adalah melihat respon pengobatan dengan bronkodilator. Tetapi
respon yang kurang dari 20 % tidak berarti bukan asma. Hal-hal tersebut bisa
dijumpai pada pasien yang sudah normal atau mendekati normal.
- Uji provokasi bronkus
Uji
provokasi bronkus dilakukan untuk menunjukan adanya hiperreaktivitas bronkus.
Uji provokasi bronkus bermakna jika terjadi penurunan FEV1 sebasar 20 % atau
lebih.
- Pemeriksaan kulit
Untuk
menunjukkan adanya antibody IgE hipersensitif yang spesifik dalam tubuh.
- Analisa Gas Darah (AGD/ astrup)
Hanya
dilakukan pada serangan asma berat karena terdapat hipoksemia, hiperkapnea, dan
asidosis respiratorik. Pada pasien asma terdapat hasil abnormal sebagai
berikut:
- Analisa gas darah pada umumnya normal akan tetapi dapat
pula terjadi hipoksemia, hiperkapnia, atau asidosis.
- Kadang-kadang pada darah terdapat peningkatan dari SGOT
dan LDH.
- Hiponatremia dan kadar leukosit di atas 15.000/mm3
dimana menandakan terdapatnya suatu infeksi.
- Pada pemeriksaan faktor-faktor alergi terjadi
peningkatan dari Ig E pada waktu serangan dan menurun pada waktu bebas
dari serangan.
- Pemeriksaan sputum
Sputum eosinofil sangat
karakteristik untuk asma, sedangkan neutrofil sangat dominan pada bronkitis
kronik. Selain untuk melihat adanya eosinofil, kristal Charcot-Leyden
yang merupakan degranulasi dari kristal eosinofil, dan Spiral Curshmann
yaitu spiral yang merupakan cast cell (sel cetakan) dari cabang-cabang
bronkus, pemeriksaan ini penting untuk melihat adanya miselium Aspergillus
fumigatus.
- Pemeriksaan eosinofil total
Jumlah eosinofil total dalam darah
sering meningkat pada pasien asma dan hal ini dapat membantu dalam membedakan
asma dari bronkitis kronik.
- Pemeriksaan Kadar IgE total dan IgE spesifik dalam
sputum
Fungsi
dari pemeriksaan IgE total hanya untuk mendukung adanya atopi.
- Foto dada
Pemeriksaan ini dilakukan untuk
menghilangkan penyebab lainpada obstruksi saluran napas dan untuk mengetahui
adanya kecurigaan terhadap proses patologis di paru atau komplikasi asma
seperti pneumotorak, pneumomediastinum, ateleksis, dan lain-lain (Suyono, Slamet.
2002)
- Penatalaksanaan Medis
Pengobatan
pada asma bronkhial terbagi 2, yaitu:
- Pengobatan non farmakologik:
·
Memberikan
penyuluhan
·
Menghindari
faktor pencetus
·
Pemberian
cairan
·
Fisiotherapy
·
Beri
O2 bila perlu.
- Pengobatan farmakologik :
·
Bronkodilator
: obat yang melebarkan saluran nafas. Terbagi dalam 2 golongan :
·
Simpatomimetik
/ andrenergik (Adrenalin dan efedrin)
Nama obat :
- Orsiprenalin (Alupent)
- Fenoterol (berotec)
- Terbutalin (bricasma)
Obat-obat golongan simpatomimetik
tersedia dalam bentuk tablet, sirup, suntikan dan semprotan. Yang berupa
semprotan: MDI (Metered dose inhaler). Ada juga yang berbentuk bubuk halus yang
dihirup (Ventolin Diskhaler dan Bricasma Turbuhaler) atau cairan broncodilator
(Alupent, Berotec, brivasma serts Ventolin) yang oleh alat khusus diubah
menjadi aerosol (partikel-partikel yang sangat halus ) untuk selanjutnya
dihirup.
- Santin (teofilin)
Nama obat :
- Aminofilin (Amicam supp)
- Aminofilin (Euphilin Retard)
- Teofilin (Amilex)
Efek dari teofilin sama dengan obat
golongan simpatomimetik, tetapi cara kerjanya berbeda. Sehingga bila kedua obat
ini dikombinasikan efeknya saling memperkuat. Cara pemakaian : Bentuk suntikan
teofillin / aminofilin dipakai pada serangan asma akut, dan disuntikan
perlahan-lahan langsung ke pembuluh darah. Karena sering merangsang lambung
bentuk tablet atau sirupnya sebaiknya diminum sesudah makan. Itulah sebabnya
penderita yang mempunyai sakit lambung sebaiknya berhati-hati bila minum obat
ini. Teofilin ada juga dalam bentuk supositoria yang cara pemakaiannya
dimasukkan ke dalam anus. Supositoria ini digunakan jika penderita karena
sesuatu hal tidak dapat minum teofilin (misalnya muntah atau lambungnya
kering).
- Kromalin
Kromalin bukan bronkodilator tetapi
merupakan obat pencegah serangan asma. Manfaatnya adalah untuk penderita asma
alergi terutama anak-anak. Kromalin biasanya diberikan bersama-sama obat anti
asma yang lain, dan efeknya baru terlihat setelah pemakaian satu bulan.
- Ketolifen
Mempunyai
efek pencegahan terhadap asma seperti kromalin. Biasanya diberikan dengan dosis
dua kali 1mg / hari. Keuntungan obat ini adalah dapat diberika secara oral
(Evelin dan joyce L. kee, 1994 ; Karnen baratawijaja, 1994 )
- Penatalaksanaan Keperawatan
Prinsip umum pengobatan asma
bronchial adalah :
- Menghilangkan obstruksi jalan nafas dengan segara.
- Mengenal dan menghindari fakto-faktor yang dapat
mencetuskan serangan asma
- Memberikan penerangan kepada penderita ataupun
keluarganya mengenai penyakit asma, baik pengobatannya maupun tentang
perjalanan penyakitnya sehingga penderita mengerti tujuan pengobatan yang
diberikan dan bekerjasama dengan dokter atau perawat yang merawatnnya.
BAB
2. ASUHAN KEPERAWATAN
Contoh Kasus
Ny. H usia 29 tahun,agama islam,
suku bangsa jawa, pekerjaan Ibu rumah tangga. Alamat tinggal Jl. Kerinci 39
Sumbersari, Jember. masuk RS Tanggal 03 Maret 2015 Klien masuk rumah sakit
karena keluhan sesak napas dan batuk yang disertai dahak yang telah dirasakan
selama 1 minggu terakhir. Keluhan ini terjadi saat klien sesak dan batuk sewaktu
bangun pagi dan semakin meningkat ketika beraktivitas.
Hasil pengkajian klien didapatkan
klien mengeluh sesak, batuk berdahak dengan dahak berwarna putih kental, dan
klien merasa sesaknya berkurang setelah dilakukan pengasapan (nebulizer). Klien
terlihat cemas. Klien mengaku tidak nafsu makan. Klien juga mengatakan
mempunyai riwayat asma sejak kecil dan klien mengatakan bahwa ada salah satu
anggota keluarganya yang memiliki riwayat asma, yaitu ibunya.
Pemeriksaan fisik pada klien
didapatkan hasil: rongga dada simetris, retraksi dinding dada (+), taktil
fremitus simetris antara kiri dan kanan, suara napas klien terdengar wheezing,
resonan pada perkusi dinding dada, dan sputum berwarna putih kental. Dari hasil
observasi didapatkan hasil: tingkat kesadaran: kompos mentis, dan hasil TTV: TD
= 130/70 mmHg, RR = 36x/menit, HR = 76x/menit, suhu = 37o C.
Hasil pemeriksaan laboratorium
didapatkan hasil: Hb = 15,5 gr%, leukosit = 17.000/mm3, trombosit
260.000/mm3, Ht = 47vol%. Klien saat ini mendapatkan terapi: IVFD RL
20 tts/i, Pulmicort, Ventolin, Bisolvon dan O2 dengan nasal kanul 2
L. Pada pemeriksaan penunjang X-ray dada/thorax, didapatkan hasil paru
dalam batas normal.
Pengkajian
Tanggal / jam
MRS : 03 Maret 2015, pukul 14.00 WIB
Ruang
: Alamanda
No.
