Asuhan Keperawatan Penyakit HIPERTENSI
Artikel ini hanya untuk menjadi Referensi. Untuk pengetahuan yang lebih luas, maka carilah referensi di tempat lain. Terima Kasih
Download Filenya
BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Hipertensi merupakan salah satu penyakit system
kardiovaskuler yang banyak dijumpai di masyarakat. Hipertensi bukanlah penyakit
menular, namun harus senantiasa diwaspadai. Tekanan Darah tinggi atau Hipertesi
dan arteriosclerosis ( pengerasan arteri ) adalah dua kondisi pokok yang
mendasari banyak bentuk penyakit kardiovaskuler. Lebih jauh, tidak jarang
tekanan darah tinggi juga menyebabkan gangguan ginjal.Sampai saat ini,
usaha-usaha baik mencegah maupun mengobati penyakit hipertensi belum berhasil
sepenuhnya, karena adanya factor-faktor penghambat seperti kurang pengetahuan
tentang hipertensi ( pengertian, tanda dan gejala, sebab akibat, komplikasi )
dan juga perawatannya. Saat ini, angka kematian karena hipertensi di Indonesia
sangat tinggi. Oleh karena perlu di galakkan pada masyarakat mengenai
pengobatan dan perawatan Hipertensi. Diharapkan dengan di buatnya Asuhan
Keperawatan keluarga resiko tinggi hipertensi ini dapat mengurangi angka
kesakitan dan kematian karena hipertensi dalam masyarakat khususnya dalam
keluarga.
B.
TUJUAN
Ada 2 macam tujuan yaitu tujuan umum dan tujuan
khusus.
Tujuan Umum : Mahasiswa mampu meningkatkan kemampuan
keluarga agar mandiri mengatasi masalah
kesehatannya.
Tujuan
Khusus adalah keluarga dapat :
a.
Mengenal masalah kesehatan
b.
Menentukan tindakan yang
tepat untuk mengatasi masalah keluarga
c.
Melakukan tindakan
keperawatan kesehatan kepada anggota keluarga yang sakit atau yang mempunyai
gangguan fungsi tubuh atau yang membutuhkan asuhan keperawatan.
d.
Memelihara lingkungan baik
fisik, psikis maupun social sehingga dapat menunjang peningkatan kesehatan
keluarga.
e.
Memanfaatkan sumber daya
yang ada di masyarakat seperti Puskesmas, Puskesmaspembantu, kartu sehat,
posyandu, RS,dll untuk memperoleh pelayanan kesehatan.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. KONSEP KELUARGA
1.
Pengertian
a.
Keluarga adalah dua atau
lebih individu yang bergabung karena
hubungan darah, perkawinan atau
pengangkatan dan mereka hidup
dalam suatu rumah tangga,
berinteraksi satu sama lain, dan di dalam
peranannya masing-masing menciptakan serta
mempertahankan
kebudayaan. (Bailon dan Maglaya, 1989 dikutip
Nasrul Effendy,
1998, hal ; 32 - 33).
b.
Keluarga adalah unit
terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala
keluarga dan beberapa orang yang
berkumpul dan tinggal di suatu
tempat dibawah suatu atap dalam
keadaan saling ketegantungan.
( Departemen Kesehatan RI, 1988
dikutip Nasrul Effendy,
1998, hal ; 32).
Dari kedua
definisi diatas dapat ditarik kesimpulan
bahwa keluarga adalah :
1.
Unit terkecil dari
masyarakat
2.
Terdiri dari 2 orang atau
lebih
3.
Adanya ikatan perkawinan
dan pertalian darah
4.
Hidup dalam satu rumah
tangga
5.
Di bawah asuhan seorang
kepala keluarga
6.
Berinterkasi diantara
sesama anggota keluarga
7.
Setiap anggota keluarga
mempunyai perannya masing-masing
8.
Menciptakan, mempertahankan
suatu budaya
2.
Ciri – ciri Struktur Keluarga
Menurut Anderson Carter , dikutip
Nasrul Effendy 1998 hal 33 dibagi
menjadi 3 yaitu :
a.
Terorganisasi : Saling
berhubungan, saling ketergantungan antara anggota keluarga.
b.
Ada Keterbatasan : Setiap
anggota memiliki kebebasan tetapi mereka juga mempunyai keterbatasan dalam
menjalankan fungsi dan tugasnya masing – masing.
c.
Ada perbedaan dan
kekhususan : Setiap anggota keluarga mempunyai peranan dan fungsinya masing –
masing.
3.
Tipe Keluarga
Menurut Nasrul Effendy (1998) hal
33 – 34 tipe keluarga terdiri dari :
a.
Keluarga inti (Nuclear
Family)
Adalah keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan anak-
anak.
b.
Keluarga besar (Extended
Family)
Adalah keluarga inti di tambah sanak saudara,
misalnya ; nenek, kakek, keponakan, saudara sepupu, paman, bibi dan sebagainya.
c.
Keluarga berantai (Serial
Family)
Adalah keluarga yang terdiri dari pria dan wanita
yang menikah lebih dari satu kali dan merupakan suatu keluarga inti.
d.
Keluarga duda atau janda
(Single Family)
Adalah keluarga yang
terjadi karena perceraian atau kematian.
e.
Keluarga berkomposisi
(Compocite)
Adalah keluarga yang berpoligami yang hidup bersama.
f.
Keluarga kabitas
(Cahabitation)
Adalah keluarga yang terdiri dari dua orang menjadi
satu tanpa pernikahan tetapi membentuk satu keluarga.
4.
Peran Keluarga
Berbagai peranan yang terdapat
didalam keluarga menurut Nasrul Effendy 1998, hal 34 adalah sebagai berikut :
a.
Peran ayah : Ayah sebagai
suami dari istri dan anak – anak, berperan sebagai pencari nafkah,pendidik,
pelindung, dan pemberi rasa aman, sebagai kepala keluarga, sebagai anggota dari
kelompok sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya.
b.
Peran ibu : Sebagai istri
dan ibu dari anak – anaknya. Ibu mempunyai peranan untuk mengurus rumah tangga
sebagai pengasuh dan pendidik anak – anaknya, pelindung dan sebagai salah satu
kelompok dari peranan sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya,
disamping itu juga ibu dapat berperan sebagai pencari nafkah tambahan dalam
keluarganya.
c.
Peran anak : Anak – anak
melaksanakan peranan psikososial sesuai dengan tingkat perkembangannya baik
fisik, mental, sosial dan spiritual.
5.
Fungsi Keluarga
Fungsi keluarga menurut Friedman,
1998 hal 100, didefinisikan sebagai hasil atau konsekwensi dari struktur
keluarga. Lima fungsi keluarga yang paling berhubungan erat saat mengkaji dan
mengintervensi keluarga adalah ;
a.
Fungsi Afektif (Fungsi
pemeliharaan kepribadian) : untuk stabilitas kepribadian kaum dewasa, memenuhi
kebutuhan – kebutuhan para anggota keluarga.
b.
Sosialisai dan Fungsi penempatan sosial : untuk sosialisasi primer
anak – anak yang bertujuan untuk membuat mereka menjadi anggota masyarakat yang
produktif, dan juga sebagai penganugrahan status anggota keluarga.
c.
Fungsi Reproduksi : untuk
menjaga kelangsungan keturunan/generasi dan menambah sumber daya manusia, juga
untuk kelangsungan hidup masyarakat.
d.
Fungsi Ekonomis : untuk
mengadakan sumber – sumber ekonomi yang memadai dan mengalokasikan sumber –
sumber tersebut secara efektif.
e.
Fungsi Perawat Kesehatan :
untuk mengadalan kebutuhan-kebutuhan fisik – pangan, sandang, papan dan
perawatan kesehatan.
6.
Tahap perkembangan keluarga
Menurut Duvall (1977) dikutip Friedman, 1998; hal 109
–135, tahap dan tugas perkembangan keluarga ada 8, yaitu:
Tabel I. Delapan tahap siklus kehidupan
keluarga.
No
|
Tahap
Perkembangan
|
Tugas
perkembangan
|
1
|
Keluarga pemula
|
a. membangun perkawinan yang saling memuaskan
b. menghububgkan jaringan persaudaraan secara harminis
c.
keluarga berencana
(keputusan tentang kedudukan sebagai orangtua
|
2
|
Keluarga sedang mengasuh anak
|
a. Membentuk keluarga muda sebagai sebuah unit yang mantap.
b. Rekonsiliasi tugas-tugas perkembangan yang bertentangan dan
kebutuhan anggota keluarga.
c.
Mempertahankan hubungan
perkawinan yang memuaskan
d. Memperluas persahabatan dengan keluarga besar dengan
menambahkan peran-peran orangtua dan kakek nenek
|
3
|
Keluarga dengan anak usia
prasekolah
|
a. Memenuhi kebutuhan anggota keluarga se[erti rumah, ruang
bermain, privasi, keamanan
b. Mensosialisasikan anak
c.
Mengintegrasikan anak
yang baru sementara tetap memenuhi kebutuhan anak-anak yang lain
d. Mempertahankan hubungan yang sehat dalam keluarga
|
4
|
Keluarga dengan anak usia
sekolah
|
a. Mensosialisasikan anak-anak, termasuk meningkatkan prastasi
sekolah dan mengembangkan hubungan dengan teman sebaya yang sehat
b. Mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan
c.
Memenuhi kebutuhan
kesehatan fisik anggota keluarga
|
5
|
Keluarga dengan anak remaja
|
a. Mengembangkan kebebasan dengan tanggungjawab ketika remaja
menjadi dewasa dan semakin mandiri
b. Memfokuskan kembali hubungan perkawinan
c.
Berkomunikasi secara
terbuka antara orangtua dan anak-anak
|
6
|
Keluarga melepaskan anak
dewasa muda
|
a. Memperluas siklus keluarga dengan memasukkan anggota keluarga
baru didapatkan melalui perkawinan anak-anak
b. Melanjutkan untuk memperbaharui dan menyesuaikan kembali
hubungan perkawinan
c.
Membantu orangtua lanjut
usia dan sakit-sakitan dari suami maupun istri
|
7
|
Orangtua usia pertengahan
|
a. Menyediakan lingkungan yang meningkatkan kesehatan
b. Mempertahankan hubungan – hubungan yang memuaskan dan penuh
arti dengan para orangtua lansia dan anak-anak
c.
Memperkokoh hubungan
perkawinan
|
8
|
Keluarga lansia
|
a. Mempertahankan pengaturan hidup yang memuaskan
b. Menyesuaikan terhadap pendapatan yang menurun
c.
Mempertahankan hubungan
perkawinan
d. Menyesuaikan diri terhadap kehilangan pasangan
e.
Mempertahankan ikatan
keluarga antar generasi
f.
Meneruskan untuk memahami
eksistensi mereka (penelaahan dan integrasi hidup)
|
7.
Tugas Kesehatan Keluarga
Tugas kesehatan keluarga menurut
Nasrul effendy, 1998, hal 42, adalah sebagai berikut :
a.
Mengenal masalah kesehatan.
b.
Membuat keputusan tindakan
kesehatan yang tepat.
c.
Memberi perawatan pada
anggota keluarga yang sakit.
d.