Register
: –
Dx.
Medis
: Asma Bronkial
Tanggal Pengkajian
: 03 Maret 2015. Pukul 15.00 WIB
- Identitas Klien
- Nama
: Ny. H
- Umur
: 29 tahun
- Jenis Kelamin : Perempuan
- Agama :
Islam
- Suku / bangsa :
Jawa
- Bahasa :
Jawa, Indonesia
- Pendidikan :
SMA
- Pekerjaan :
Ibu rumah tangga
- Status
: Sudah menikah
- Alamat :
Jl. Kerinci 39 Sumbersari, Jember
Penanggung jawab :
- Nama :
Tn. J
- Umur :
30 tahun
- Pekerjaan :
Swasta
- Alamat
: Jl.
Kerinci 39 Sumbersari, Jember
- Hubungan dgn klien :
Suami
- Keluhan Utama
Klien mengeluh dadanya sesak dan
batuk.
- Riwayat Keperawatan Sekarang
Klien datang ke rumah sakit pukul
14:00 WIB Klien mengatakan selama 1 minggu terakhir menderita sesak, batuk
pilek, demam yang disertai dahak putih kental.
·
Riwayat
Keperawatan Dahulu
Klien mengatakan bahwa sejak kecil
menderita asma, klien pernah masuk rumah sakit di RS Paru Jember Agustus 2012 karena
sesak selama 2 minggu. Klien mengatakan sedang menjalani pengobatan terapi yang
di berikan dokter. Klien mengatakan Asma akan timbul saat dingin, akibat debu
dan mencium bau yang menyengat.
- Riwayat Kesehatan Keluarga
Klien mengatakan bahwa ibu klien
juga menderita penyakit yang sama dengan klien.
- Pengkajian 11 Pola Fungsional Kesehatan dari Marjory
Gordon
- Persepsi dan pemeliharaan kesehatan
Apabila sakit, klien segera berobat
ke rumah sakit/puskesmas.
- Pola nutrisi / metabolik
Program diit RS : bubur
kasar
Intake
makanan :
- Sebelum sakit : 3x sehari,makan habis 1 porsi, sayur,
lauk-pauk
- Selama sakit : 3x sehari makan habis 3-4 sendok
sayur, lauk-pauk
Intake cairan :
- Sebelum sakit : 5 – 7 gelas sehari, air putih
- Selama sakit : 3 – 4 gelas sehari, air putih
- Pola eliminasi
Buang air besar :
- Sebelum sakit : 1x sehari, warna kuning
- Selama sakit : 1x sehari, warna kuning
Buang air kecil :
- Sebelum sakit : 6 – 7x sehari,warna kuning.
- Selama sakit : 3 – 4x sehari, warna kuning, tidak
terpasang DC
- Pola aktivitas dan latihan
- Sebelum sakit :
Kemampuan perawatan diri
|
0
|
1
|
2
|
3
|
Makan/minum
|
V
|
|||
Mandi
|
V
|
|||
Toileting
|
V
|
|||
Berpakaian
|
V
|
|||
Mobilitas ditempat tidur
|
V
|
|||
Berpindah
|
V
|
|||
Ambulasi / rom
|
V
|
Ket :
0 = mandiri
1 = alat bantu
2 = dibantu oranglain
3 = dibantu orang lain dan alat
- Selama sakit :
Kemampuan perawatan diri
|
0
|
1
|
2
|
3
|
Makan/minum
|
V
|
|||
Mandi
|
V
|
|||
Toileting
|
V
|
|||
Berpakaian
|
V
|
|||
Mobilitas ditempat tidur
|
V
|
|||
Berpindah
|
V
|
|||
Ambulasi / rom
|
V
|
Ket :
- = mandiri
- = alat bantu
- = dibantu oranglain
- = dibantu orang lain dan alat
- Pola tidur dan istirahat
·
Lama
tidur siang 2 jam
·
Lama
tidur malam 7 jam
·
Pasien
mengatakan tidak ada masalah dengan tidurnya
- Pola kognitif dan persepsi sensori
Kelainan pada pola persepsi dan
kognitif akan mempengaruhi konsep diri pasien dan akhirnya dapat mempengaruhi
jumlah stressor yang dialami pasien sehingga kemungkinan terjadi serangan asma
berulang akan semakin tinggi.
- Pola persepsi diri
Klien yakin penyakitnya akan sembuh.
- Pola seksualitas dan reproduksi
Klien sudah menikah dan mempunyai 2
orang anak.
- Pola peran hubungan
Klien sebagai istri sekaligus ibu
rumah tangga yang mempunyai hubungan
baik dengan keluarganya.
- Pola managemen koping – stress
Klien mengatakan apabila ada masalah
selalu dibicarakan dengan keluarganya.
- Sistem nilai dan kepercayaan
Klien beragama Islam dan selalu
berdoa untuk kesembuhannya.
- Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Umum
Keadaan
umum : klien tampak
sesak
Kesadaran
: kompos mentis
Tekanan darah
: 130/70
mmHg
Frekuensi
nafas : 36x/menit
Nadi
:76x/menit
Suhu
: 37o C
Pemeriksaan fisik head to toe
- Kepala
Mata
: Konjungtiva ananemis, sclera anikterik, lensa jernih, pupil
isokor, reflek cahaya langsung +/+
- Thorax
Paru
–
Inspeksi : gerakan
dada kanan dan kiri simetris
–
Palpasi :
taktil fremitus kanan dan kiri simetris, retraksi dinding dada (+)
–
Auskultasi : suara napas klien terdengar
wheezing
Jantung
–
Inspeksi : iktus
kordis tidak terlihat
–
Palpasi
: iktus kordis teraba di ICS V
–
Auskultasi : suara jantung normal, bunyi
tambahan (-)
- Abdomen
- Inspeksi : perut cembung, asites (-)
- Palpasi : nyeri tekan (-), nyeri lepas (-), hepar tidak
teraba
- Perkusi : timpani
- Auskultasi : bising usus normal
- Ekstremitas
Superior : Oedem (-)
Sianosis(-)
Akral dingin(-)
Turgor kulit : normal
Inferior :
Oedem(-)
Sianosis(-)
Akral dingin(-)
Turgor kulit : normal
- Hasil Pemeriksaan Diagnostik
- Hasil Pemeriksaan Laboratorium
Hasil pemeriksaan Ny.H didapatkan
hasil sebagai berikut.
- Sputum berwarna putih kental
- Hb = 15,5 gr%
- Leukosit = 17.000/mm3
- Trombosit 260.000/mm3
- Ht = 47vol%
- Hasil Pemeriksaan Radiologi
Gambaran radiologi pada asma pada
umumnya normal. Pada waktu serangan menunjukan gambaran hiperinflasi pada
paru-paru yakni radiolusen yang bertambah dan peleburan rongga intercostalis,
serta diafragma yang menurun. Akan tetapi bila terdapat komplikasi, maka
kelainan yang didapat adalah sebagai berikut:
- Bila disertai dengan bronkitis, maka bercak-bercak di
hilus akan bertambah.
- Bila terdapat komplikasi empisema (COPD), maka gambaran
radiolusen akan semakin bertambah.
- Bila terdapat komplikasi, maka terdapat gambaran
infiltrate pada paru
- Bila terjadi pneumonia mediastinum, pneumotoraks, dan
pneumoperikardium, maka dapat dilihat bentuk gambaran radiolusen pada
paru-paru.
- Hasil Pemeriksaan Elektrokardiografi
Gambaran elektrokardiografi yang
terjadi selama serangan dapat dibagi menjadi 3 bagian, dan disesuaikan dengan
gambaran yang terjadi pada empisema paru yaitu :
- Perubahan aksis jantung, yakni pada umumnya terjadi
right axis deviasi dan clock wise rotation.
- Terdapatnya tanda-tanda hipertropi otot jantung, yakni
terdapatnya RBB ( Right bundle branch block).
- Tanda-tanda hopoksemia, yakni terdapatnya sinus
tachycardia, SVES, dan VES atau terjadinya depresi segmen ST negative.
- Hasil Pemeriksaan X-ray dada/thorax
Hal pemeriksaan yang didapatkan
hasil paru dalam batas normal.