Mempertahankan atau
menciptakan suasana rumah yang sehat.
e.
Mempertahankan hubungan
dengan (menggunakan) fasilitas kesehatan masyarakat.
D.ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN HIPERTENSI
1.
Konsep Keperawatan Keluarga
Pengertian
Asuhan keperawatan keluarga
menurut Salvicion G. Bail.on dan Aracelis Maglaya 1978.
Perawatan kesehatan keluarga adalah tingkat perawatan
kesehatan masyarakat yang ditujukan atau dipusatkan pada keluarga sebagai unit
atau kesatuan yang di rawat dengan sehat sebagai tujuan melalui perawatan
sebagai sarana atau penyalur.
2.
Konsep Hipertensi
a.
Pengertian
Hipertensi adalah tekanan darah
tinggi yang bersifat abnormal. Seseoarang dianggap mengalami hipertensi apabila
tekanan darahnya lebih tinggi dari 140/90 mmHg sistolik atau 90 mmHg diastol.
(Elisabet Corwin, hal 356).
a.
Penyebab
Berdasarkan penyebabnya hipertensi dibagi menjadi 2
bagian yaitu :
(Mansjoer Arif,dkk,1999 hal 518)
1.
Hipertensi Essensial atau
hipertensi primer yang tidak diketahui penyebabnya disebut juga Hipertensi Idiopatik.
Terdapat sekitar 95 % kasus. Faktor resiko dari
hipertensi essensial adalah :
a.
Usia
b.
Jenis kelamin
c.
Riwayat keluarga
d.
Obesitas
e.
Serum lipid
f.
Diet
g.
Perokok
2.
Hipertensi Sekunder
atau Hipertensi Renal
Terdapat sekitar 5 % kasus. Penyebabnya specifik
diketahui seperti penggunaan estrogen, penyakit ginjal, hipertensi vaskuler
renal, hiper aldesteronisme sindrom chausing, hipertensi yang berhubungan
dengan kehamilan dan lain-lain.
b.
Klasifikasi Hipertensi
Klasifikasi Hipertensi (JNL, 1997)
: The sixt Report of Join National
Committee on Prevention 1997 dikutip oleh Mansjoer Arif, dkk, 1999
hal 519, dapat dilihat dalam tabel
berikut :
Tabel 1. Klasifikasi Hipertensi
Klasifikasi
|
Sistolik mmHg
|
Diastolik mmHg
|
a.
Normal
b.
Perbatasan
c.
Hipertensi tingkat I
d.
Hipertensi tingkat 2
e.
Hipertensi tingkat 3
|
< 130
130 – 139
140 – 159
160 – 179
> 180
|
< 85
85 – 89
90 – 99
100 – 109
> 110
|
c.
Manifestasi Klinik
Peninggian tekanan darah kadang-kadang merupakan
satu-satunya gejala bila demikian,
gejala baru ada setelah terjadi komplikasi pada ginjal, mata, otak atau
jantung. Gejala lain yang sering ditemukan adalah sakit kepala, epistaksis,
marah, telinga berdenging, mata berkunang-kunang dan pusing . (Mansjoer Arif,
dkk, 1999).
e.
Pathway
Pathway Keperawatan disusun dengan mengambil sumber
dari ;Kapita Selecta Kedokteran, Jilid I, Ed. Ketiga, 1999 dan Nasrul Effendy,
Asuhan Keperawatan Keluarga, 1999.
Umur
Obesitas
Gangguan keseimbangan
Nyeri kepala
Resti injuri
Retensi
Na
Odem
Fatique
Penurunan COP
Rangsang Aldosteron
CVA
Vasokontriksi
Resti injuri
Nyeri dada
Respon RAA
Diplopia
Blood flow menurun
Gangguan perfusi jaringan
Sinkope
Tek..Pemb. drh otak meningkat
Spasmus arteriole
Koroner jntung
Sistemik
Vasokontriksi pemb drh ginjal
Ginjal
Jenis kelamin
Gaya hidup
HYPERTENSI
Otak
Pembuluh darah
Retina
Suplay O2
otak menurun
Resistensi pemb.
drh otak meningkat
vasokontriksi
Iskhemi miokard
After load meningkat
Gangguan rs
nyaman
1. Fokus Intervensi
a. Fokus Intervensi Individu
Diagnosa 1 : Resiko terhadap
ketidakefektifan penatalaksanaan program terapeutik yang berhubungan dengan
ketidakcukupan pengetahuan tentang kondisi, pembatasan diet, pengobatan, faktor
resiko.
Intervensi :
1.
Identifikasi faktor-faktor
penyebab atau penunjang yang menghalangi.
2.
Bangun rasa percaya dan
kekuatan.
3.
Tingkatkan percaya diri dan
kemajuan diri yang positif.
4.
Identifikasi faktor-faktor
yang mempengaruhi belajar.
5.
Tingkatkan sikap positif
keikutsertaan individu dan keluarga.
6.
Jelaskan dan bicarakan :
a. Proses penyakit
b. Aturan pengobatan
c.
Perubahan gaya hidup yang
diperlukan
d. Metode untuk memantau kondisi
7.
Jelaskan bahwa perubahan
gaya hidup dan kebutuhan belajar akan membutuhkan waktu untuk integrasi.
8.
Identifikasi rujukan atau
layanan komunitas yang diperlukan untuk tindak lanjut.
Diagnosa 2 : Gangguan rasa nyaman
nyeri berhubungan dengan peningkatan tekanan vaskuler serebral.
Intervensi :
1. Pertahankan tirah baring selama fase akut.
2. Berikan tindakan non farmakologi untuk menghilangkan sakit
kepala.
3. Hilangkan/minimalkan aktifitas vasokonstriksi yang dapat
meningkatkan rasa sakit kepala, misalnya mengejan.
4. Bantu pasien untuk ambulasi sesuai kebutuhan.
b. Fokus Intervensi pada keluarga
Berikut ini intervensi keperawatan
keluarga yang dilakukan pada masalah hipertensi sesuai dengan 5 tugas keluarga
:
1. Mengenal masalah kesehatan
Intervensi :
a. Gali pengetahuan keluarga tentang hipertensi
b. Jelaskan pada keluarga tentang pengertian hipertensi
c.
Jelaskan pada keluarga
mengenai macam-macam penyebab
hipertensi
d. Jelaskan pada keluarga tanda dan gejala hipertensi
2. Mengambil keputusan
mengenai tindakan yang tepat
Intervensi :
a. Jelaskan akibat-akibat bila hipertensi tidak ditangani dengan
tepat
b. Motivasi keluarga untuk mengambil keputusan yang tepat guna
menangani hipertensi
c.
Beri reinforcement positif
atas keputusan keluarga
3. Merawat anggota keluarga yang sakit
Intervensi :
a. Jelaskan pada keluarga tentang perawatan hipertensi
b. Demonstrasikan cara pembuatan obat tradisional untuk hipertensi
c.
Beri kesempatan keluarga
untuk mendemonstrasikannya
d. Beri reinforcement atas ketrampilan keluarga
4. Memodifikasi lingkungan yang mendukung kesehatan
Intervensi :
Jelaskan tentang pencegahan hipertensi yang dapat dilakukan keluarga di
rumah
5. Memanfaatkan fasilitas kesehatan
Intervensi :
a. Jelaskan pada keluarga mengenai tempat pelayanan kesehatan yang
dapat digunakan untuk pengobatan hipertensi
b. Motivasi keluarga untuk mengunjungi tempat fasilitas kesehatan
c.
Beri reinforcement (+) atas
minat keluarga.
BAB II
RESUME KEPERAWATAN
Dalam bab ini penulis akan memberikan gambaran asuhan
keperawatan keluarga yang telah dilaksanakan selama 3 hari dari tanggal 12 – 14
Juli 2003 di RT 18 RW V Desa Kambangan, Kecamatan Lebaksiu, Kabupaten Tegal
dan dilakukan melalui pendekatan proses
keperawatan.
GAMBARAN KASUS
Pengkajian dilakukan pada keluarga Tn.
T dengan kepala keluarga Tn. T sendiri, berumur 60 tahun, pekerjaan tani dan pendidikan terakhir adalah SR.
Anggota keluarga terdiri dari 3
orang yaitu Ny. M. berumur 55 tahun, sebagai
istri. An. K berumur 17 tahun, sebagai anak hanya lulsan MTs, pekerjaan
sehari-hari membantu ibu berjualan di rumah.
Tipe keluarga Tn.T adalah keluarga
inti yang terdiri dari ayah, ibu, dan anak-anaknya. Pekerjaan Tn.T sebagai
petani penggarap sawah sendiri, sedangkan Ny..M sebagai pedagang dan ibu rumah
tangga. Pencari nafkah adalah Tn. T dibantu oleh istrinya sebagai pedagang dan
menyewakan peralatan hajatan. Dengan
penghasilan rata-rata Rp 800.000,-/bulan, serta pengeluaran rata-rata
adalah Rp. 650.000,- sampai dengan Rp. 700.000,-. Keluarga Tn.T memeluk agama
Islam dan taat menjalankan ibadah, rencananya tahun depan mau naik haji, dengan
suku Jawa / Indonesia. Tempat tinggal di Desa Kambangan RT 18 RW V Kecamatan
Lebaksiu, Kabupaten Tegal. Anggota keluarga Tn. T yang tinggal serumah antara
lain Ny. M dengan usia 55 tahun, An. K usia 17 tahun sebagai anak pekerjaannya membantu
ibu berjualan di rumah (warung), sedang anak-anak yang lain (Sdr M dan Sdr G)
sedang kuliah di Jakarta. Tn. T merupakan anak terakhir dari 4 bersaudara, 2
kakak laki-lakinya sudah meninggal, yang tinggal hanya kakak perempuan
pertamanya. Orangtua Tn. T khususnya bapak sudah meninggal dunia sedangkan
ibunya masih hidup dan dalam keadaan sehat. Ibu Tn. T tinggal bersebelahan
dengan keluarga Tn. T. Sedang Ny. M merupakan anak pertama dari 6 bersaudara,
saat ini dalam keadaan sehat, Orangtua Ny. M khususnya bapak sudah meninggal
dunia juga sedangkan ibunya masih hidup dan dalam keadaan sehat. Hubungan rumah
tangga mereka dengan dengan orantua masing-masing harmonis. Ny. M selain
sebagai ibu rumah tangga juga membantu suaminya mencari nafkah yaitu dengan
berjualan di rumah (warung). Ia lulusan sekolah rakyat dan pengetahuan tentang
kesehatan masih kurang. Penentu keuangan dalam keluarga Tn. T adalah Tn. T
sendiri.
Aktifitas rekreasi keluarga adalah
dengan mendengarkan radio,serta berkumpul bersama sambil menonton TV di ruang keluarga.
Tahap perkembangan keluarga saat ini
adalah melepas anak ke masyarakat. Sedang tugas perkembangan keluarga yang
belum terpenuhi adalah , membantu anak untuk mandiri di masyarakat.
Dalam keluarga Tn. T tidak ada
riwayat penyakit menular ataupun penyakit kronis, sedang dari Ny. S ibunya
punya riwayat penyakit hipertensi. Saat dilakukan pengkajian Tn. T dalam
keadaan sehat, ia dapat melakukan kegiatan sehari-hari tanpa mengalami gangguan
yang berarti. Namun Ny. M saat pengkajian dalam keadaan kurang sehat/sakit, Ny.
M mengatakan kepala terasa pusing, kuduk terasa cengeng/nyeri, penglihatan
kadang-kadang kurang jelas. Dari hasil pemeriksaan fisik menunjukkan tekanan
darah 160/95 mmHg, nadi 88x/menit, suhu 365 C, pernafasan 22x/menit
dan berat badan 85 kg. An. K dalam keadaan sehat dan menjalankan aktifitas
membantu ibu di warung tanpa mengalami gangguan.
Dari hasil observasi keadan lingkungan
rumah Tn. T diketahui keadaan rumah sudah permanen, berdinding bata, luas rumah
kurang lebih 5 x 11 meter, lantai terbuat dari plester, ruang tamu cukup
ventilasi, kamar tidur tidak ada jendela sehingga tidak ada sinar matahari yang
masuk, ruang dapur dapur cukup ventilasi, kebiasaan BAB menggunakan lubang yang
disalurkan ke sungai yang berada di sebelah rumah. Lingkungan rumah sekitar
cukup bersih, pembuangan sampah dengan cara dibakar.
Hubungan keluarga tampak harmonis
terlihat dari cara berkomunikasi antar anggota keluarga, hubungan keluarga Tn.
T dengan tetangga juga baik, hal itu tampak dari kebiasaan tetangga sering
berkumpul de teras rumah keluarga Tn. T sambil ngobrol. Keluarga Tn. T adalah
pemeluk agama Islam yang taat menjalankan ibadah yaitu sholat 5 waktu, Tn. T
aktif mengikuti kegiatan di Rtnya yaitu kumpulan RT, arisan serta pengajian
Bapak-bapak. Sedang Ny. M aktif mengikuti jamiah seminggu 2 kali. Untuk bahasa
sehari – hari menggunakan bahasa Jawa ngoko dengan dialek Tegal. Keluarga Tn. T mampu dan lancar menggunakan
Bahasa Indonesia.
Dalam kehidupan sehari-hari keluarga
Tn. T tidak menghadapi strssor yang berat walaupun Ny. M menderita hipertensi,
namun Tn. T menganggap sakit biasa, kecuali sudah dirasakan sangat sakit atau
mengganggu aktifitas maka segera berobat. Hal itu terlihat dari Ny. M yang
mempunyai tekanan darah 160/95 mmHg tetapi hanya menganggap sakit biasa dan
tidak minum obat serta tidak memeriksakan diri ke pelayanan kesehatan yang ada.
Apabila rasa sakit itu sudah tidak bisa ditahan atau kurang enak badan, ia baru
istirahat dengan mengurangi aktifitas.
Keluarga Tn. T berharap dengan
kedatangan petugas kesehatan (penulis) dapat menambah pengetahuan tentang
kesehatan serta penyakit Ny. M akan berkurang ataupun lebih ringan.
Dari gambaran kasus di atas dapat
dirumuskan diagnosa keperawatan. Berikut
ini akan diuraikan tindakan yang telah dilakukan beserta evaluasi hasil dari
tiap diagnosa keperawatan yang ditemukan dan rencana tindak lanjut yang akan
dilakukan, sedangkan proses keperawatan selengkapnya dapat dilihat pada
lampiran 1.
Diagnosa Keperawatan 1
Resiko
terjadinya serangan ulang pada Ny. M berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga
merawat anggota yang sakit.
Tujuan Umum :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan tidak terjadi kenaikan
tekanan darah diatas 140/90 mmHg.
Tujuan Khusus 1:
Setelah dilakukan tindakan atau pertemuan selama 25 menit keluarga mampu
mengenal masalah kesehatan.
Implementasi :1)
Menggali pengetahuan keluarga mengenai
hipertensi.
2) Menjelaskan tentang pengertian, penyebab, tanda dan
gejala serta pencegahan hipertensi. 3) Mendiskusikan cara pencegahan
hipertensi. 4) Memberi kesempatan pada keluarga untuk mengelompokkan makanan yang
tidak boleh/dikurangi.
5) Mengulangi penjelasan yang telah disampaikan.
Evaluasi: 1)
Keluarga Tn. T mengatakan sudah mengerti tentang hipertensi,
2) Keluarga Tn T
sudah tahu tentang tanda dan gejala serta pencegahan dari hipertensi ,
3) Keluarga Tn T mampu menyebutkan jenis makanan yang tidak boleh/dikurangi, 5)
Keluarga Tn. T mengatakan sudah jelas dengan materi yang disampaikan oleh
penulis. Rencana tindak lanjut :
melakukan kunjungan rumah tak terduga.
Tujuan Khusus 2 : Setelah dilakukan
tindakan atau pertemuan selama 25 menit
diharapkan
keluarga mampu mengambil keputusan
mengenai tindakan yang
tepat.
Implementasi :
1) Menjelaskan pada keluarga komplikasi dari penyakit hipertensi, 2) Mendiskusikan cara pengolahan
makanan untuk penderita hipertensi, 3) Memberikan bimbingan cara pengolahan
makanan, 4) Memberikan pujian pada keluarga atas keputusan yang diambil.
Evaluasi : 1)
Keluarga Tn. T dapat menjelaskan kembali tentang komplikasi dari hipertensi, 2) Keluarga Tn. T mampu
menyebutkan cara pengolahan makanan bagi penderita hipertensi. Rencana tindak lanjut : melakukan
kunjungan rumah tak terduga.
Tujuan Khusus 3 :
Setelah dilakukan tindakan perawatanatau pertemuan selama 25 menit keluarga
mampu merawat anggota keluarga yang sakit.
Implementasi :
1) Menggali pengetahuan keluarga tentang perawatan hipertensi, 2)
Membimbing keluarga Tn. T tentang
pencegahan dan perawatan hipertensi,
3) Memberikan pujian pada keluarga Tn. T atas cara
perawatan yang diambil, 4) Mengulangi penjelasan cara perawatan hipertensi.
Evaluasi : 1)
Keluarga Tn. T dapat menjelaskan kembali tentang perawatan hipertensi dengan di
bantu oleh penyuluh, 2) Keluarga Tn. T mampu
menyebutkan cara pencegahan dan perawatan hipertensi, 3) Keluarga Tn. T
mengatakan penjelasan yang disampaikan cukup jelas. Rencana tindak lanjut : melakukan kunjungan rumah tak terduga.
Tujuan Khusus 4 :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan atau pertemuan 20 menit diharapkan
keluarga mampu memodifikasi lingkungan.
Implementasi :
1) Menjelaskan cara membuat obat tradisional hipertensi, 2) Mendemonstrasikan
pembuatan obat tradisional, 3) Memberi kesempatan pada keluarga TN. T untuk
redemonstrasi pembuatan obat tradisional, 4) Memberikan pujian atas
redemonstrasi yang dilakukan.
Evaluasi : 1)
Keluarga Tn. T mampu menyebutkan cara membuat obat tradisional, 2) Ny M mampu mendemonstrasikan pembuatan obat
tradisional. Rencana tindak lanjut :
melakukan kunjungan rumah tak terduga.
Tujuan Khusus 5 :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan atau pertemuan selama 20 menit
diharapkan keluarga mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan.
Implementasi: 1)
Menjelaskan pada keluarga berbagai fasilitas pelayanan kesehatan yang dapat
didunakan, 2) Menanyakan pada keluarga Tn. T fasilitas kesehatan yang akan
digunakan, 3) Memberikan dorongan untuk mengunjungi pelayanan kesehatan
terdekat.
Evaluasi: 1) Keluarga
Tn. Tmampu menyebutkan jenis fasilitas pelayanan kesehatan, 2) Keluarga Tn.
T mengatakan mau mengunjungi Puskesmas
untuk mengobati sakitnya. Rencana tindak
lanjut : melakukan kunjungan rumah tak terduga.
Diagnosa Keperawatan 2
Gangguan
rasa nyaman nyeri berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengenal masalah
kesehatan.
Tujuan Umum : Setelah
dilakukan tindakan asuhan keperawatan atau penyuluhan , diharapkan nyeri
berkurang sampai dengan hilang.
Tujuan Khusus 1 :
Setelah dilakukan tindakan atau pertemuan sebanyak 2 x diharapkan keluarga
mampu mengenal masalah kesehatan.
Implementasi :
1) Menanyakan pada keluarga tentang relaksasi, 2) Mendiskusikan cara menangani nyeri, 3) Memberi penyuluhan
tentang relaksasi, 4) Melakukan demonstrasi relaksasi, 5) Memberikan keempatan
pada keluarga Tn. T untuk redemonstrasi relaksasi, 6) Memberi pujian untuk
tindakan yang benar.
Evaluasi : 1)
Keluarga Tn. T sudah tahu tentang relaksasi, 2) Keluarga Tn. T mampu melakukan
relaksasi. Rencana tindak lanjut :
melakukan kunjungan rumah tak terduga.
Tujuan Khusus 2 :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan atau penyuluhan kesehatan selama 20
menit diharapkan keluarga mampu memutuskan tindakan yang tepat.
Implementasi : 1)
Menjelaskan pada keluarga Tn. T tentang penyebab nyeri, 2) Mendiskusikan dengan
keluarga Tn. T untuk mengurangi nyeri, 3) Memberikan bimbingan untuk mengurangi
nyeri, 4) Memberikan pujian atas keputusan yang diambil.
Evaluasi : 1)
Keluarga Tn. T mampu menyebutkan penyebab nyeri, 2) Keluarga Tn. T mampu
mengambil keputusan untuk mengurangi nyeri. Rencana tindak lanjut : melakukan kunjungan rumah tak terduga.
Tujuan Khusus 3 :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan atau kunjungan rumah selama 25 menit
diharapkan keluarga mampu merawat anggota keluarga yang sakit.
Implementasi :
1) Menjelaskan tentang akibat nyeri, 2) Memberikan pujian untuk tindakan yang
benar, 3) Mengulangi penjelasan agar lebih jelas lagi.
Evaluasi : 1)
Keluarga mampu menyebutkan akibat nyeri yang berkelanjutan. Rencana tindak lanjut : melakukan
kunjungan rumah tak terduga.
Tujuan Khusus 4 :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan atau penyuluhan
kesehatan sebanyak 2 x kunjungan diharapkan keluarga mampu memodifikasi
lingkungan untuk mengurangi nyeri.
Implementasi : 1) Memberikan kesempatan pada Ny. M untuk melakukan
relaksasi, 2) Mendemonstrasikan cara pembuatan obat tradisional, 3) Memberikan
kesempatan pada Ny. M untuk membuat obat tradisional, 4) Mempersilakan pada Ny.
M untuk minum obat yang telah di buat.
Evaluasi : 1)
Keluarga mampu melakukan relaksasi, 2) Keluarga mampu membuat obat tradisional,
3) Ny. M mau minum obat tradisional. Rencana
tindak lanjut : melakukan kunjungan rumah tak terduga.
Tujuan Khusus 5 :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan atau pertemuan
selama 25 menit diharapkan keluarga mampu memanfaatkan fasilitas pelayanan
kesehatan.