- Problem List
No
|
Tanggal
|
Data
|
Problem
|
Etiologi
|
Paraf
|
1
|
03 Maret 2015
|
DS:
|
1.
Pasien mengeluh sesak napas dan batuk yang disertai dahak yang telah dirasakan
selama 1 minggu terakhir.
2.
Keluhan ini terjadi saat klien sesak dan batuk sewaktu bangun pagi dan semakin
meningkat ketika beraktivitas.
DO:
Pemeriksaan Fisik:
a.
suara napas klien terdengar wheezing
b.
sputum berwarna putih kental
c.
tingkat kesadaran: kompos mentish
d.
TTV: RR = 36x/menitBersihan jalan nafas tidak efektifBronkopasme à dispnea,
wheezing, batuk sputumRZ203 Maret 2015DS:
1.
Pasien mengeluh sesak napas dan batuk yang disertai dahak yang telah dirasakan
selama 1 minggu terakhir.
2.
Pasien mengatakan merasa gelisah karena adanya penumpukan sekret
DO:
Pemeriksaan Fisik:
a.
suara napas klien terdengar wheezing
b.
resonan pada perkusi dinding dada
c.
sputum berwarna putih kental
d.
tanda-tanda vital: RR = 36x/menitGangguan pertukaran gasGangguan suplai oksigen
(Alveoli Tertutup à hipoksemia)
3. 03
Maret 2015
DS:
1.
Pasien mengeluh sesak napas dan batuk berdahak dengan sputum berwarna putih
kental yang telah dirasakan selama 1 minggu terakhir.
2.
Keluhan ini terjadi saat klien sesak dan batuk sewaktu bangun pagi dan semakin
meningkat ketika beraktivitas.
DO:
Pemeriksaan Fisik:
a.
Klien tampak cemas
b.
suara napas klien terdengar wheezing
c.
TTV: RR = 36x/menit, suhu = 37o CIntoleransi aktivitasKelemahan dan
keletihan à ketidakadequatan suplai OksigenRZ403 Maret 2015DS :
1.
Pasien mengaku tidak nafsu makan
2.
Intake makanan :
a. Sebelum
sakit : 3x sehari,makan habis 1 porsi, sayur, lauk-pauk
b. Selama
sakit : 3x sehari makan habis 3-4 sendok sayur,
lauk-pauk
3.
Intake cairan :
a. Sebelum
sakit : 5 – 7 gelas sehari, air putih
b. Selama
sakit : 3 – 4 gelas sehari, air putih
DO:
1.
Makanan pasien tidak habisPerubahan nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuhAnoreksia à deficit cairan dan nutrisi
·
Prioritas
Diagnosis Keperawatan
- Dx
I : Bersihan jalan nafas tidak efektif b.d bronkospasme ditandai dengan
DS:
- Pasien mengeluh sesak napas dan batuk yang disertai
dahak yang telah dirasakan selama 1 minggu terakhir.
- Keluhan ini terjadi saat klien sesak dan batuk sewaktu
bangun pagi dan semakin meningkat ketika beraktivitas.
DO:
Pemeriksaan Fisik:
- suara napas klien terdengar wheezing
- resonan pada perkusi dinding dada
- sputum berwarna putih kental
- TTV: RR = 36x/menit
- Dx
II : Gangguan pertukaran gas b.d gangguan suplai oksigen (bronkospasme)
ditandai dengan
DS:
- Pasien mengeluh sesak napas dan batuk yang disertai
dahak yang telah dirasakan selama 1 minggu terakhir.
- Keluhan ini terjadi saat klien sesak dan batuk sewaktu
bangun pagi dan semakin meningkat ketika beraktivitas.
DO:
Pemeriksaan Fisik:
- retraksi dinding dada (+)
- suara napas klien terdengar wheezing
- resonan pada perkusi dinding dada
- sputum berwarna putih kental
- TTV: RR = 36x/menit
3. Dx III : Intoleransi aktivitas b.d ketidakadequatan suplai
Oksigen ditandai dengan
DS:
- Pasien mengeluh sesak napas dan batuk berdahak dengan
sputum berwarna putih kental yang telah dirasakan selama 1 minggu terakhir.
- Keluhan ini terjadi saat klien sesak dan batuk sewaktu
bangun pagi dan semakin meningkat ketika beraktivitas.
DO:
- Klien tampak cemas
- Suara napas klien terdengar wheezing
- Pemeriksaan Fisik:
TTV: RR = 36x/menit, suhu = 37o
C
- Dx
IV : Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d anoreksia ditandai
dengan
DS:
- Pasien mengaku tidak nafsu makan
- Intake makanan :
- Sebelum sakit : 3x sehari,makan habis 1 porsi, sayur,
lauk-pauk
- Selama sakit : 3x sehari makan habis 3-4 sendok
sayur, lauk-pauk
- Intake cairan :
- Sebelum sakit : 5 – 7 gelas sehari, air putih
- Selama sakit : 3 – 4 gelas sehari, air putih
DO:
- Makanan pasien tidak habis
- Nursing Care Plan / Intervensi
No
|
Tanggal
|
Jam
|
No Dx
|
Perencanaan
|
Paraf
|
||
Tujuan dan Kriteria Hasil
|
Intervensi
|
Rasional
|
|||||
1).
|
03 Maret 2015
|
15.00 WIB
|
I. Menunjukkan
bersihan jalan nafas yang efektif setelah dilakukan perawatan selama 2×24 jam,
yang ditandai oleh:
1.
Mempunyai jalan nafas yang paten
2.
Klien tidak merasa sesak nafas
3.
Klien dapat mengeluarkan secret secara efektif
4.
Irama nafas teratur
5.
Pada pemeriksaan auskultasi:Whezing (-)
a. Frekuensi
pernafasan (20-30 x/menit)
b. Auskultasi bunyi nafas. Catat adanya bunyi
nafas
c. Ukur frekuensi pernafasan. Catat rasio
inspirasi-ekspirasi
d.
Kaji pasien untuk posisi nyaman. Misalnya Peninggi kepala tempat
tidur
e. Bantu klien nafas dalam
f. Kolaborasi pemberian obat golongan B2
(Agonis),Kortikosteroid
g. Ajarkan pasien dan keluarga tentang makna perubahan
pada sputum seperti warna, karakter, jumlah, dan bau:
a. Beberapa
derajat spasme bronkus terjadi dengan obstruksi jalan nafas
b. Pernafasan dapat
melambat
c. Peninggi kepala
tempat tidur mempermudah pernafasan dengan menggunakan gravitasi.
d. Ventilasi maksimal
membuka lumen jalan nafas dan meningkatkan gerakan secret ke dalam jalan nafas.
e. Pemberian
bronkodilator via inhalasi akan langsung menuju area bronkus yang mengalami
spasme sehingga lebih cepat berdilatasi
f. Mencegah pasien
dan keluarga merasa cemas saat melihat perubahan secret pasien
2). 03
Maret 201519.00 WIBIIPertukaran gas adekuat setelah dilakukan perawatan selama
2×24 jam dengan
Kriteria hasil:
1.
Klien menunjukkan perbaikan ventilasi dan oksigenasi jaringan adekuat dengan
AGD dalam batas normal (pH = 7,35 – 7,45; PaO2 = 80 – 100 mmhg; PaCO2 =38 – 45
mmhg)
2. RR
16-20 x/menit
3.
Sianosis (-)
4.
Dispnea (-)
5.
Klien mau berpartisipasi dalam program pengobatan sesuai tingkat kemampuan
a.
Kaji frekuensi, kedalaman pernapasan. Catat penggunaan otot aksesori, nafas
bibir
b.
Tinggikan kepala tempat tidur, bantu pasien untuk memilih posisi yang mudah
bernafas
c.
Kolaborasi pemberian bronkodilator secara aerosol
d.
Ajak keluarga untuk berpartisipasi dengan memanggil perawat jika pasien
mengalami asma
a. Berguna dalam
evaluasi derajat distress pernafasan
b. Pengiriman oksigen
dapat diperbaiki dengan posisi semifowler
c. PaCO2
yang meningkat dapat menandakan terjadinya kegagalan penafasan
d. Untuk memberikan aksi
bronkodolator langsung kedalam pernafasan sehingga dapat memperbaiki pertukaran
gas
e. Keluarga adalah
orang yang selalu berada disisi klien, yang akan mengetahui lebih banyak
mengenai kondisi klien
04 Maret 201507.00 WIB
III. Setelah dilakukan perawatana selama
2×24 jam, pasien dapan menoleransi aktivitas yang biasa dilakukan ditandai
dengan.