Implementasi : 1)
Menjelaskan pada keluarga Tn. T tentang fasilitas pelayanan kesehatan yang
dapat digunakan, 2) Menanyakan pada keluarga Tn. T fasilitas mana yang akan
digunakan, 3) Memberikan dorongan untuk mengunjungi fasilitas pelayanan
kesehatan yang terdekat.
Evaluasi : 1)
Keluarga dapat mengerti fasilitas pelayanan kesehatan yang dapat digunakan, 2) Keluarga Tn. T mengatakan
akan memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada bila ada yang mengalami gangguan
kesehatan, 3) Ny.M mau mengunjungi Puskesmas. Rencana tindak lanjut : melakukan kunjungan rumah tak terduga.
BAB III
PEMBAHASAN
Dalam bab ini penulis akan mencoba memibahas mengenai
hal-hal yang berkaitan dengan pendokumentasian, kesenjangan, dan
masalah-masalah yang perlu dibahas dihubungkan dengan teori yang ada melalui
pendekatan proses keperawatan.
Hasil asuhan keperawatan yang telah penulis
laksanakan dengan menggunakan proses keperawatan secara komprehensif pada
keluarga Tn. T dengan Hipertensi , yang telah dilakukan selama 3 hari dari
tanggal 10 – 12 Juli 2003, di Desa Kambangan RT 18 RW V Kecamatan Lebaksiu
Kabupaten Tegal.
Dalam pelaksanaanya asuhan keperawatan keluarga
inipenulis memerlukan waktu untuk pendekatan dengan keluarga, yaitu mulai
tanggal 7 – 9 Juli 2003. Hal ini penting karena untuk membina hubungan saling
percaya, yaitu dengan melakukan perkenalan dan penjelasan maksud serta tujuan
kunjungan.
Melalui perawatan kesehatan keluarga yang berfokus
pada peningkatan, perawatan diri (self –
care), pendidikan kesehatan dan konseling keluarga, serta upaya-upaya yang
berarti dapat mengurangi resiko yang
diciptakan oleh pola hidup dan bahaya dari lingkungan. Tujuannya adalah untuk
mengangkat derajat kesehatan keluarga secara menyeluruh, yang mana secara tidak
langsung mengangkat deraja kesehatan dari setiap anggota keluarga (Friedman
1998, hal ; 6).
Pengkajian dilakukan dengan wawancara, observasi
serta pemeriksaan fisik anggota keluarga. Dari data yang terkumpul kemudian di
buat suatu analisa, identifikasi
masalah, memprioritaskan masalah, membuat diagnosa keperawatan, membuat skoring serta langkah selanjutnya
adalah merencanakan tindakan,
melaksanakan tindakan serta mengevaluasinya.
A. Diagnosa Keperawatan I
Resiko terjadinya serangan ulang
pada Ny. M berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit.
Berdasarkan teori diterangkan bahwa
resiko adalah diagnosa yang menggambarkan penilaian klinis di mana individu
atau kelompok lebih rentan untuk merngalami masalah ketimbang orang lain dalam
situasi yang sama atau serupa (Carpenito, 2001).
Penulis menyadari bahwa diagnosa
diatas kurang tepat, diagnosa yang tepat adalah Penatalaksanaaan program
terapeutik tak efektif pada Ny. M berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga
merawat anggota keluarga yang sakit (Carpenito, 2001). Maksud dari
ketidakefektifan penatalaksanaan program terapeutik : suatu pola dimana
individu mengalami atau beresiko tinggi untuk mengalami kesukaran berintegrasi
ke dalam suatu program kehidupan sehari-hari untuk pengobatan penyakit dan penurunan situasi beresiko
(Carpenito, 2001).
Penulis mengangkat diagnosa tersebut karena saat
dilakukan pengkajian Ny. M menyatakan kepala nyeri, pandangan kabur, kuduk
terasa sakit/nyeri, tekanan darah 160/95 mmHg.
Penyebab yang ditampilkan yaitu
“Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit hipertensi. Sebab
dari hasil pengkajian didapatkan data Ny. M mengatakan pernah dirawat di Rumah
Sakit pada tahun 2000 dengan tekanan darah 190/100 mmHg, sekarang Ny. M
mengatakan makan tiap hari bebas tidak ada diet yang benar, Ny. M tidak berobat
secara rutin, Ny. M tidak minum obat. Disamping itu keluarga hanya tahu kalu
hipertensi itu tekanan darah diatas 200 serta keluarga menganggap jika penyakit
hipertensi sudah dirawat di Rumah Sakit dan pulang dalam keadaan sembuh maka
penyakit itu tidak akan berulang kembali.
Dengan diangkatnya diagnosa
tersebut diharapkan keluarga Tn. T mampu merawat anggota keluarga yang sakit
hipertensi. Diagnosa ini menempati prioritas utama karena didasarkan pada skore
dan menonjolnya masalah pada keluarga Tn. T, skore untuk diagnosa ini adalah 3
5/6, juga karena keluarga menganggap
bahwa masalahnya harus segera ditangani. Serta keluarga ingin mengetahui atau
mengenal lebih jauh tentang hipertensi dan cara perawatannya.
Berdasarkan masalah yang ada di
susun rencana tindakan keperawatan yaitu melalui pendidikan kesehatan. Karena
pendidikan kesehatan merupakan salah satu fokus dalam perawatan kesehatan
keluarga disamping peningkatan perawatan diri dan konseling keluarga, serta
upaya-upaua yang berarti dapat mengurangi resiko yang diciptakan oleh pola
hidup dan bahaya dari lingkungan. Tujuannya adalah untuk mengangkat derajat
kesehatan keluarga secara menyeluruh, yang mana secara tidak langsung
mengangkat derajat kesehatan dari setiap anggota keluarga (Friedman, 1998 ; 6).
Pendidikan kesehatan itu berupa penyuluhan mengenai pengertian hipertensi,
penyebab tanda dan gejala, akibat jika hipertensi tidak ditangani, perawatan hipertensi dengan leaflet dan
lembar balik serta demonstrasi pembuatan
obat tradisional juga penjelasan tentang pemanfaatan pelayanan kesehatan yang ada beserta rasionalnya.
Melalui penyuluhan tersebut di
atas penulis berharap keluarga dapat mengetahui dan memahami tentang masalah
hipertensi serta dapat meningkatkan psikomotor dan afektif dalam melaksanakan 5
tugas keluarga.
Dari diagnosa di atas penulis
menentukan tujuan jangka panjang yaitu setelah dilakukan tindakan keperawatan
diharapkan tidak terjadi serangan ulang.
Adapun uraian pelaksanaan tindakan
keperawatan yang telah dilakukan adalah sebagai berikut :
a.
Setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama 30 menit keluarga mampu
mengenal masalah kesehatan.
Intervensinya :
1.
Gali pengetahuan keluarga
mengenai hipertensi.
Rasional : persepsi yang salah dapat menghambat program
pengobatan .
2.
Jelaskan tentang
pengertian, penyebab, tanda dan gejala
hipertensi.
Rasional : keluarga dapat meningkatkan pengetahuan tentang
pengertian, penyebab , tanda dan
gejala dari hipertensi.
3.
Jelaskan cara pencegahan
hipertensi
Rasional : untuk meningkatkan pengetahuan keluarga
tentang pencegahan hipertensi
4.
Beri kesempatan pada
keluarga untuk mengelompokkan makanan yang tidak boleh/dikurangi.
Rasional : makanan yang tinggi garam dan
tinggi lemak akan memperberat hipertensi.
5.
Bimbing keluarga mengulangi
penjelasan.
Rasional : mempermudah untuk
mengulangi penjelasan.
6.
Beri pujian pada keluarga
atas jawaban yang benar..
Rasional : merupakan penghargaan dan
motivasi pada keluarga
b.
Setelah dilakukan tindakan
atau pertemuan selama 20 menit diharapkan keluarga mampu mengambil keputusan
mengenai tindakan yang tepat.
Intervensinya :
1.
Jelaskan pada keluarga
akibat lanjut dari hipertensi.
Rasional : keluarga mengetahui akibat lanjut hipertensi
bila tidak
ditangani.
2.
Bimbing keluarga untuk
mencegah serangan.
Rasional : dengan membimbing keluarga diharapkan
tidak terjadi serangan ulang.
3.
Beri pujian atas keputusan
yang diambil.
Rasional : memberikan penghargaan dan motivasi pada
keluarga atas keputusan yang diambil dalam mencegah hipertensi.
4.
Diskusikan bersama keluarga
cara pengolahan makanan untuk penderita hipertensi.
Rasional : memberikan pengetahuan pengolahan makanan
dimana keluarga membuat pertimbangan dalam mengolah makanan untuk penderita
hipertensi.
5.
Ulangi penjelasan yang
telah disampaikan.
Rasional : mempermudah
untuk mengingat penjelasan.
c.
Setelah dilakukan tindakan
perawatan selama 25 menit diharapkan keluarga mampu merawat anggota keluarga
yang sakit.
Intervensinya :
1.
Jelaskan akibat lanjut
hipertensi.
Rasional : dengan menjelaskan akibat lanjut, keluarga
mampu menanggulangi hipertensi secara dini.
2.
Bimbing keluarga untuk
melakukan pencegahan dan perawatan hipertensi.
Rasional :
keluarga mengetahui dan memahami perawatan
hipertensi dengan benar.
3.
Beri pujian atas keputusan
perawatan yang diambil.
Rasional :
memberikan penghargaan dan motivasi pada keluarga atas perawatan yang
dilakukan.
4.
Ulangi penjelasan bila ada
yang kurang jelas.
Rasional : mempermudah untuk mengingat dan melakukannya.
d.
Setelah dilakukan tindakan
perawatan selama 30 menit diharapkan keluarga mampu memodifikasi lingkungan
yang menunjang kesehatan.
Intervensinya :
1.
Jelaskan cara membuat obat
tradisional.
Rasional : untuk mengetahui cara pembuatan obat
tradisional hipertensi.
2.
Demonstrasikan cara
pembuatan obat tradisional.
Rasional : keluarga melihat secara langsung pembuatan
obat
tradisional.
3.
Beri kesempatan untuk
melakukan redemonstrasi pembuatan obat tradisional
Rasional : keluarga dapat melakukan pembuatan obat
tradisional sendiri.
4.
Beri pujian atas
redemonstrasi.
Rasional : memberikan penghargaan dan motivasi terhadap
keluarga atas tindakan yang telah dilakukan.
e.
Setelah dilakukan tindakan
perawatan selama 20 menit diharapkan keluarga mampu memanfaatkan fasilitas
kesehatan yang ada.
Intervensinya :
1.
Jelaskan pada keluarga Tn.
T fasilitas kesehatan yang dapat dimanfaatkan.
Rasional : keluarga dapat memilih fasilitas kesehatan
yang sesuai
dengan pilihannya.
2.
Tanyakan pada keluarga
fasilitas mana yang akan digunakan apabila ada keluarga yang sakit.
Rasional : untuk mengetahui respon keluarga apabila ada
keluarga
yang sakit.
3.
Anjurkan untuk mengunjungi
tempat pelayanan kesehatan bila sakit.
Rasional : keluarga dapat mengunjungi fasilitas
kesehatan yang ada.