1.
Klien menunjukkan peningkatan toleransi terhadap aktifitas yang dapat diukur
dengan tidak adanya dyspnea dan kelemahan yang berlebihan.
2. TTV
dalam batas normal.
3.
Frekuensi pernafasan saat beraktivitas dalam batas normala.
Evaluasi respon pasien terhadap aktivitas. Catat laporan dispnea, peningkatan
kelemahan atau kelelahan dan perubahan tanda vital selama dan setelah
aktivitas.
b. Berikan lingkungan
tenang dan batasi pengunjung sealama fase akut sesuai indikasi, dorong
penggunaan manajemen stress dan pengalih yang tepat
c. Jelaskan
pentingnya istirahat dalam rencana pengobatan dan perlunya kesimbangan
aktivitas dan istirahat
d. Bantu aktivitas
perawatan diri yang diperlukan. Berikan kemajuan peningkatan aktivitas selama
fase penyembuhan
e. Libatkan
keluarga dalam pemenuhan kebutuhan pasien
a.
Menetapkan kemampuan atau kebutuhan pasien dan memudahkan pilihan intervensi
b. Menurunkan
stress dan rangsangan berlebihan, meningkatkan istirahat
c. Tirah
baring dipertahankan selama fase akut untuk menurunkan kebutuhan
metabolik,menghemat energi untuk penyembuhan. Pembatasan aktivitas ditentukan
dengan respon individual pasien terhadap aktivitas dan perbaikan kegagalan
pernapasan
d. Meminimalkan
kelelahan dan membantu keseimbangan suplai dan kebutuhan oksigen
e.
menunjukan kerja sama dan pasien merasa lebih diperhatikan
4). 04
Maret 201514.00 WIB .Pemenuhan kebutuhan nutrisi klien terpenuhi setelah
dilakukan intervensi selama 3×24 jam dengan kriteria hasil :
a.
nafsu makan pasien akan kembali normal
b.
menunjukan pemahaman kebutuhan diet individu
c.
menunjukan peningkatan berat badan sesuai tujuan dalam nilai laboratorium
normalb.
a. Catat status nutrisi klien pada penerimaan, catat turgor
kulit, berat badan dan derajat kekurangan berat badan, riwayat mual/muntah
b.
Pastikan pola diet pasien, yang disukai/tak disukai
c.
Dorong orang terdekat untuk membawa makanan dari rumah dan untuk membagi dengan
pasien kecuali kontraindikasi
d.
Rujuk ke ahli diet untuk menentukan komposisi diet :
a. Berguna dalam
mendefinisikan derajat/luasnya masalah dan pilihan intervensi yang tepat
b. Membantu dalam
mengidentifikasi kebutuhan khusus. Pertimbangkan keinginan individu dapat
memperbaiki masukan diet
c. Membuat
lingkungan social lebih normal selama makan dan membantu memenuhi kebutuhan
personal dan cultural
d. Memberikan bantuan
dalam perencanaan diet dengan nutrisi adekuat untuk kebutuhan metabolik dan
diet
- Implementation
- No Dx I
No
|
Tanggal
|
Jam
|
Implementasi
|
Evaluasi Formatif
|
Paraf
|
1.
|
03 Maret 2015
|
15.00
WIB
|
a.
Mengauskultasi bunyi nafas. Mencatat adanya bunyi nafas
|
b. Mengukur
frekuensi pernafasan. Mencatat rasio inspirasi-ekspirasi.
c.
Mengkaji klien untuk posisi nyaman. Misalnya Peninggi kepala tempat tidur
d. Membantu
klien nafas dalam
e.
Berkolaborasi pemberian obat golongan B2
f.
Mengajak keluarga ikut serta dalam latihan nafas dalama. Terdengar bunyi
nafas klien wheezing
b.
Fase inspirasi klien lebih lambat dari pada fase ekspirasi.
c.
Klien merasa lebih nyaman dengan menggunakan peninggi kepala di tempat tidur
d. Klien
dapat mengontrol dispneu
e.
Klien merasa lebih nyaman, spasme jalan nafas klien menurun
f.
Klien mampu melakukan nafas dalam dengan baik dan benarZK
- No Dx II
No
|
Tanggal
|
Jam
|
Implementasi
|
Evaluasi Formatif
|
Paraf
|
1.
|
03 Maret 2015
|
19.00 WIB
|
a.
Mengkaji frekuensi, kedalaman pernapasan. Catat penggunaan otot aksesori,
nafas bibir
|
b.
Meninggikan kepala tempat tidur, bantu pasien untuk memilih posisi yang mudah
bernafas
c.
Berkolaborasi untuk pemantauan analisis GDA
d. Berkolaborasi
pemberian bronkodilator secara aerosol
e. Mengajak
keluarga untuk berpartisipasi dengan memanggil perawat jika pasien mengalami
asmaa. Terlihat pasien masih menggunakan olebih
tinggi
- No Dx III
No
|
Tanggal
|
Jam
|
Implementasi
|
Evaluasi formatif
|
Paraf
|
1.
|
04 Maret 2015
|
07.00 WIB
|
a. Mengevaluasi
respon pasien terhadap aktivitas. Mencatat laporan dispnea, peningkatan
kelemahan atau kelelahan dan perubahan tanda vital selama dan setelah
aktivitas.
|
b. Memberikan
lingkungan tenang dan membatasi pengunjung selama fase akut sesuai indikasi,
mendorong penggunaan manajemen stress dan pengalih yang tepat
c. Menjelaskan
pentingnya istirahat dalam rencana pengobatan dan perlunya keseimbangan
aktivitas dan istirahat
d. Membantu aktivitas
perawatan diri yang diperlukan. Memberikan kemajuan peningkatan aktivitas
selama fase penyembuhan
e. melibatkan
keluarga dalam pemenuhan kebutuhan pasien.
a.
TD=110/70
S = 36,8 C
N =98x/menit
RR= 30x/ menit
b. pasien
beristirahat
c.
pasien mengerti dan mau melakukannya
d. Pasien
terlihat lebih baik dan lebih nyamanZK
- No Dx IV
No
|
Tanggal
|
Jam
|
Implementasi
|
Evaluasi formatif
|
Paraf
|
1.
|
04 Maret 2015
|
14.00 WIB
|
a. Mencatat
status nutrisi klien pada penerimaan, catat turgor kulit, berat badan dan
derajat kekurangan berat badan, riwayat mual/muntah
|
b. Memastikan pola
diet pasien, yang disukai/tak disukai
c. Mendorong orang
terdekat untuk membawa makanan dari rumah dan untuk membagi dengan pasien
kecuali kontraindikasi
d. Merujuk ke ahli diet
untuk menentukan komposisi dieta. Pasien
terlihat lebih baik
b.