Dalam pelaksanaan inplementasi
selama 3 hari khususnya tentang penyuluhan kesehatan dijumpai beberapa faktor
penghambat yaitu latar belakang pendidikan keluarga terutama Tn. T dan Ny. M
berpendidikan SR, kurang mengerti istilah-istilah kesehatan, sehingga materi
yang diberikan haris memakai bahasa daerah Tegalan. Serta harus mengulang
penjelasan sampai 2 kali dengan menampilkan gambar-gambar untuk lebih mudah
dimengerti oleh keluarga termasuk juga sulitnya mendapatkan benda asli untuk
peragaan.
Sedangkan faktor pendukung dari
pelaksanaan penyuluhan adalah dari sikap keluarga yang terbuka dan rasa
kekeluargaan yang tinggi. Di samping itu juga keluarga mempunyai motivasi yang
baik untuk dapat merawata anggota keluarga yang sakit, sehingga dalam setiap
pertemuan keluarga selalu hadir walaupun harus meninggalkan pekerjaan di sawah.
Tindakan atau intervensi umum yang
bisa digunakan dalam mengatani masalah keluarga adalah dengan penyuluhan,
konseling, konsultasi dan kontrak. Partisipasi keluarga, manajemen kasus dan
kolaborasi. (Friedman, 1998 ; 405 – 501). Dalam intervensi pada keluarga Tn. T
penulis menggunakan metode penyuluhan dengan ceramah, diskusi dan demonstrasi
serta bekerjasama/berkolaborasi dengan perawat kesehatan masyarakat Puskesmas
Kambangan.
Penulis menggunakan metode ceramah
karena metode ini mudah digunakan dapat diterima oleh sasaran yang tidak bisa
membaca dan mudah mengorganisasinya. Metode diskusi digunakan penulis untuk
memperluas pandangan tiap peserta dan memungkinkan peserta dapat mengungkapkan
pendapat ataupun pertanyaan serta membuat topik menjadi menarik. Metode
demonstrasi digunakan untuk memudahkan penjelasan dan membantu sasaran untuk
lebih memahami materi serta untuk memberikan ketrampilan pada sasaran (Nasrul
Effendy, 1998 ; 232 – 243)
Untuk lebih meningkatkan pemahaman
keluarga terhadap materi yang disampaikan penulis menggunakan gambar yang
apresiasf. Selain itu penulis juga menggunakan bahan-bahan / contoh asli.
Evaluasi jangka pendek dari
diagnosa keperawatan keluarga ini adalah setelah dilakukan tindakan keperawatan
atau pertemuan keluarga Tn. T mampu menyebutkan definisi, penyebab dan
tanda-tanda hipertensi serta keluarga mengatakan sekarang sudah mengerti
tentang penyakit hipertensi. Bahkan keluarga sudah mulai melakukan perawatan
terhadap anggota keluarga yang terkena hipertensi. Dengan demikian penulis
menyimpulkan bahwa tujuan sudah teratasi sebagian.
B. Diagnosa Keperawatan 2
Gangguan rasa nyaman nyeri
berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan.
Berdasarkan teori yang ada pada
kasus hipertensi muncul gangguan rasa nyaman nyeri, didasarkan atas adanya
resistensi pembuluh otak yang meningkat menimbulkan nyeri kepala hal ini
mengakibatkan gangguan rasa nyaman.
Diagnosa keperawatan gangguan rasa nyaman nyeri adalah
berhubungan dengan tekanan vaskular cerebral akut atau sakit kepala (Doengoes
ME, dkk, Alih bahasa I Made Karyasa, dkk (2001), Rencana Asuhan Keperawatan (Pedoman untuk Perencanaan
dan Pendokumentasian), Edisi 3, EGC, Jakarta)
Nyeri yang dimaksudkan disini
adalah nyeri kronik karena nyeri timbul lebih dari enam bulan. Nyeri kronik
adalah keadaan dimana seorang individu mengalami nyeri yang menetap atau
intermiten dan berlangsung lebih dari enam bulan (Carpenito, 2001).
Penulis mengangkat diagnosa
tersebut karena saat dilakukan pengkajian Ny. M mengatakan kepala nyeri, kuduk
terasa sakit, tekanan darah 160/90. Penyebab yang ditampilkan yaitu
ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan. Sebab dari hasil pengkajian
didapatkan Ny. M mengatakan sakitnya sudah biasa dan akan hilang sendiri kalau
istirahat, Ny. M tetap bekerja dan beraktifitas seperti biasa tanpa
memperdulikan rasa sakitnya.
Dengan diangkatnya diagnosa
tersebut diharapkan keluarga Tn. T mampu mengenal masalah kesehatan penyakit
hipertensi. Alasan diagnosa ini dijadikan prioritas kedua adalah berdasarkan hasil perhitungan nilai
dengan menggunakan skala prioritas dalam menyusun masalah kesehatan keluarga,
dimana diagnosa ini mempunyai skor 3 2/3.
Berdasarkan masalah yang ada
disusun rencana tindakan keperawatan berupa penyuluhan kesehatan mengenai
tehnik relaksasi, penyebab nyeri, akibat nyeri serta pemanfaatan fasilitas
pelayanan kesehatan yang ada.
Diagnosa ini mempunyai tujuan
jangka panjang yaitu setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan nyeri
berkurang sampai dengan hilang. Adapun uraian pelaksanaan tindakan keperawatan
yang telah dilakukan adalah sebagai berikut :
a. Setelah dilakukan tindakan keperawatan atau kunjungan rumah sebanyak
2 x pertemuan diharapkan keluarga mampu mengenal masalah kesehatan.
Intervensinya :
1.
Gali pengetahuan keluarga
tentang relaksasi.
Rasional :
untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan keluarga
mengenai relaksasi.
2.
Diskusikan cara relaksasi.
Rasional :
memberikan pengetahuan dasar dimana keluarga dapat membuat pertimbangan
dalam melakukan relaksasi.
3.
Beri penjelasan tentang
relaksasi.
Rasional : memberikan informasi yang benar sehingga
tahu tentang relaksasi.
4.
Beri pujian tetang pendapat
yang benar
Rasional : merupakan penghargaan dan motivasi pada
keluarga.
5.
Demonstrasikan tekhnik
relaksasi
Rasional : melihat secara langsung tekhnik relaksasi.
6.
Beri kesempatan
redemonstrasi relaksasi.
Rasional : dapat melakukan relaksasi tanpa bantuan.
b. Setelah dilakukan tindakan atau pertemuan selama 20 menit
diharapkan keluarga mampu mengambil keputusan mengenai tindakan yang tepat.
Intervensinya :
1.
Jelaskan penyebab nyeri
Rasional : keluarga tahu penyebab nyeri sehingga
tidak salah dalam menangani atau mengobati nyeri.
2.
Bimbing keluarga untuk
mengurangi nyeri.
Rasional : keluarga mampu mengurangi / menanggulangi
nyeri.
3.
Diskusikan cara mengurangi
nyeri
Rasional : keluarga membbuat pertimbangan untuk
mengatasi nyeri.
4.
Beri pujian atas keputusan
yang diambil
Rasional : memberikan penghargaan dan motivasi pada
keluarga atas keputusan yang diambil.
c.
Setelah dilakukan tindakan
perawatan atau pertemuan selama 25 menit diharapkan keluarga mampu merawat
anggota keluarga yang sakit.
Intervensinya :
1.
Jelaskan tentang akibat
nyeri
Rasional : keluarga mampu menangani nyeri sedini
mungkin.
2.
Beri pujian untuk tindakan
yang benar.
Rasional : memberikan penghargaan dan motivasi pada
keluarga atas tindakan yang benar.
3.
Ulangi penjelasan yang kurang
dimengerti.
Rasional : keluarga mengerti betul akibat nyeri.
d. Setelah dilakukan tindakan perawatan/ kunjungan rumah selama 20
menit diharapkan keluarga mampu memodifikasi lingkungan untuk mengurangi nyeri.
Intervensinya :
1.
Diskusikan cara relaksasi
Rasional : keluarga membuat pertimbangan untuk
melakukan cara relaksasi.
2.
Demonstrasikan relaksasi
Rasional : melihat secara langsung tekhnik relaksasi.
3.
Beri kesempatan untuk
redemonstrasi
Rasional : keluarga dapat melakukan relaksasi.
4.
Beri pujian atas tindakan yang
dilkukan
Rasional : memberikan penghargaan dan motivasi pada
keluarga atas tindakan yang benar.
e.
Setelah dilakukan tindakan
perawatan atau pertemuan selam 25 menit diharapkan keluarga mampu memanfaatkan
fasilitas kesehatan yang ada.
Intervensinya :
1.
Jelaskan pada keluarga
tempat–tempat pelayanan kesehatan yang dapat digunakan.
Rasional : untuk mengarahkan keluarga ke mana harus
membawa
anggota keluarganya yang sakit.
2.
Tanyakan fasilitas
kesehatan mana yang akan digunakan keluarga kaitannya dengan sakit yang di
derita anggota keluarganya.
Rasional : untuk mengetahui respon keluarga tentang
adanya fasilitas
kesehatan
yang ada.
3.
Anjurkan pada keluarga
untuk mengunjunginya.
Rasional : keluarga dapat memanfaatkan fasilitas
pelayanan kesehatan yang ada.
Dari hasil evaluasi tindakan
selama 3 hari didapatkan data bahwa keluarga mengerti penjelasan mengenai
pengertian, penyebab, tanda dan gejala hipertensi serta perawatan hipertensi
juga hal lainnya. Bahkan Ny. M sudah mulai mengurangi makan, makanan yang
mengandung kolestrol, dengan demikian penulis menyimpulkan bahwa semua masalah
dapat teratasi dengan baik.
Dari semua diagnosa yang
ditegakkan penulis, sebenarnya masih terdapat diagnosa yang mungkin muncul
yaitu “resiko tinggi perubahan perfusi jaringan” karena Ny. M pernah mengalami
tekanan darah yang lebih dari 180 mmHg. Namun penulis menyadari karena kurang
mendalamnya pengkajian serta mempertimbangkan keadaan dan ketentuan dari
akademik. Di sampimg itu juga agar penulis lebih terfokus pada permasalahan di
dalam pendokumentasiannya.
Dalam melakukan implementasi /
tindakan keperawatan terdapat banyak faktor kelemahan baik di dalam diri
penulis maupun keluarga. Dalam hal ini
berkaitan dengan kasus yang ada yaitu
mempertahankan suatu pola tingkah laku karena kebiasaan yang melekat
pada keluarga dan diri penulis sendiri. Untuk kekuatan di dalam pelaksanaan
intervensi pada diri keluarga telah ada perubahan yang baik dengan evaluasi :
keluarga mau menggunakan atau memanfaatkan fasilitas kesehatan (posyandu
lansia) guna memeriksakan kesehatannya secara teratur.
BAB IV
IMPLIKASI
KEPERAWATAN
Dari hasil asuhan keperawatan keluarga yang telah
dilaksanakan penulis ingin menyampaikan beberapa saran dan rekomendasi yang
penulis temukan selama melaksanakan asuhan keperawatan sebagai berikut :
1.
Dalam melakukan asuhan
keperawatan pada keluarga dengan penyakit hipertensi hendaknya dijelaskan bahwa selain obat juga
disertai dengan pengaturan pola makan juga diet rendah garam dan rendah lemak.
2.
Pada penderita hipertensi
hendaknya ditekankan untuk memeriksakan tekanan darahnya seminggu sekali ke
tempat pelayanan kesehatan (Puskesmas, Posyandu, Rumah Sakit ataupun Bidan)
sehingga tekanan darah dapat terkontrol.
3.
Dalam melakukan asuhan
keperawatan keluarga hendaknya menggunakan komunikasi yang dimengerti yaitu
dengan menggunakan bahasa daerah setempat / digunakan oleh keluarga.
Lihat Juga : 12 Makanan Penurun Berat Badan Cepat dan Sehat
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
KELUARGA DENGAN HIPERTENSI PADA USIA PERTENGAHAN
KASUS
Bp. A (60 th)
tinggal dengan istrinya Ibu N (57 th). Anak pertamanya telah menikah dan tinggal
dengan istri beserta 2 orang anaknya yang masih sekolah SD. Saat kunjungan ke
rumah Bp. A, perawat Nunuk menemukan data bahwa TD Bp. A adalah 190/100 mmHg.
Namun, Bp. A mengatakan tidak merasakan kepalanya pusing.
1. Cari dan uraikan konsep yang terkait dengan kasus di atas
2. Buatlah askep keluarga dengan mengembangkan kasus di atas(
Pengkajian sampai dengan rencana intervensi )!
I. PENGKAJIAN
A. Data Umum
Nama KK : Tn. A
Umur : 60 Tahun
Alamat : Ds.
Sukadana RT 05 RW II Kendal
Pekerjaan KK : Petani
Pendidikan : SR
Komposisi Keluarga
No
|
Nama
|
Hub.dg KK
|
Umur
|
L/P
|
Status
perkawinan
|
Pendidikan
|
pekerjaan
|
Keterangan
imunisasi
|
1
|
Ny. N
|
Istri
|
57 th
|
P
|
Kawin
|
SR
|
IRT
|
_
|
Tipe Keluarga : Nuklear Family ( Keluarga inti )
Genogram :
Kakek Tn.A meninggal
Nenek Tn.A meninggal
Ayah Tn A,80Th Ibu Tn.A
meninggal( stroke )
Adik Tn.A
50Th.Stroke
Klien, Tn.A 60Th Ht Ny. N 57 th
Keterangan :
: laki-laki : klien
: Perempuan
: meninggal
Suku Bangsa : Semua anggota keluarga berasal
dari suku Jawa,dengan kultur budaya Jawa.Bahasa yang digunakan sehari-hari
adalah bahasa jawa “ngoko halus”.
Tidak ada pantangan dalam makanan atau hal-hal yang lain asalkan tidak
bertentangan dengan budaya dan agama.
Hanya saja terkadang apabila Ny. N sakit sering pergi ke orang
pintar ( dukun )
Agama : semua anggota keluarga beragama Islam, taat
menjalankan sholat. Sholat dilakukan dengan berjamaah dan selalu membaca Al
Qur’an setelah sholat. Tiap malam selalu sholat tahajud. Tahun ini rencana mau
naik Haji. Menurut keluarga Tn.A, Daging babi tidak boleh dimakan.
Status Sosial ekonomi keluarga
Keluarga Tn.A termasuk keluarga dengan ekonomi
menengah ke atas.Hasil keuntungan toko 500ribu perbulan. Hasil pertanian jika
panen bisa mencapai 10juta terutama apabila musim tembakau. Biaya makan tiap hari 30ribu, listrik 80ribu. Dengan
perabot rumah yaitu TV 24 inci, kulkas 2 pintu, sofa, dispenser, kompor gas,
radio, sepeda dll.
Selain itu menyewakan barang-barang untuk hajatan.
Aktivitas rekreasi keluarga : Kelurga Tn A
beraktivitas rekreasi dengan menonton Tv dan mendengarkan radio. Sambil bercengkrama. Dan tidak pernah pergi ke
tempat rekrasi atau jalan-jalan ke Mall.
B.
Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga
Tahap Perkembangan keluarga saat ini :
Tahap perkembangan Tn. A untuk saat ini berada pada
tahap perkembangan keluarga usia pertengahan
Tugas perkembangan kelurga yang belum terpenuhi :
Tugas perkembangan keluarga pada usia pertengahan
yang belum terpenuhi adalah belum dapat memodifikasi lingkungan kesehatan.ini
dapat diketahui dari pernyataan Tn. A bahwa Tn.A suka makan asin dan berlemak.
Riwayat keluarga inti :
Dalam keluarga Tn. A, Tn. A menderita hipertensi
190/100 mmHg tapi tidak merasakan pusing ataupun keluhan lainnya. Tn. A jarang melakukan kontrol ke pelayanan
kesehatan dan belum pernah opname di Rumah Sakit. Ny. N tidak mempunyai riwayat
kesehatan yang bermasalah.
Riwayat Kesehatan Sebelumnya;
Ayah dari Tn. A menderita penyakit hipertensi dan
adik dari Tn . A yang berumur 55 th
menderita stroke. Dalam keluarga Tn. A
tidak ada yang mempunyai penyakit menular.
C.
Pengkajian Lingkungan
Karakteristik rumah
Jenis bangunan rumah Tn. A bersifat permanent dengan
ukuran 11 x 5 m2, dengan lantai keramik
yang terdiri dari 1 ruang tamu, 2 kamar tidur, 1 kamar mandi, 1 tempat
sholatdan ruang makan serta 1 ruang keluarga. Dan mempunyai toko yang terletak
di samping rimah dengan ukuran 3 x 5 m2. Ventilasi rumah baik dengan 1jendela
tiap ruangan, kecuali ruang tamu mempunyai 2 jendela, kondisi rumah bersih dn
tertata rapi. Pembuangan sampah ada dibelakang rumah, kondisi air bening tidak
berbau. Setiap hari lantai disapu, kadang-kadang dipel.
Karakteristik tetangga dan komunitas
toko
Ruang tamu
KM R.solat
U
K.tdr
K.tdr
KM
Lingkungan rumah Tn. A mayoritas sebagai petani tiap
pagi berangkat ke sawah dengan naik sepeda. Sedangkan transportasi yang berada
di desa Tn. A adalah angutan pedesaan.
Mobilitas geografis keluarga
Keluarga Tn. A belum pernah berpindah tempat, apabila
ada anggota keluarga yang sakit menggunakan transportasi sepeda motor atau
angkutan untuk mencapai tempat pelayanan kesehatan.
Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan
masyarakat
Dalam keluarga Tn A sering dikunjungi oleh anaknya.
Dan kesempatan ini digunakan oleh keluarga untuk saking bercerita dan bersenda
gurau. . Hubungan keluarga Tn. A dengan tetangga tampak baik dan harmonis. Ny.
N ikut dalam perkumpulan PKK RT setiap bulan sekali dan pengajian seminggu
sekali setiap hari kamis. Tn. A juga
ikut perkumpulan RT setiap bulan sekali serta aktif mengikuti Yasinan setiap
malam Jum’at.
System Pendukung Keluarga
Anggota keluarga Tn. A yang sehat adalah Ny. N,
apabila ada keluarga Tn. A akan berobat dengan menggunakan sepeda motor,
apabila ada salah satu anggota keluarga yang sakit maka anggota yang lain
memberikan dorongan atau mengingatkan serta mengantar untuk berobat ke
pelayanan kesehatan. Sedangkan masyarakat menjenguk apabila ada anggota
keluarga Tn. A yang sakit.
D.
Struktur Keluarga
Pola komunikasi keluarga
Dalam berkomunikasi sehari-hari Tn. A dan anggota
keluarga menggunakan bahasa Jawa dengan komunikasi secara verbal. Dan kalau ada
masalah dimusyawarahkan. Setiap anggota keluarga menerima dan menghargai hasil
keputusan terakhir. Akan tetapi pengambil keputusan adalah Tn. A selaku kepala
rumah tangga
Struktur Peran
Peran formal : Tn. A mampu menjalankan perannya
sebagai kepala keluarga, Ny. N juga mampu menjalankan perannya sebagai Ibu
rumah tangga seperti memasak, membersihkan rumah, manager keuangan.dan membantu
mencari tambahan nafkah dengan menjaga toko.
Peran Informal :setiap anggota keluarga berperan
sebagai pendorong jika ada salah satu anggota keluarga yang bermasalah, sebagai
sahabat bagi semua anggota keluarga dan sebagai penghibur apabila ada anggota
keluarga yang sedang bersedih.
Nilai atau norma kel;uarga
Nilai yang dianut keluarga adalah saling menghormati
antar anggota keluarga yang satu dengan yang lain, mengormati yang lebih tua
dan menyayangi yang lebih muda. Menurut Ny, M semau anggota keluarga berusaha
menyesuaikan diri dengan lingkungan
sekitar, nilai yang ada dikeluarga merupakan gambaran diri dari agama yang
dianut, tidak terlihat adanya konflik dalam nilai.
Keluarga Tn. A mempunyai persepsi bahwa penyakitnya
sudah biasa dan tidak dirasakan sehingga jarang kontrol.
E.
Fungsi Keluarga
Fungsi Affektif
Keluarga Tn. A tampak sangat harmonis, antar anggota
keluarga saling menghargai dan menghormati. Tn. A menerapkan disiplin yang
tinggi terhadap anaknya yang sudah menikah.Sehingga menjadikan anaknya brhasil
dalam pendidikannya dan bahagia dalam rumah tangganya bersama istri dan
anaknya.
Fungsi Sosialisasi
Hubungan antara anggota keluarga tampak baik dimana
anak dan menantu beserta cucu-cucunya
menjenguk Tn. A sekeluarga. Tn. A menerapkan disiplin yang tinggi pada anaknya
baik disipil waktu maupun disiplin dalam janji. Kluarga tn.A mengikuti adapt
dan norma yang ada di masyarakat.
Fungsi Perawatan Kesehatan
Makan sehari 3 kali berupa nasi, lauk pauk, sayuran,
buah dan susu (4 sehat lima sempurna). Sedang pola istirahat pada keluarga Tn.
A : Tn. A tidur jam 23.00 dan bangun jam 04.00 serta tidak pernah tidur siang.
Ny. N tidur jam 23.00 bangun jam 04.30 dan tidak pernah tidur siang karena
harus menjaga toko.
Keluarga Tn. A kurang mengenal masalah karena Tn. A
sering makan yang asin dan berlemak serta jarang control ke pelayanan
kesehatan. Keluarga Tn. A belum dapat mengambil
keputusan untuk mengatasi masalah kesehatan, hal ini bisa dilihat Tn. A
jarang Kontrol. Apabila ada anggota keluarga yang sakit langsung dibawa ke
pelayanan kesehatan.
Keluarga Tn. A kurang tahu bagaimana memodifikasi
lingkungan kaitannya dengan pola makan dalam keluarga tersebut.
Keluarga Tn. A jarang menggunakan fasilitas pelayanan
kesehatan yang ada yaitu Puskesmas, dokter swasta ataupun bidan untuk mengatasi
masalah kesehatan yang ada pada keluarga.
Fungsi reproduksi
Jumlah anak keluarga Tn. A satu, saat ini sudah
berkeluarga dan tinggal bersama istrinya.