Pasien mau makan namun hanya setengah porsiZK
- Evaluasi/SOAPIE
No
|
Tanggal/Jam
|
No. Dx
|
Evaluasi
|
Paraf
|
1.
|
05 Maret 2015
|
15.00 WIB
S = Sesak berkurang, batuk
berdahak masih ada
O = TD :110/80 mmhg, Suhu : 37 C,
Nadi 97 x/menit, Nafas : 24 x/ menit, wheezing (+)
A = masalah teratasi sebagian
P = Terapi lanjutkan
I = Ajarkan klien batuk
efektif
E = Klien memperagakan latihan
batuk efektif dengan tepatZK2.05 Maret 2015
19.00 WIB
S = Pasien merasakan sesaknya
berkurang, dan keadaannya lebih baik
O = TD : 110/80 mmhg, suhu 36C, nadi
90 x/menit, RR= 24x/menit, wheezing (+)
A = masalah teratasi sebagian
P = Terapi dilanjutkan
I = Ajarkan klien nafas
dalam
E = Klien memperagakan latihan
nafas dalam dengan tepatZK3.06 Maret 2015
07.00 WIB
S = Pasien merasakan sesaknya
berkurang, namun merasa masih lemah
O = TD : 110/80 mmhg, suhu 37 C,
nadi 95 x/menit, RR= 25x/menit, wheezing (+)
A = masalah teratasi sebagian
P = lanjutkan intervensi
keperawatan
I = Anjurkan pasien untuk
istirahat
E = Klien istirahatZK4.06 Maret 2015
14.00 WIB
S = Pasien mengatakan mulai nafsu
makan namun masih ada sedikit rasa mual
O = makanan habis ¼ porsi
A = masalah teratasi sebagian
P = lanjutkan intervensi
keperawatan
I = berikan makanan kesukaan
pasien yang sesuai dengan diet pasien
E = pasien tidak mual, makanan habis
1 porsiZK
DAFTAR
PUSTAKA
BUKU
Doenges, Marilynn E. 1999. Rencana
Asuhan Keperawatan: pedoman untuk perencanaan dan pendokumentasian perawatan
pasien. Jakarta: EGC
PERTEMUAN I
Fase
Pra Orientasi :
Ø Role
Play :
- Perawat :
Afif
- Pasien :
Putri
-
Narrator : Ilmi
- Keluarga : Nila
- Kameramen : Agustin & Falah
ü Kondisi
pasien :
DS : 1. Pasien mengeluh sesak nafas dan batuk berdahak
2.
Keluhan ini terjadi saat klien sesak nafas dan batuk sewaktu bangun pagi dan
semakin meningkat ketika beraktifitas.
DO : 1. Suara nafas klien Whezzing
2.
Sputum berwana putih kental
3.
RR: 36x/menit
Diagnosa Medis : Asma Bronkial
Diagnosa Kep. : Bersihan Jalan Nafas
tidak Efektif
Intervensi :
1. Auskultasi
Bunyi Nafas
2. Ukur
Frekuensi Pernafasan
3. Kaji
Pasien untuk posisi nyaman
4. Beri
Obat Pulmicort, Ventolin, Bisolvon
Persiapan Alat :
1. Stetoscope
2. Jam detik
Fase
Orientasi
Salam
terapeutik
Selamat pagi mbak , perkenalkan
nama saya Afif , Saya sedang praktek disini , maaf mbak kalu boleh tahu nama
mbak siapa?
Evaluasi
Bagaimana mbak keadaannya sekarang
? apa yang di kelukan saat ini ?
Kontrak
Sekarang saya akan memriksa kondisi mbak
selama 10 menit, apakah mbak bersedia?
Fase
Kerja
1.
Permisi mbak
pertama saya akan memeriksa bunyi nafas mbak untuk mengetahui apakah ada bunyi
nafas tambahan / tidak ? permisi mbak boleh dibuka sedikit bajunya ? tarik
nafas dalam lalu hembuskan, baiklah mbak untuk bunyi nafas mbak terdapat suara
tambahan.
2.
Baik mbak ,
untuk yang kedua mohon mbak diam sebentar, hal ini bertujuan untuk mengamati
frekuensi pernafasan mbak , untuk frekuensi pernafasan mbak ditemukan
36x/menit, sedangkan untuk rentang normalnya 18-20x/menit
3. Mbak
untuk mengurangi ketidaknyamanan mbak dalam bernafas, mbak bisa lebih meninggikan bagian kepala mbak, apa
mbak bersedia??, kalau mbak bersedia saya akan membantu mbak untuk meninggikan
bagian kepala mbak
4. Untuk
mempercepat penyembuhan mbak tolong diminum obatnya ya, mari saya bantu
Terminasi
1.
Evaluasi
ü S
: Bagaimana ibu apakah ibu merasa lebih nyaman?
ü O
: Coba mbak ulangi tujuan saya untuk meninggikan bagian kepala mbak tadi?
2. RTL
Baik mbak sudah sekitar 10menit kita berbincang –
bincang , mbak sekarang bisa istirahat kembali
3.
Kontrak
Nanti
Siang ada teman saya yang akan memeriksa kondisi mbak selanjutnya, terimakasih
atas waktunya ya mbak
PERTEMUAN
II
Fase Pra Orientasi :
Ø Role
Play : - Perawat : Nila
- Pasien :
Putri
-
Narrator : Ilmi
- Keluarga : Afif
- Kameramen : Agustin & Falah
Ø Kondisi
pasien :
DS: 1. Pasien mengeluh sesak napas dan batuk yang disertai dahak
yang telah dirasakan
selama 1 minggu terakhir.
2.
Keluhan
ini terjadi saat klien sesak dan batuk sewaktu bangun pagi dan semakin
meningkat ketika beraktivitas.
DO: Pemeriksaan Fisik
- retraksi dinding dada (+)
- suara napas klien terdengar wheezing
- resonan pada perkusi dinding dada
- sputum berwarna putih kental
- TTV:
RR : 36x/mnt
Suhu : 37o C
TD : 130/70 mmHg
N : 80x/mnt
Diagnosa Keperawatan : Gangguan pertukaran gas
Diagnosa
Medis : Asma Bronkeal
v Intervensi :
·
Kaji frekuensi, kedalaman pernapasan. Catat penggunaan otot
aksesori, nafas bibir
·
Tinggikan kepala tempat tidur, bantu pasien untuk memilih
posisi yang mudah bernafas
·
Observasi TTV
·
Kolaborasi pemberian bronkodilator secara aerosol
·
Ajak keluarga untuk berpartisipasi dengan memanggil perawat
jika pasien mengalami asma
·
Beri Obat Pulmicort, Ventolin, Bisolvon
Persiapan Alat :
-
Selang oksigen
-
Thermometer
-
Tensimeter
-
Stetoskop
-
Jam detik
II.
Fase Orientasi
1.
Salam
terapeutik
Selamat
siang mbak ..
Perkenalkan
nama saya Nila, saya adalah salahsatu mahasiswa yang praktek disini, siang ini saya akan merawat mbak
dari pukul 12.00-17.00. Kalau saya boleh
tahu, nama mbak siapa ?
2.
Evaluasi
Bagaimana mbak keadaannya sekarang
? apa yang di keluhkan saat ini ? Apakah sudah baikan setelah saya priksa?
3.
Kontrak
Baiklah mbak saya akan melakukan tindakan
TTV atau tanda-tanda Vital . Saya akan
melakukannya disini saja mbak, kira-kira 20 menit.Bagaimana mbak apakah mbak
bersedia ?
III.
Fase Kerja
1.
Baiklah
mbak permisi disini saya mulai memeriksa frekuensi, kedalaman pernafasan, coba
mbak menutup mata mbak secara rileks, selanjutnya mbak tarik nafas perlahan
kemudian hembuskan.
2.
Mari mbak saya bantu untuk mengatur posisi
kepala mbak, dengan meninggikan kepala tempat tidur, ini dilakukan agar mbak
posisinya nyaman dan mudah bernafas.
3.
Sekarang saya
akan mengecek tanda tanda vital mbak yang meliputi suhu tubuh, nadi, tekanan
darah, dan pernafasan mbak. permisi ya mbak. pemeriksaan sudah selesai hasilnya
yaitu tekanan darah mbak 130/70mmHg, suhu mbak 37o C perjnafasan mbak 36x/menit, dan nadi mbak
80x/menit.
4.
Selnjutnya saya
akan memberikan pemberian bronkodilator secara aerosol.
5.
Kemudian saya
akan menjelaskan beberapa hal kepada mbak dan keluarga. demi kesembuhan mbak
maka tolong mbak jangan melakukan aktifitas yang terlalu berlebihan. Dan agar
tidak mengalami stress atau kelelahan untuk keluarga dimohon untuk membantu mbak dalam melakukan
aktifitas , misalnya jika ingin ke kamar mandi , pihak keluarga tolong untuk
membantu. dan jika mbak ingin mandi sebaiknya dilakukan di tempat tidur saja,
apabila mampu ke kamar mandi tolong pihak keluarga juga membantu.
IV.
Terminasi
4.
Evaluasi
ü S
: bagaimana mbak perasaannya setelah saya lakukan tindakan apakah mbak sudah
nyaman ?
ü O
: Bagaimana mbak apakah sudah mengerti
dengan yang sudah saya jelaskan?coba mbak jelaskan apa yang sudah saya jelaskan
tadi ?
5. RTL
Baiklah mbak, karena saya sudah selesai
memeriksa keadaan mbak, saya kembali ke ruangan dulu, untuk besok pagi akan
dilanjutkan sama rekan saya Putri yang akan mengecek TTV atau tanda-tanda vital mbak
selanjutnya.
6.
Kontrak
Baiklah mbak saya akan keruangan dulu jika
mbak membutuhkan sesuatu atau mengalami keluhan silahkan memangil saya atau
perawat lainnya di ruang perawat atau mbak bisa menekan Call Button untuk
memanggil petugas kesehatan. untuk malam hari nanti mbak akan bertemu dengan
suster Putri yang akan memberikan tanda-tanda vital kepada mbak terimakasih dan
semoga cepat sembuh mbak wassalamualaikum wr. wb
PERTEMUAN
III
I.
Fase Pra
Orientasi :
Ø Role
Play : - - Perawat :
Putri
- Pasien :
Afif
-
Narrator : Ilmi
- Keluarga : Nila
- Kameramen : Agustin & Falah
Ø
ü Kondisi
pasien :
DS : 1. Pasien mengeluh sesak nafas dan batuk
berdahak
2.
Keluhan ini terjadi saat klien sesak nafas dan batuk sewaktu bangun pagi dan
semakin meningkat ketika beraktifitas.
DO : 1. Klien tampak cemas
2.
Suara nafas klien terdengar wheezing
3.
Pemeriksaan fisik
TTV : RR : 25x/menit , suhu :
37,5’C
Diagnosa Medis : Asma Bronkial
Diagnosa Keperawatan : Intoleransi
Aktifitas
Intervensi :
1. Evaluasi
respon pasien terhadap aktifitas, catat laporan dispnea, peningkatan kelemahan
atau kelelahan & perubahan tanda vital selama dan setelah aktifitas.
2. Observasi
TTV
3. Libatkan
keluarga dalam pemenuhan kebutuhan pasien.
1. Persiapan Alat :
-
Thermometer
-
Tensimeter
-
Stetoskop
-
Jam detik
II.
Fase Orientasi
1.
Salam
terapeutik
Selamat malam mbak ?
Perkenalkan nama saya Putri, saya salah
mahasiswa praktek disini, malam ini saya akan merawat mbak dari pukul 21.00-07.00.
Kalau saya boleh tahu, nama mbak siapa ?
2.
Evaluasi
Bagaimana mbak keadaannya sekarang
? apa yang di kelukan saat ini ?
3.
Kontrak
Baiklah mbak saya akan melakukan tindakan
TTV atau tanda-tanda Vital . Saya akan
melakukannya disini saja mbak, kira-kira 20 menit.Bagaimana mbak apakah mbak
bersedia ?
III.
Fase Kerja
1.
Baiklah
mbak permisi disini saya mulai memeriksa reaksi pada pernafasan mbak coba mbak
menutup mata mbak secara rileks, selanjutnya mbak tarik nafas perlahan kemudian
hembuskan
2.
sekarang saya akan mengecek tanda tanda
vital mbak yang meliputi suhu tubuh, nadi, tekanan darah, dan pernafasan mbak.
permisi ya mbak. pemeriksaan sudah selesai hasilnya yaitu tekanan darah mbak
120/80mmHg, suhu mbak 37,5'C, pernafasan mbak 18x/menit, dan nadi mbak
80x/menit.
3.
selanjutnya saya
akan menjelaskan beberapa hal kepada mbak dan keluarga. demi kesembuhan mbak
maka tolong mbak jangan melakukan aktifitas yang terlalu berlebihan. Dan agar
tidak mengalami stress untuk keluarga
dimohon untuk membantu mbak Harianti dalam melakukan aktifitas ,
misalnya jika ingin ke kamar mandi , pihak keluarga tolong untuk membantu. dan
jika mbak Erika ingin mandi sebaiknya dilakukan di tempat tidur saja, apabila
mampu ke kamar mandi tolong pihak keluarga juga membantu.
IV.
Terminasi
Evaluasi
ü S
: bagaimana mbak perasaannya setelah saya lakukan tindakan apakah mbak sudah
nyaman ?
ü O
: Bagaimana mbak apakah sudah mengerti
dengan yang sudah saya jelaskan?coba mbak jelaskan apa yang sudah saya jelaskan
tadi ?
V.
RTL
Baiklah mbak, karena saya sudah selesai
memeriksa keadaan mbak, saya kembali ke ruangan dulu, untuk besok pagi akan
dilanjutkan sama rekan saya yang bernama Agustin yang akan mengecek TTV atau tanda-tanda vital
mbak.
VI.
Kontrak
baiklah mbak saya akan keruangan dulu jika mbak membutuhkan sesuatu atau
mengalami keluhan silahkan memangil saya atau perawat lainnya di ruang perawat
atau mbak bisa menekan Call Button untuk memanggil petugas kesehata. untuk
siang hari nanti mbak akan bertemu dengan suster Erika yang akan memberikan
tanda-tanda vital kepada mbak terimakasih dan semoga cepat sembuh mbak
wassalamualaikum wr. wb
PERTEMUAN
IV
Fase Pra Orientasi :
ü Role
Play :
-
Perawat :
Agustin
- Pasien :
Putri
-
Narrator : Ilmi
- Keluarga : Nila
- Kameramen : Afif & Falah
Kondisi pasien : perubahan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh b/d
DS:
- Pasien mengaku tidak nafsu makan
- Intake makanan :
- Sebelum sakit : 3x sehari,makan habis 1 porsi, sayur,
lauk-pauk
- Selama sakit : 3x sehari makan habis 3-4 sendok
sayur, lauk-pauk
- Intake cairan :
- Sebelum sakit : 5 – 7 gelas sehari, air putih
- Selama sakit : 3 – 4 gelas sehari, air putih
DO:
- Makanan pasien tidak habis
DX Medis : Asma Bronkial
Intervensi :
a. Catat
status nutrisi klien pada penerimaan, catat turgor kulit, berat badan dan
derajat kekurangan berat badan, riwayat mual/muntah
b. Pastikan pola diet pasien,
yang disukai/tak disukai
c. Dorong orang terdekat untuk
membawa makanan dari rumah dan untuk membagi dengan pasien kecuali
kontraindikasi
d. Rujuk ke ahli diet untuk
menentukan komposisi dieta. Berguna dalam mendefinisikan
derajat/luasnya masalah dan pilihan intervensi yang tepat
e. Membantu dalam
mengidentifikasi kebutuhan khusus. Pertimbangkan keinginan individu dapat
memperbaiki masukan diet
f. Membuat
lingkungan social lebih normal selama makan dan membantu memenuhi kebutuhan
personal dan cultural
g. Memberikan bantuan
dalam perencanaan diet dengan nutrisi adekuat untuk kebutuhan metabolik dan
diet
1. Persiapan Alat :
-
Thermometer
-
Tensimeter
-
Stetoskop
-
Jam detik
I.
Fase Orientasi
4.
Salam
terapeutik
Selamat malam mbak ?
Perkenalkan nama saya Agustin, saya salah
mahasiswa praktek disini pada shift pagi. Kalau saya boleh tahu, nama mbak siapa
?
5.
Evaluasi
Bagaimana mbak keadaannya sekarang
? apa yang di kelukan saat ini ?
6.
Kontrak
Baiklah mbak saya akan melakukan tindakan
TTV atau tanda-tanda Vital . Saya akan
melakukannya disini saja mbak, kira-kira 20 menit.Bagaimana mbak apakah mbak
bersedia ?
II.
Fase Kerja
4.
Baiklah
mbak permisi disini saya mulai memeriksa reaksi pada mata mbak coba mbak
membuka dan menutup mata mbak secara rileks, selanjutnya mbak tolong jawap
pertannyaan saya siapa nama lengkap mbak ?, dan sekarang tolong tangan mbak di
gerakkan ke atas ya mbak.
5.
sekarang saya akan mengecek tanda tanda
vital mbak yang meliputi suhu tubuh, nadi, tekanan darah, dan pernafasan mbak.
permisi ya mbak. pemeriksaan sudah selesai hasilnya yaitu tekanan darah mbak
120/80mmHg, suhu mbak 37,’C, pernafasan mbak 25x/menit, dan nadi mbak
80x/menit.