Dulu pada saat masa muda, setelah melahirkan anak pertamanya Ny. N
menggunakan KB suntik. Setelah 5 tahun brhenti menggunakan KB.
Fungsi ekonomi
Dalam memenuhi kebutuhan makan, keluarga Tn. A sering
makan makaan yang berlemak, walaupun diselingi denganmakanan yang lain. Pakaian
yang penting bersih, beli baju setahun sekali kalau mau lebaran. Keluarga Tn. A
mempunyai rumah sendiri.Apabila sakit Tn. A jarang kontrol ke RS karena merasa
bahwa penyakitnya merupakan hal yang biasa.Sedangkan Ny.M apabila sakit pergi
ke RS, tetapi lebih sering pergi ke orang pintar ( dukun ) apabial telah
berobat tidak sembuh.
F.
Stress dan Koping Keluraga
Stresor jangka pendek dan jangka panjang.
Stresor pendak : Yang menjadi pemikiran keluarga saat
ini adalah merasa ditinggal oleh anak satu-satunya. Kadang merasa sepi dan
sendiri apabila anak dan cucunya tidak datang menjenguknya.
Stresor jangka panjang : Bagaimana jika tiba-tiba
meninggal tetapi tidak ada anak disampingnya.
Strategi koping yang di gunakan
Apabila ada masalah di selesaikan dengan cara
musyawarah dan mufakat. Dan dicari jalan yang terbaik serta tidak lupa berdoa
kepada Tuhan Yang Maha Kuasa.
Kemampuan keluarga dalamberespon terhadap stressor
Keluarga tidak bisa apa-apa, hanya bisa menuggu anak
dan cucunya datang. Dan mengusir kesepiannya dengan berjualan di toko untuk
mengisi kesibukannya.
G. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik
|
Tn A
|
Ny. N
|
TD
|
190/100mmHg
|
120/80 mmHg
|
N
|
96x/mt
|
92x/mt
|
RR
|
20x/mt
|
24x/mt
|
BB/TB
|
60 kg/160 cm
|
55 kg/ 155cm
|
Rambut
|
Beruban, tidak ada ketombe
|
Beruban, tidak ada ketombe
|
Konjungtiva
|
Tidak anemi
|
Tidak anemi
|
Sklera
|
Tidak ikterik
|
Tidak ikterik
|
Hidung
|
Tidak ada secret, simetris
|
Tidak ada secret, simetris
|
Telinga
|
Tidak keluar seruman
|
Tidak kelaur serumen
|
Mulut
|
Mukosa bibir lembab, tidak sariawan
|
Mukosa bibir lembab, tidak sariawan
|
Leher
|
Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan limfe
|
Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan limfe
|
Dada:
Paru
jantung
|
Tidak ada keluhan
Tidak ada bunyi nafas yang abnormal
Irama jantung teratur dan tampak jelas
|
Tidak ada keluhan
Tidak ada bunyi nafas paru yang abnormal
Irama jantung teratur
|
Abdomen
|
Datar, ada bising usus20x/mt, tidak nyeri tekan
|
Datar, ada bising usus 25x/mt, tidak nyeri tekan
|
Ekstremitas
|
Tidak edema, apabila berjalan tampak tertatih dan lambat
|
Tidak edema, berjalan agak trtatih dan lambat
|
Kulit
|
Bersih, sawo matang, tampak keriput dan kering
|
Bersih, sawo matang, tampak keriput dan kering
|
Turgor kulit
|
Cukup baik
|
Cukup Baik
|
Keluhan
|
Tidak ada keluhan
|
Tidak ada keluhan
|
A.
Harapan Keluarga
Harapan keluarga Tn A pada petugas kesehatan adalah
Mendapatkan infornasi yang berguna bagi kesehatan anggota keluarganya.
ANALISA DATA
data
|
Etiologi
|
problem
|
1.
Ds : Tn. A mengatakan
tidak tahu tentang penyakitnya dan tidak merasakan keluhan apa-apa.Keluarga
merasa masalah ini merupakan hal yang biasa.
Do : TD = 190/100 mmHg,
N : 72 x/mt, RR : 20 x/mt,
S : 37 C.
2.
Ds : Tn. A mengatakan
suka makanan yanga asin dan berlemak. Apabila kambuh keluarga hanya
memberikan obat gosok atau kerokan.
Jarang periksa ke Yan Kes
Do : Makanan terasa asin
Tn. A tidak mau minum obat dan tidak mau periksa , TD : 190/ 100 mmHg,
RR : 20 x/mt, N : 72 x/mt
|
Ketidakmampuan
keluarga mengenal masalah
Ketidakmampuan
keluarga merawat anggota keluarga yang sakit.
|
Resiko gg.
perfusi jaringan
ketidak efektifan penatalaksanaan program
terapeutik.
|
II.
PERUMUSAN DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Resiko gg perfusi jaringan berhubungan dengan ketidakmampuan
keluarga mengenal masalah
2. Ketidak efektifan keluarga dalam penatalaksanaan program
terapeutik berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga dalam merawat anggota
kelurga yang sakit.
Skoring
1. Resiko gg perfusi jaringan berhubungan dengan ketidakmampuan
keluarga dalam mengenal masalah
No
|
kriteria
|
skore
|
bobot
|
jumlah
|
total
|
pembenaran
|
1
2.
3.
4.
|
Sifat masalah
: Ancaman kesehatan
Kemungkinan
masalah dapat diubah :Masalah mudah diubah
Potensi untuk
dicegah : cukup
Menonjolnya
masalah : Masalah tidak dirasakan
|
2
2
1
0
|
1
2
2
1
|
2/3 X 1
2/2 X 1
2/3 X 1
0/1 X 1
|
2/3
1
2/3
0
|
Apabila
masalah yang dialami Tn A berkelanjutan maka akan mengakibatkan suatu amsalah
yang semakin fatal yaitu stroke
Masalah dapat
mudah diubah karena dalam hal ini keluarga belum mengenal masalah dan jarang
pergi ke YanKes sehingga diharapkan dengan pendekatan yang baik dari petugas
bisa mengubah kebiasaan diet makanannya dan dengan bantuan peran serta
anggota keluarga
Masalah belum
berat walaupun Tn.A tidak merasakan keluhan apa-apa, tetapi TD Tn.A apabila
tidak mendapatkan tindakan akan
Membahayakan
Tn.A tidak
merasakan keluhan apa-apa.Dan keluarga menganggap masalah ini hal yang biasa
.
|
Jumlah
|
1 1/2
|
2. Ketidakefektifan keluarga dalam penatalaksanaan program
terapeutik berhubungan dengan ketidakmampuan kelurga dalam merawat anggota
keluarga yang sakit hipertensi
No
|
Kriteria
|
skor
|
bobot
|
Jumlah
|
total
|
pembenaran
|
1.
2.
3.
4
|
Sifat
masalah: actual
Kemungkinan
masalah dapat diubah: sebagian
Potensial
untuk dicegah: cukup
Menonjolnya
masalah tidak dirasakan
|
3
1
2
0
|
1
2
1
1
|
3/3 X 1
1/2 X 2
2/3 X 1
0 X1
total
|
1
1
2/3
0
3 1/3
|
Masalah
adalah actual sudah terjadi untuk itu perlu tindakan perawatan, sehingga
tidak berdampak pada masalah lain (stroke)
Masalah dapat
dicegah untuk lebih parah, dan membutuhkan peran serta keluarga yang amat
besar, dalam merubah perilaku pemenuhan nutrisi, ada tenaga kesehatan
yang akan
membina.
Masalah belum
berat, dan membutuhkan waktu untuk mengubah kebiasaan keluarga
Tn.A
menganggap masalah
Anggapan
keluarga, bahwa masalah Ht ini adalah masalah yang biasa dan oleh Tn.A tidak
dirasakan
|
Prioritas masalah keperawatan
1. Ketidakefektifan keluarga dalam penatalaksanaan program
terapeutik berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga dalam merawat anggota
keluarga yang sakit.
2. Resiko gg perfusi jaringan berhubungan dengan ketidakmampuan
keluarga dalam mengenal masalah
III.
PERENCANAAN KEPERAWATAN KELUARGA
DP
|
Tujuan
|
kriteria
|
standar
|
intervensi
|
|
Jangka
panjang
|
Jangka pendek
|
||||
1ketidakefektifan
keluarga dlm penetalaksanaan program terapeutik b/d ketidakmampuan klrg dalam
merawat anggota keluarga yang sakit
|
Setelah
dilakukan tindakan perawatan selama 1 minggu pada keluarga Tn.A dapat
melakukan perawatan anggota keluarga yang mengalami masalah kesehatan
|
Setelah
dilakukan pertemuan 1x 20 menit keluarga mampu::
mengenal
masalah tentang penyakit Ht:
1.
Keluarga mampu
menyebutkan kembali pengertian Ht
|
Respon verbal
|
Ht adalah
Suatu kenaikan TD yang diakibatkan oleh adanya peningkatan tekanan dalam
perifer
|
1. Beri kesempatan pada keluarga untuk menyebutkan pengertian Ht
2. Beri reinforcement positif atas jawaban yang benar
3. Tanyakan kembali hal-hal yang telah didiskusikan
4. Beri kesempatan keluarga untuk brtanya tentang hal-hal yang
belum diket.
5. Beri kesempatan pada keluarga untuk menyebutkan pengertian Ht
6. Beri reinforcement positif atas jawaban yang benar
Tanyakan
kembali hal-hal
|
BAB II
TINJAUAN TEORI
A.