6.
selanjutnya saya akan menjelaskan beberapa
hal kepada mbak dan keluarga. demi kesembuhan mbak maka tolong mbak jangan
melakukan aktifitas yang terlalu berlebihan. untuk keluarga dimohon untuk membantu mbak Harianti dalam
melakukan aktifitas , misalnya jika ingin ke kamar mandi , pihak keluarga
tolong untuk membantu. dan jika mbak Erika ingin mandi sebaiknya dilakukan di
tempat tidur saja, apabila mampu ke kamar mandi tolong pihak keluarga juga membantu.
1. Terminasi
1.
Evaluasi
ü S
: bagaimana mbak perasaannya setelah saya lakukan tindakan apakah mbak sudah
nyaman ?
ü O
: Bagaimana mbak apakah sudah mengerti
dengan yang sudah saya jelaskan?coba mbak jelaskan apa yang sudah saya jelaskan
tadi ?
2. RTL
Baiklah mbak, karena saya sudah selesai
memeriksa keadaan mbak, saya kembali ke ruangan dulu, untuk besok pagi akan
dilanjutkan sama rekan saya yang bernama perawat Falah yang akan mengecek TTV atau tanda-tanda
vital mbak.
PERTEMUAN V
Fase
Pra Orientasi :
Ø Role
Play :
- Perawat :
Falah
- Pasien :
Putri
-
Narrator : Ilmi
- Keluarga : Nila
- Kameramen : Agustin & Afif
ü Kondisi
pasien :
DS : 1. Pasien mengeluh sesak nafas dan batuk berdahak
2.
Keluhan ini terjadi saat klien sesak nafas dan batuk sewaktu bangun pagi dan
semakin meningkat ketika beraktifitas.
DO : 1. Suara nafas klien Whezzing
2.
Sputum berwana putih kental
3.
RR: 36x/menit
Diagnosa Medis : Asma Bronkial
Diagnosa Kep. : Bersihan Jalan Nafas
tidak Efektif
Intervensi :
1. Auskultasi
Bunyi Nafas
2. Ukur
Frekuensi Pernafasan
3. Kaji
Pasien untuk posisi nyaman
4. Beri
Obat Pulmicort, Ventolin, Bisolvon
Persiapan Alat :
1. Stetoscope
2. Jam detik
Fase
Orientasi
Salam
terapeutik
Selamat pagi mbak , perkenalkan
nama saya Falah , Saya sedang praktek disini , maaf mbak kalu boleh tahu nama
mbak siapa?
Evaluasi
Bagaimana mbak keadaannya sekarang
? apa yang di kelukan saat ini ?
Kontrak
Sekarang saya akan memriksa kondisi mbak
selama 10 menit, apakah mbak bersedia?
Fase
Kerja
2.
Permisi mbak
pertama saya akan memeriksa bunyi nafas mbak untuk mengetahui apakah ada bunyi
nafas tambahan / tidak ? permisi mbak boleh dibuka sedikit bajunya ? tarik
nafas dalam lalu hembuskan, baiklah mbak untuk bunyi nafas mbak terdapat suara
tambahan.
3.
Baik mbak ,
untuk yang kedua mohon mbak diam sebentar, hal ini bertujuan untuk mengamati
frekuensi pernafasan mbak , untuk frekuensi pernafasan mbak ditemukan
36x/menit, sedangkan untuk rentang normalnya 18-20x/menit
4. Mbak
untuk mengurangi ketidaknyamanan mbak dalam bernafas, mbak bisa lebih meninggikan bagian kepala mbak, apa
mbak bersedia??, kalau mbak bersedia saya akan membantu mbak untuk meninggikan
bagian kepala mbak
5. Untuk
mempercepat penyembuhan mbak tolong diminum obatnya ya, mari saya bantu
Terminasi
3.
Evaluasi
ü S
: Bagaimana ibu apakah ibu merasa lebih nyaman?
ü O
: Coba mbak ulangi tujuan saya untuk meninggikan bagian kepala mbak tadi?
4. RTL
Baik mbak sudah sekitar 10menit kita berbincang –
bincang , mbak sekarang bisa istirahat kembali
5.
Kontrak
baiklah mbak saya akan keruangan dulu jika mbak membutuhkan sesuatu atau
mengalami keluhan silahkan memangil saya atau perawat lainnya di ruang perawat
atau mbak bisa menekan Call Button untuk memanggil petugas kesehata. untuk
siang hari nanti mbak akan bertemu dengan suster Falah yang akan memberikan
tanda-tanda vital kepada mbak terimakasih dan semoga cepat sembuh mbak
wassalamualaikum wr. wb
PERTEMUAN
VI
I.
Fase
Pra-Orientasi
Ø Role
Play : - Perawat : Ilmi
- Pasien :
Putri
-
Narrator : Afif
- Keluarga : Nila
- Kameramen : Agustin & Falah
Ø Kondisi
pasien :
DS : Px mengeluh sesak nafas dan batuk berdahak dengan
sputum berwarna putih kental yang telah dirasakan selama 1 minggu.Keluhan ini
terjadi saat klien,sesak dan batuk sewaktu bangun pagi dan semakin meningkat
ketika beraktivitas
DO : Px
tampak cemas
Suara
nafas px terdengar wheezing
Pemeriksaan
Fisik RR : 36x/ menit suhu : 37
Ø Diagnosa
Medis : Asma
Bronkhial
Ø Diagnosa
Keperawatan : Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidak kuatan suplai O2
ditandai dengan sesak nafas dan batuk berdahak dengan sputum berwarna putih
kental
Ø Intervensi
:
-
Kaji frekuensi pernafasan / TTV
-
Bantu Px untuk memilih posisi yang
mudah
-
Kolaborasikan pemberian
brongkoldilator secara aerosol
-
Ajak keluarga berpartisipasi dengan
memanggil perawat jika pasien mengalami asma
-
Beri obat Pulmicort, Ventolin, Bisolvon
Ø Persiapan
Alat : -Stetoskop
-Tensi meter
-Thermometer
- Jam detik
- obat-obatan
- buku catatan
II.
Fase
Orientasi
1)
Salam
Terapeutik
Selamat
siang mbak , saya Ilmi Mahasiswa Bina Sehat PPNI yang praktek dirumah sakit ini
, kebetulan saya shift pada siang hari ini, mohon maaf sebelumnya nama mbak
siapa?
2)
Evaluasi
Bagaimana
Mbak keadaannya sekarang ? Apa yang
ibu rasakan saat ini mbak?
3)
Kontrak
Baiklah,
Mbak. Siang ini saya akan melakukan observasi TTV selama 10 menit, apa mbak
bersedia?
III.
Fase
Kerja
a. Baik
mbak disini saya akan memeriksa TTV dan frekuensi pernafasan mbak, bisakah mbak
membuka sedikit baju mbak? Agar saya bisa memeriksa keadaan mbak dengan baik
b. Permisi mbak, mari saya
bantu untuk memilih posisi yang mudah dalam mbak mengambil pernafasan.
c. Setelah
itu saya akan berkolaborasi pemberian obat kepada dokter untuk memudahkan mbak
dalam pernafasan
d. Untuk
keluarga mbak bila mana mbak mengalami asma lagi bapak atau ibu bisa memencet
tombol untuk memanggil perawat
a.
Fase
Terminasi
1)
Evaluasi
S
: apakah mbak sudah mengerti apa yang saya anjurkan tadi?