KONSEP KALUARGA USIA
PERTENGAHAN
Keluarga usia pertengahan adalah keluarga yang dimulai ketika anak
terakhir meninggalkan rumah dan berakhir pada saat pension atau kematian salah
satu pasangan
Keyword :
askep hipertensi
askep hipertensi pada lansia
askep hipertensi pdf
askep hipertensi nic noc
askep hipertensi emergency
askep hipertensi pada ibu hamil
askep hipertensi keluarga
askep hipertensi nic noc pdf
askep hipertensi doc
askep hipertensi gerontik
askep hipertensi lengkap
askep hipertensi.com
askep hipertensi contoh
askep hipertensi ckd
askep hipertensi penurunan curah jantung
askep hipertensi dan contoh kasus
askep home care hipertensi
askep ckd causa hipertensi
contoh askep hipertensi pada lansia
contoh askep hipertensi pdf
contoh askep hipertensi pada ibu hamil
askep hipertensi dalam kehamilan
askep hipertensi dalam bahasa inggris
askep hipertensi di puskesmas
askep hipertensi di ruang icu
askep hipertensi dalam kehamilan pdf
askep hipertensi di rumah sakit
askep hipertensi dengan diagnosa penurunan curah jantung
askep hipertensi dan dm
askep hipertensi di igd
askep hipertensi heart failure
askep hipertensi pemeriksaan fisik
askep hipertensi heart failure pdf
askep anatomi fisiologi hipertensi
format askep hipertensi
format askep hipertensi pada lansia
asuhan keperawatan hipertensi pemeriksaan fisik
askep hipertensi grade 2
askep hipertensi gestasional
askep hipertensi gestasional pada ibu hamil
askep hipertensi gadar
askep hipertensi grade 1
askep hipertensi gravidarum
askep hipertensi gangguan pola tidur
askep hipertensi gangguan perfusi jaringan
askep hipertensi gravida
askep hipertensi heart disease
askep hipertensi ibu hamil
contoh askep hipertensi heart disease
askep hipertensi pada hemodialisa
askep hipertensi pada ibu hamil pdf
askep hipertensi pada pasien hemodialisa
lp dan askep hipertensi heart disease
askep hipertensi hipertensi
askep hipertensi intoleransi aktivitas
askep hipertensi intervensi dan rasional
askep hipertensi intradialisis
askep hipertensi icu
askep kgd hipertensi
askep hipertensi intervensi rasional
askep hipertensi implementasi
askep individu hipertensi
askep hipertensi jurnal
askep hipertensi jantung
askep hipertensi rawat jalan
askep hipertensi di panti jompo
askep hipertensi pasien rawat jalan
askep gagal jantung hipertensi
jurnal askep hipertensi pdf
jurnal askep hipertensi pada lansia
askep hipertensi komunitas
askep hipertensi kehamilan
askep hipertensi kurang pengetahuan
askep hipertensi krisis
askep hipertensi komunitas keluarga
askep hipertensi keluarga pdf
askep hipertensi kasus
askep hipertensi kronik
askep hipertensi kronik pada ibu hamil
askep hipertensi lansia
askep hipertensi lansia pdf
askep hipertensi lengkap pdf
askep hipertensi lengkap dengan pathway
askep hipertensi lengkap nanda nic noc
askep hipertensi lengkap analisa data
askep hipertensi lansia nic noc
askep hipertensi lansia nanda nic noc
askep lp hipertensi
askep hipertensi maligna
askep hipertensi menurut doenges
askep hipertensi menurut nanda nic noc
askep hipertensi menurut who
askep hipertensi menurut gordon
askep hipertensi mendesak
asuhan keperawatan hipertensi menurut nanda nic noc
asuhan keperawatan hipertensi menurut teori
askep makalah hipertensi
askep maternitas hipertensi
askep hipertensi nyeri
askep hipertensi nyeri kepala
askep hipertensi ny
asuhan keperawatan hipertensi nanda nic noc
askep nyata hipertensi
askep hipertensi menurut nanda
askep hipertensi aplikasi nanda nic noc
askep hipertensi sesuai nanda nic noc
askep obat hipertensi
askep hipertensi pada orang dewasa
askep hipertensi pada keluarga
askep hipertensi pada lansia nanda nic noc
askep hipertensi pada kehamilan
askep hipertensi pada anak
askep hipertensi ppt
askep hipertensi pulmonal
askep hipertensi pada tn
askep hipertensi referensi terbaru
askep hipertensi rasional
askep dengan hipertensi
askep retinopati hipertensi
askep resume hipertensi
asuhan keperawatan retinopati hipertensi
askep hipertensi di ruang ugd
askep hipertensi scribd
askep hipertensi soap
askep hipertensi secara teori
askep hipertensi stage 2
askep hipertensi sesuai nanda
askep hipertensi sedang
askep hipertensi secara teoritis
askep hipertensi stage 1
askep hipertensi sekunder
askep hipertensi terbaru
askep hipertensi terbaru 2016
askep hipertensi terbaru pdf
askep hipertensi terbaru 2015
askep hipertensi tn
askep hipertensi teori
askep hipertensi terlengkap
askep hipertensi tahun 2015
askep hipertensi tipe 2
asuhan keperawatan hipertensi terbaru
askep hipertensi urgensi
askep hipertensi urgency
askep hipertensi untuk lansia
askep hipertensi ui
askep hipertensi urgensi pdf
asuhan keperawatan hipertensi urgency
asuhan keperawatan hipertensi urgensi
askep umum hipertensi
contoh askep hipertensi urgensi
askep hipertensi di ugd
askep hipertensi vertigo
askep hipertensi wordpress
askep hipertensi word
www.askep hipertensi
woc askep hipertensi
askep hipertensi yang lengkap
contoh askep hipertensi yang benar
askep hipertensi bab 1
askep hipertensi 2017
askep hipertensi 2016
askep hipertensi 2015
askep hipertensi 2014
askep hipertensi 2013
askep hipertensi 2010
askep hipertensi 2005
askep hipertensi 3 diagnosa
askep hipertensi grade 3
askep hipertensi bab 3
penyakit hipertensi
penyakit hipertensi pdf
penyakit hipertensi disebabkan oleh
penyakit hipertensi pada lansia
penyakit hipertensi itu apa
penyakit hipertensi menurut who
penyakit hipertensi dan pengobatannya
penyakit hipertensi paru
penyakit hipertensi ppt
penyakit hipertensi pada ibu hamil
penyakit hipertensi adalah
penyakit hipertensi akibat kelebihan mineral
penyakit hipertensi akut
penyakit akibat hipertensi
hipertensi penyakit atau bukan
penyakit jantung hipertensi adalah
penyebab penyakit hipertensi adalah
penyakit jantung hipertensi adalah pdf
obat penyakit hipertensi alami
penyakit hipertensi bagi ibu hamil
penyakit hipertensi berat
penyakit hipertensi b
apakah penyakit hipertensi bisa sembuh total
apakah penyakit hipertensi berbahaya
penyakit hipertensi dalam bahasa inggris
kode penyakit bpjs hipertensi
brosur penyakit hipertensi
bisakah penyakit hipertensi disembuhkan
penyakit hipertensi
penyakit krisis hipertensi
penyakit hipertensi dan cara pengobatannya
penyakit hipertensi dan cara mengatasinya
penyakit hipertensi dan cara pencegahannya
penyakit hipertensi dapat dicegah dengan cara
ciri penyakit hipertensi
penyebab penyakit hipertensi dan cara mengobatinya
mencegah penyakit hipertensi dengan cara
penyebab penyakit hipertensi dan cara mengatasinya
penyakit jantung hipertensi faktor risiko
farmakoterapi penyakit hipertensi
faktor penyakit hipertensi
frekuensi penyakit hipertensi
farmakologi penyakit hipertensi
foto penyakit hipertensi
patofisiologi penyakit hipertensi
fakta penyakit hipertensi
fisiologis penyakit hipertensi
penyakit hipertensi ginjal
penyakit ginjal hipertensi pdf
penyakit ginjal hipertensi adalah
penyakit hipertensi dan gejalanya
penyakit hipertensi dan gambarnya
penyakit hipertensi dan gula darah
gambar penyakit hipertensi
golongan penyakit hipertensi
gambaran penyakit hipertensi
penyebab penyakit hipertensi dan gejalanya
penyakit hipertensi heart disease
penyakit hipertensi hipotensi
penyakit hipertensi dan hipotensi
penyakit jantung hipertensi (hhd)
penyakit jantung hipertensi hhd pdf
kenapa penyakit hipertensi harus mengurangi garam
penyebab penyakit hipertensi dan hipotensi
penyakit tekanan darah tinggi hipertensi hypertension
penyakit hipertensi di indonesia
apakah penyakit hipertensi itu
penyakit pulmonal hipertensi idiopatik
data penyakit hipertensi di indonesia
intervensi penyakit hipertensi
prevalensi penyakit hipertensi di indonesia
penyakit hipertensi jantung
penyakit hipertensi jurnal
penyakit jantung hipertensi pdf
penyakit jantung hipertensi scribd
penyakit jantung hipertensi ppt
penyakit jantung hipertensi dan nutrisi
hipertensi penyakit jantung koroner
penyakit hipertensi kronis
penyakit hipertensi keturunan
penyakit komplikasi hipertensi
penyakit karena hipertensi
penyakit kardiovaskuler hipertensi
penyakit hipertensi pada kehamilan
penyakit hipertensi dalam kehamilan
penyakit hipertensi dan kolesterol
apakah hipertensi penyakit keturunan
penyakit hipertensi lansia
penyakit hipertensi pada lansia pdf
penyakit hipertensi pada usia lanjut
contoh askep penyakit hipertensi lengkap
lp penyakit hipertensi
leaflet penyakit hipertensi
penyakit makalah hipertensi pada lansia
pencegahan penyakit hipertensi pada lansia
larangan penyakit hipertensi
penyakit hipertensi menurut ustad danu
penyakit hipertensi menurut depkes
penyakit hipertensi menurut who tahun 2014
penyakit hipertensi menurut para ahli
penyakit hipertensi maligna
penyakit hipertensi menurut who tahun 2012
penyakit hipertensi makalah
hipertensi penyakit menurun
askep penyakit hipertensi nic noc
ncp penyakit hipertensi
nama penyakit hipertensi
penyakit hipertensi okular
penyakit hipertensi dan obatnya
penyakit hipertensi pada orang dewasa
obat penyakit hipertensi
penyakit yang disebabkan oleh hipertensi
penyakit hipertensi pulmonal
penyakit hipertensi portal
penyakit hipertensi primer
riwayat penyakit hipertensi
resume penyakit hipertensi
resiko penyakit hipertensi
referensi penyakit hipertensi
rehabilitasi penyakit hipertensi
rangkuman penyakit hipertensi
ringkasan penyakit hipertensi
rasional penyakit hipertensi
rawatan penyakit hipertensi
penyakit hipertensi stadium 1
penyakit hipertensi sekunder
pengobatan penyakit hipertensi secara medis
penyebab penyakit hipertensi sekunder
makalah penyakit hipertensi sekunder download
pengertian penyakit hipertensi secara umum
cara mengobati penyakit hipertensi secara alami
riwayat penyakit sekarang hipertensi
penyakit keturunan hipertensi
penyakit tentang hipertensi
hipertensi penyakit tekanan darah tinggi
hipertensi penyakit turunan atau bukan
penyakit hipertensi/darah tinggi
tanda penyakit hipertensi
terapi penyakit hipertensi
teori penyakit hipertensi
uraian penyakit hipertensi
urutan penyakit hipertensi di indonesia
umur penyakit hipertensi
video penyakit hipertensi
hipertensi dan penyakit jantung
penyakit hipertensi wikipedia
penyakit hipertensi
data penyakit hipertensi menurut who
prevalensi penyakit hipertensi menurut who
definisi penyakit hipertensi menurut who
pengertian penyakit hipertensi menurut who
data penyakit hipertensi menurut who tahun 2012
penyakit hipertensi yang penyebabnya tidak diketahui
youtube penyakit hipertensi
penyakit hipertensi 2015
penyakit hipertensi tahun 2015
jurnal penyakit hipertensi 2014
Mengenali Penaykit darah Tinggi ,
Pengobatan Hipertensi Anak secara Cepat ,
Obat Hiperntensi Ampuh dan Aman ,
Pengobatan Hipertensi Anak Secara Cepat ,
Solusi Pengobatan Penyakit Darah Tinggi , Mengenali Penaykit darah Tinggi ,
Pengobatan Hipertensi Anak secara Cepat ,
Obat Hiperntensi Ampuh dan Aman ,
Pengobatan Hipertensi Anak Secara Cepat ,
Solusi Pengobatan Penyakit Darah Tinggi ,
Mengenali Penyakit Darah tinggi (Hipertensi) , Mengenali Penyakit Darah tinggi (Hipertensi) ,