O
: Coba mbak sebutkan sedikit apa yang saya anjurkan tadi kepada mbak
2)
Rencana
Tindak Lanjut (RTL)
Baik
mbak saya akan memberikan obat kepada mbak sesuai dengan resep yang telah
diberikan dokter ,apabila mbak ada keluhan / kambuh lagi segara mbak konsultasi
ke dokter
3)
Kontrak
Nanti
malam rekan saya akan melihat keadaan mbak lagi untuk melihat kemajuan kondisi
mbak
Keyword :
askep asma bronkial,
askep asma bronkial pdf,
askep asma bronkial pada anak pdf,
askep asma bronkial lengkap,
askep asma bronkial nanda nic noc,
askep asma bronkial pada anak,
askep asma bronkial pada dewasa,
askep asma bronkial di ruang igd,
askep asma bronkial pada orang dewasa,
askep asma bronkial pada lansia,
askep asma bronkial pada bayi,
latar belakang askep asma bronkial,
contoh pengkajian askep asma bronkial,
contoh askep asma bronkial,
contoh askep asma bronkial pada anak,
contoh makalah askep asma bronkial,
contoh kasus askep asma bronkial pada anak,
contoh kasus askep asma bronkial,
catatan perkembangan askep asma bronkial,
askep asma bronkial doc,
askep asma bronkial di igd,
askep asma bronkial di ruang ugd,
askep asma bronchial.doc,
askep asma bronchial di igd,
askep asma bronkial menurut doenges,
askep dengan asma bronkial,
evaluasi askep asma bronkial,
askep gadar asma bronkial,
askep gerontik asma bronkial,
askep gawat darurat asma bronkial,
askep gerontik dengan asma bronkial,
askep anak dengan gangguan asma bronkial,
askep gawat darurat asma bronkial pdf,
askep asma bronkial pada ibu hamil,
askep ibu hamil dengan asma bronkial,
askep asma bronkial igd,
askep asma bronkial intoleransi aktivitas,
implementasi askep asma bronkial,
pathway asma bronkial pada ibu hamil,
jurnal askep asma bronkial
askep kasus asma bronkial
askep keluarga asma bronkial
konsep askep asma bronkial
askep kegawatdaruratan asma bronkial
askep kgd asma bronkial
kti askep asma bronkial
askep kmb asma bronkial
askep keperawatan asma bronkial
asuhan keperawatan asma bronkial lengkap
asuhan keperawatan asma bronkial pada lansia
lp askep asma bronkial
lp dan askep asma bronkial
laporan pendahuluan askep asma bronkial
laporan kasus askep asma bronkial
laporan pendahuluan dan askep asma bronkial
askep lengkap pada pasien asma bronkial
askep asma bronkial menurut nanda
askep asma bronkial menurut nanda nic noc
askep asma bronkial menurut nic noc
asuhan keperawatan asma bronkial menurut nanda nic noc
pengertian asma bronkial menurut para ahli
pengertian asma bronkial menurut who
pengertian asma bronchial menurut para ahli
makalah askep asma bronkial
makalah askep asma bronkial pada anak
askep asma bronkial nic noc
askep asma bronkial nic noc pdf
askep asma bronchial nic noc
askep asma bronkhial nic noc
askep asma bronkial pada ny
askep asma bronkial pada tn
askep asma bronkial ppt
resume askep asma bronkial
askep asma bronkial scribd
patofisiologi asma bronkial scribd
pathway asma bronkial scribd
askep asma bronkial terbaru
askep teoritis asma bronkial
askep tentang asma bronkial
askep teori asma bronkial
pertanyaan tentang askep asma bronkial
askep tentang penyakit asma bronkial
askep asma bronkial di ugd
www.askep asma bronkial
asuhan keperawatan asma bronkial 2010
asuhan keperawatan asma
asuhan keperawatan asma bronkial
asuhan keperawatan asma pdf
asuhan keperawatan asma bronkial nanda nic noc
asuhan keperawatan asma bronchial pada anak
asuhan keperawatan asma bronkial pada anak
asuhan keperawatan asma bronkial 2010
asuhan keperawatan asma pada lansia
asuhan keperawatan asmatikus
asuhan keperawatan asma nanda nic noc
asuhan keperawatan asma bronkial anak
asuhan keperawatan asma attack
asuhan keperawatan asma akut
asuhan keperawatan asma anak
asuhan keperawatan asma pada anak pdf
diagnosa keperawatan asma pada anak
asuhan keperawatan asma bronkhial pada anak
contoh asuhan keperawatan asma pada anak
asuhan keperawatan asma bronkial pdf
asuhan keperawatan asma bronkial pada lansia
asuhan keperawatan asma bronkitis
contoh asuhan keperawatan asma
contoh asuhan keperawatan asma bronkial
contoh kasus asuhan keperawatan asma
contoh kasus asuhan keperawatan asma bronkial
contoh asuhan keperawatan penyakit asma
contoh asuhan keperawatan tentang asma
contoh asuhan keperawatan pada asma
contoh asuhan keperawatan pasien asma
contoh asuhan keperawatan keluarga asma
asuhan keperawatan dengan asma
asuhan keperawatan dengan asma bronkial
asuhan keperawatan dengan asma bronchial
diagnosa keperawatan dengan asma
asuhan keperawatan keluarga dengan asma
asuhan keperawatan gawat darurat asma
asuhan keperawatan keluarga dengan asma bronkial
asuhan keperawatan keluarga dengan asma pdf
asuhan keperawatan gawat darurat asma bronkial
asuhan keperawatan anak dengan asma
evaluasi asuhan keperawatan asma
format asuhan keperawatan asma
format pengkajian asuhan keperawatan asma
asuhan keperawatan gadar asma
asuhan keperawatan gerontik asma
asuhan keperawatan gerontik dengan asma
asuhan keperawatan gerontik dengan asma bronkial
asuhan keperawatan gawat darurat asma bronchial
asuhan keperawatan gerontik pada pasien asma
asuhan keperawatan asma pada ibu hamil
asuhan keperawatan ibu hamil dengan asma
asuhan keperawatan ibu hamil dengan asma bronkial
jurnal asuhan keperawatan asma
jurnal asuhan keperawatan asma pdf
jurnal asuhan keperawatan asma bronkial
asuhan keperawatan asma kardial
rencana asuhan keperawatan keluarga asma
asuhan keperawatan pada kasus asma bronchial
asuhan keperawatan keluarga dengan kasus asma
asuhan keperawatan keluarga asma
asuhan keperawatan kasus asma
asuhan keperawatan kegawatdaruratan asma
asuhan keperawatan komunitas asma
diagnosa keperawatan keluarga asma
asuhan keperawatan asma pada keluarga
asuhan keperawatan asma lengkap
asuhan keperawatan asma bronkial lengkap
diagnosa keperawatan asma pada lansia
laporan asuhan keperawatan asma
contoh asuhan keperawatan pada pasien asma lengkap
laporan pendahuluan asuhan keperawatan asma
laporan pendahuluan asuhan keperawatan asma bronkial
asuhan keperawatan pada lansia dengan asma
asuhan keperawatan asma menurut nanda
diagnosa keperawatan asma menurut nanda
asuhan keperawatan asma bronkial menurut nanda nic noc
makalah asuhan keperawatan asma
makalah asuhan keperawatan asma bronkial
makalah asuhan keperawatan asma pada anak
makalah asuhan keperawatan asma bronchiale
makalah asuhan keperawatan asma pdf
makalah asuhan keperawatan penyakit asma
makalah asuhan keperawatan tentang asma
asuhan keperawatan asma nic noc
diagnosa keperawatan nanda asma
asuhan keperawatan asma pada orang dewasa
asuhan keperawatan asma pada anak
asuhan keperawatan asma ppt
asuhan keperawatan asma pada bayi
asuhan keperawatan penyakit asma
asuhan keperawatan pada asma
rencana asuhan keperawatan asma
rencana asuhan keperawatan asma bronkial
standar asuhan keperawatan asma
standar asuhan keperawatan asma bronkial
asuhan keperawatan tentang asma
asuhan keperawatan tentang asma bronkial
asuhan keperawatan teoritis asma bronkial
diagnosa keperawatan tentang asma
asuhan keperawatan tentang penyakit asma
diagnosa keperawatan untuk asma
Obat Hernia
Cara Mengobati Buah Zakar Besar Sebelah
CaraMengobatiHerniapadaBayi
Obat Herbal Hernia
Obat Turun Berok
Obat Hernia Bayi
Obat Hernia Anak
Obat Hidrokel Anak
Cara Menyembuhkan Hidrokel
Baja Ringan Tangerang
Penjual Baja Ringan di Tangerang
Mengenali penyebab Jantung bengkak
Agar Cepat terindex Google
Do’a Ulang Tahun Terlengkap
Apa Hukum Cadar Menurut 4 Madzhab.?